27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Sebut Keramaian di KCW Bukan Kerumunan, Mardohar Dinilai Mau Cari Aman

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komunikasi publik seorang Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan, dinilai sangat buruk. Mardohar Tambunan yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Medan, sebelumnya menyebut kerumunan yang ada di Kesawan City Walk (KCW) Jalan Ahmad Yani Medan merupakan keramaian.

IMBAU: Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan imbauan melalui pengeras suara kepada pengunjung Kesawan City Walk agar mematuhi Protokol Kesehatan.

“Para pejabat kita sekarang ini suka kali mengalihkan bahasa yang sudah jelas. Padahal sudah jelas di KCW terjadi kerumunan, dibilang keramaian. Inilah memang kelemahan pejabat kita sekarang. Lemah sekali komunikasi publik atau komunikasi massanya,” kata pakar komunikasi, Prof Suwardi Lubis menjawab Sumut Pos, Rabu (27/4).

Menurut Suwardi, pernyataan Mardohar Tambunan tersebut menunjukkan tidak adanya tanggungjawab selaku pejabat publik atau pelayan masyarakat. Ia juga menilai bahwa Mardohar terkesan ingin cari aman agar jabatannya tidak dicopot oleh Wali Kota Bobby Nasution. “Ini membuktikan bahwa rasa tanggungjawab dia (Mardohar) itu sudah berkurang. Dia mau cari selamat aja. Jika punya rasa tanggungjawab dan menyadari posisinya, tentu bahasa seperti itu tidak akan dia gunakan,” katanya.

Akademisi asal Universitas Sumatera Utara ini menambahkan, sikap Mardohar itu tidak baik sebagai seorang pejabat yang digaji oleh rakyat. “Sebaiknya seorang pejabat harus tegas mengungkapkan fakta sebenarnya. Mengurangi bahasa-bahasa yang membingungkan. Masyarakat kita sudah cerdas dan kritis sekarang,” katanya.

Kemudian ia meminta jangan pula masyarakat yang disalahkan dalam hal penanganan Covid-19 oleh pemerintah. “Karena rasa tanggungjawabnya itu kurang, maka bahasa yang disampaikan juga selalu menyalahkan masyarakat. Jangan diulangi lagilah sikap-sikap macam itu,” tegasnya.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan, sebelumnya menyebut keramaian yang terjadi di KCW Medan pada Sabtu (24/4) malam bukan kerumunan melainkan manusianya banyak.

“Malam Minggu itu semua sudah terpantau, mulai terpantau dengan suhu, cuci tangan. Jika mereka berkumpul langsung diantisipasi oleh petugas yang berjaga di sana baik Satgas, Dinas Perhubungan, mudah-mudahan berjalan baik. Sedangkan hari Minggu sepi karena hujan, tapi begitupun terus kita laksanakan pengawasan,” ujarnya, Senin (26/4).

Dia mengatakan, untuk meyakinkan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat, maka wali kota Medan ikut turun memantau dari ujung ke ujung dan semua berjalan dengan baik tidak ada masalah. “Jadi keramaian itu bukan kerumunan tapi banyak manusia di situ. Kendatipun, kita berbagai pihak langsung turun ke situ. Siapa yang duluan mendapat informasi dari CCTV akan terjadi kerumunan, siapapun dari kita langsung turun memecahnya,” katanya.

Mardohar kembali menegaskan, bahwa yang ditemukan bukan kerumunan tapi manusianya banyak. Karena itu, pihaknya dan petugas lainnya langsung mengimbau pengunjung untuk menggunakan masker, jangan berkerumun. “Kalau buka masker pas makan saja, tidak ada yang tidak terpantau kok. Kita sangat respon atas pertemuan gubernur dan pak walikota, edukasi terus kita lakukan. Kalau keramaian itu, di mana-mana yang namanya UKM pasti ramai,” ujar dia. (prn/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Komunikasi publik seorang Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Medan, Mardohar Tambunan, dinilai sangat buruk. Mardohar Tambunan yang juga Sekretaris Dinas Kesehatan Medan, sebelumnya menyebut kerumunan yang ada di Kesawan City Walk (KCW) Jalan Ahmad Yani Medan merupakan keramaian.

IMBAU: Wali Kota Medan, Muhammad Bobby Afif Nasution memberikan imbauan melalui pengeras suara kepada pengunjung Kesawan City Walk agar mematuhi Protokol Kesehatan.

“Para pejabat kita sekarang ini suka kali mengalihkan bahasa yang sudah jelas. Padahal sudah jelas di KCW terjadi kerumunan, dibilang keramaian. Inilah memang kelemahan pejabat kita sekarang. Lemah sekali komunikasi publik atau komunikasi massanya,” kata pakar komunikasi, Prof Suwardi Lubis menjawab Sumut Pos, Rabu (27/4).

Menurut Suwardi, pernyataan Mardohar Tambunan tersebut menunjukkan tidak adanya tanggungjawab selaku pejabat publik atau pelayan masyarakat. Ia juga menilai bahwa Mardohar terkesan ingin cari aman agar jabatannya tidak dicopot oleh Wali Kota Bobby Nasution. “Ini membuktikan bahwa rasa tanggungjawab dia (Mardohar) itu sudah berkurang. Dia mau cari selamat aja. Jika punya rasa tanggungjawab dan menyadari posisinya, tentu bahasa seperti itu tidak akan dia gunakan,” katanya.

Akademisi asal Universitas Sumatera Utara ini menambahkan, sikap Mardohar itu tidak baik sebagai seorang pejabat yang digaji oleh rakyat. “Sebaiknya seorang pejabat harus tegas mengungkapkan fakta sebenarnya. Mengurangi bahasa-bahasa yang membingungkan. Masyarakat kita sudah cerdas dan kritis sekarang,” katanya.

Kemudian ia meminta jangan pula masyarakat yang disalahkan dalam hal penanganan Covid-19 oleh pemerintah. “Karena rasa tanggungjawabnya itu kurang, maka bahasa yang disampaikan juga selalu menyalahkan masyarakat. Jangan diulangi lagilah sikap-sikap macam itu,” tegasnya.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan, sebelumnya menyebut keramaian yang terjadi di KCW Medan pada Sabtu (24/4) malam bukan kerumunan melainkan manusianya banyak.

“Malam Minggu itu semua sudah terpantau, mulai terpantau dengan suhu, cuci tangan. Jika mereka berkumpul langsung diantisipasi oleh petugas yang berjaga di sana baik Satgas, Dinas Perhubungan, mudah-mudahan berjalan baik. Sedangkan hari Minggu sepi karena hujan, tapi begitupun terus kita laksanakan pengawasan,” ujarnya, Senin (26/4).

Dia mengatakan, untuk meyakinkan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat, maka wali kota Medan ikut turun memantau dari ujung ke ujung dan semua berjalan dengan baik tidak ada masalah. “Jadi keramaian itu bukan kerumunan tapi banyak manusia di situ. Kendatipun, kita berbagai pihak langsung turun ke situ. Siapa yang duluan mendapat informasi dari CCTV akan terjadi kerumunan, siapapun dari kita langsung turun memecahnya,” katanya.

Mardohar kembali menegaskan, bahwa yang ditemukan bukan kerumunan tapi manusianya banyak. Karena itu, pihaknya dan petugas lainnya langsung mengimbau pengunjung untuk menggunakan masker, jangan berkerumun. “Kalau buka masker pas makan saja, tidak ada yang tidak terpantau kok. Kita sangat respon atas pertemuan gubernur dan pak walikota, edukasi terus kita lakukan. Kalau keramaian itu, di mana-mana yang namanya UKM pasti ramai,” ujar dia. (prn/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/