30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Bandara Kualanamu Terapkan Tes GeNose C-19, Harga Dibanderol Rp40 Ribu

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Bandara Internasional Kualanamu akan mulai menerapkan tes GeNose C-19 untuk calon penumpang pada Senin (7/6). Alat tersebut dibanderol dengan harga Rp40.000. Hal ini sesuai dengan SE Nomor 12/2021. Alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini bekerja dengan mendeteksi senyawa melalui hembusan nafas.

Tes GeNose C-19: Calon penumpang kereta api di Jakarta saat dites GeNose C-19. Hari ini di Bandara Kualanamu menerapkan tes GeNose C-19.

Executive General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Heriyanto Wibowo mengatakan, GeNose merupakan alternatif lain selain rapid tes antigen dan PCR. Jumlah bilik dan kapasitas pelayanan tes GeNose C-19 di Bandara Kualanamu dapat melayani 1.000 orang per hari.

Dijelaskannya, dalam melaksanakan tes GeNose tersebut akan dilakukan penjagaan yang ketat agar tidak keluar dari prosedur yang telah ditetapkan. “Standar yang terjaga serta pelayanan yang baik akan dilakukan untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Medan, Minggu(6/6).

Dilanjutkan Heriyanto, sejak 5 Juni kemarin hingga Minggu (6/6), sebanyak 100 pekerja di Bandara Kualanamu mengikuti uji coba penggunaan tes GeNose C-19 sebelum diberlakukan untuk masyarakat. Kegiatan tersebut digelar di Atrium Lantai I Bandara Kualanamu.

Dia juga memperkirakan pada tahap awal pelaksanaan tes GeNose ini akan diikuti oleh 20 persen hingga 25 persen dari jumlah penumpang pesawat. “Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia kita, fasilitas dan pelaksanaan GeNose C-19 ini sebagai alat tes Covid-19 bagi calon penumpang pesawat,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan napas. Di Indonesia, GeNose telah mengantongi izin edar dan izin pakai dari Kemenkes RI.

Penggunaan GeNose untuk mendeteksi penyakit Covid-19 melalui embusan napas, telah dijadikan salah satu alternatif skrining kesehatan pada berbagai moda transportasi umum selama pandemi COVID-19. Namun, seberapa ampuhkah tes GeNose C19 untuk mendeteksi virus Corona dan bagaimana cara kerjanya?

Cara Kerja GeNose C19

GeNose C19 mampu mengidentifikasi virus Corona dengan cara mendeteksi senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compound (VOC). VOC diketahui dapat terbentuk karena adanya infeksi virus Corona dan keluar bersama embusan napas. Penelitian menunjukkan bahwa para penderita COVID-19 menghasilkan VOC yang lebih tinggi daripada orang yang tidak terkena infeksi virus Corona.

Pada tes GeNose, orang yang diperiksa akan diminta mengembuskan napas ke sebuah alat berbentuk tabung, kemudian alat sensor dalam tabung tersebut akan mendeteksi VOC dalam napas yang diembuskan.

GeNose membutuhkan waktu sekitar 2″3 menit untuk mendeteksi ada tidaknya VOC yang bisa menandakan COVID-19. Satu unit alat GeNose diperkirakan mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per harinya.

Adapun keuntungan dari penggunaan GeNose C19, yakni, hasil tes yang cepat dan tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya seperti pada pemeriksaan rapid test, biaya tes deteksi virus Corona menggunakan GeNose C19 relatif murah, pengambilan sampel tes berupa embusan napas dinilai jauh lebih nyaman daripada pengambilan sampel dengan metode swab.

Keampuhan Tes GeNose C19

GeNose C19 telah melalui uji profiling pada 600 sampel di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyakarta, dan menunjukkan tingkat akurasi hingga 97%.

Dari hasil uji coba tersebut, tes GeNose C19 dinilai bisa menjadi alternatif untuk mendeteksi infeksi virus Corona. Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan tingkat akurasi dan efektivitas GeNose dalam mendeteksi virus Corona secara spesifik.

Pasalnya, VOC yang dideteksi dalam tes GeNose C19 juga bisa terdapat pada embusan napas penderita penyakit pernapasan lainnya, seperti asma, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Oleh karena itu, mendiagnosis penyakit Covid-19 sebenarnya tidak cukup mengandalkan tes GeNose C19. Sampai saat ini, hasil tes PCR dan pemeriksaan dari dokterlah yang masih menjadi standar untuk mendiagnosa Covid-19, sementara pemeriksaan lainnya hanya digunakan untuk skrining.

Sebagai salah satu alat skrining, GeNose C19 yang ditemukan oleh para ahli dari UGM ini diharapkan dapat membantu mendeteksi penderita Covid-19 yang tidak bergejala, sehingga tingkat penyebaran Covid-19 -19 bisa lebih terkontrol. Namun, apa pun hasil tes GeNose C19, semua orang harus tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 . (mag-1/bbs)

KUALANAMU, SUMUTPOS.CO – Bandara Internasional Kualanamu akan mulai menerapkan tes GeNose C-19 untuk calon penumpang pada Senin (7/6). Alat tersebut dibanderol dengan harga Rp40.000. Hal ini sesuai dengan SE Nomor 12/2021. Alat deteksi Covid-19 buatan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini bekerja dengan mendeteksi senyawa melalui hembusan nafas.

Tes GeNose C-19: Calon penumpang kereta api di Jakarta saat dites GeNose C-19. Hari ini di Bandara Kualanamu menerapkan tes GeNose C-19.

Executive General Manajer PT Angkasa Pura II Bandara Kualanamu, Heriyanto Wibowo mengatakan, GeNose merupakan alternatif lain selain rapid tes antigen dan PCR. Jumlah bilik dan kapasitas pelayanan tes GeNose C-19 di Bandara Kualanamu dapat melayani 1.000 orang per hari.

Dijelaskannya, dalam melaksanakan tes GeNose tersebut akan dilakukan penjagaan yang ketat agar tidak keluar dari prosedur yang telah ditetapkan. “Standar yang terjaga serta pelayanan yang baik akan dilakukan untuk masyarakat yang akan melakukan perjalanan,” ujarnya kepada sejumlah wartawan di Medan, Minggu(6/6).

Dilanjutkan Heriyanto, sejak 5 Juni kemarin hingga Minggu (6/6), sebanyak 100 pekerja di Bandara Kualanamu mengikuti uji coba penggunaan tes GeNose C-19 sebelum diberlakukan untuk masyarakat. Kegiatan tersebut digelar di Atrium Lantai I Bandara Kualanamu.

Dia juga memperkirakan pada tahap awal pelaksanaan tes GeNose ini akan diikuti oleh 20 persen hingga 25 persen dari jumlah penumpang pesawat. “Ini dilakukan untuk memastikan kesiapan sumber daya manusia kita, fasilitas dan pelaksanaan GeNose C-19 ini sebagai alat tes Covid-19 bagi calon penumpang pesawat,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, GeNose C19 adalah alat yang dibuat khusus oleh para ahli dari Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mendeteksi infeksi virus Corona melalui embusan napas. Di Indonesia, GeNose telah mengantongi izin edar dan izin pakai dari Kemenkes RI.

Penggunaan GeNose untuk mendeteksi penyakit Covid-19 melalui embusan napas, telah dijadikan salah satu alternatif skrining kesehatan pada berbagai moda transportasi umum selama pandemi COVID-19. Namun, seberapa ampuhkah tes GeNose C19 untuk mendeteksi virus Corona dan bagaimana cara kerjanya?

Cara Kerja GeNose C19

GeNose C19 mampu mengidentifikasi virus Corona dengan cara mendeteksi senyawa organik yang mudah menguap atau volatile organic compound (VOC). VOC diketahui dapat terbentuk karena adanya infeksi virus Corona dan keluar bersama embusan napas. Penelitian menunjukkan bahwa para penderita COVID-19 menghasilkan VOC yang lebih tinggi daripada orang yang tidak terkena infeksi virus Corona.

Pada tes GeNose, orang yang diperiksa akan diminta mengembuskan napas ke sebuah alat berbentuk tabung, kemudian alat sensor dalam tabung tersebut akan mendeteksi VOC dalam napas yang diembuskan.

GeNose membutuhkan waktu sekitar 2″3 menit untuk mendeteksi ada tidaknya VOC yang bisa menandakan COVID-19. Satu unit alat GeNose diperkirakan mampu melakukan sekitar 120 kali pemeriksaan per harinya.

Adapun keuntungan dari penggunaan GeNose C19, yakni, hasil tes yang cepat dan tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya seperti pada pemeriksaan rapid test, biaya tes deteksi virus Corona menggunakan GeNose C19 relatif murah, pengambilan sampel tes berupa embusan napas dinilai jauh lebih nyaman daripada pengambilan sampel dengan metode swab.

Keampuhan Tes GeNose C19

GeNose C19 telah melalui uji profiling pada 600 sampel di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Yogyakarta, dan menunjukkan tingkat akurasi hingga 97%.

Dari hasil uji coba tersebut, tes GeNose C19 dinilai bisa menjadi alternatif untuk mendeteksi infeksi virus Corona. Meski begitu, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan tingkat akurasi dan efektivitas GeNose dalam mendeteksi virus Corona secara spesifik.

Pasalnya, VOC yang dideteksi dalam tes GeNose C19 juga bisa terdapat pada embusan napas penderita penyakit pernapasan lainnya, seperti asma, kanker paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Oleh karena itu, mendiagnosis penyakit Covid-19 sebenarnya tidak cukup mengandalkan tes GeNose C19. Sampai saat ini, hasil tes PCR dan pemeriksaan dari dokterlah yang masih menjadi standar untuk mendiagnosa Covid-19, sementara pemeriksaan lainnya hanya digunakan untuk skrining.

Sebagai salah satu alat skrining, GeNose C19 yang ditemukan oleh para ahli dari UGM ini diharapkan dapat membantu mendeteksi penderita Covid-19 yang tidak bergejala, sehingga tingkat penyebaran Covid-19 -19 bisa lebih terkontrol. Namun, apa pun hasil tes GeNose C19, semua orang harus tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 . (mag-1/bbs)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/