NIAS BARAT, SUMUTPOS.CO – Sangat disiplin melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) dan sudah divaksin sebanyak dua kali, bukan jaminan tidak bisa terpapar Covid-19. Buktinya, Sekretaris Daerah (Sekda) Nias Barat, Fakhili Gulo masih terpapar virus berbahaya tersebut.
Fakhili Gulo saat ini dinyatakan positif Covid-19 dan sedang menjalani isolasi di Rumah Sakit Thomsen Gunungsitoli. Kadis Kesehatan Nias Baratn
Rahmati Daeli ketika dikonfirmasi wartawan, membenarkan kabar tersebut. Disebutnya, sejak Rabu (7/7), Sekda Nias Barat menjalani isolasi di RS Thomsen Gunungsitoli.
“Tadi malam kita antar Pak Sekda ke rumah sakit karna mengalami gejala batuk, badannya demam, dan permintaan kita tadi malam untuk segra di swab PCR. Hasilnya tadi siang sudah positif Covid-19 dan sekarang Pak Sekda sudah dirawat di ruang isolasi RSU Thomsen Gunungsitoli,” kata Rahmati Daeli, Kamis (8/7).
Rahmati Daeli juga menginformasikan, saat ini total ada tujuh orang warga Nias Barat yang dinyatakan positif Covid19, termasuk Sekda Fakhili Gulo. Saat ini, kata Rahmati, aksi untuk protokol kesehatan di Nias Barat harus ditingkatkan.
Tempat pertemuan yang telah dikunjungi Sekda di kantor bupati, ruang kerja Sekda dan Kantor Bappeda dilakukan penyemprotan disinfektan. “Nias Barat meningkatkan protokol kesehatan, pakai masker cuci tangan, jaga jarak dan dikurangi mobilisasi bila tidak penting terutama pertemuan di tingkat perkantoran di lingkup Kabupaten Nias Barat dan baru sore ini desinfektan ruangan kantor bupati dan kantor Bappeda,” sebutnya.
Fakhili Gulo saat dikonfirmasi via aplikasi WhatsApp, seperti dikutip dari Medanbisnisdaily.com, membenarkan kalau dirinya sudah positif Covid-19. Ia mengaku mengalami gejala batuk kering, demam, dan kelelahan.
Meskipun ia mengaku sudah mendapat vaksin sebanyak 2 kali dan sangat disiplin melaksanakan prokes, tetapi masih bisa juga terpapar Covid. “Saya itu, sangat disiplin ya masalah prokes, dimana-mana pakai masker. Tapi saya kecolongan saat foto bersama dan makan bersama, di Medan dan Jakarta, saya menduga dari situ saya terpapar,” duga Fakhili.
Dia pun membeberkan, pada 29 Juni 2021, dia baru pulang dari Jakarta. Namun sebelum pulang, ia diswab, hasilnya negatif. Kemudian pada Jumat (2/7), ia mulai mengalami demam tinggi, tetapi kembali turun hingga Sabtu (3/7) dan Minggu (4/7).
Pada Hari Senin (5/7), ia masih beraktivitas ke kantor, tetapi sudah mulai batuk-batuk dan merasa kelelahan. Keesokan harinya, Selasa (6/7), ia semakin merasakan batuk dan masih demam. Akhirnya pada Rabu (7/7) malam, ia dites swab dan dinyatakan positif Covid-19.
Fakhili yang tengah dirawat di RSU Thomsen menginformasikan, kemarin siang, semua keluarga dan stafnya telah diswab dan hasilnya tidak ada yang positif Covid-19. Ia berharap agar siapapun yang telah berdekatan dengannya sejak beberapa hari yang lalu, agar segera melakukan swab untuk memutus mata rantai Covid di Nias Barat.
Sehari, RS USU Vaksin 20 Remaja
Sementara, RS USU di Jalan Dr Mansyur Medan, sudah mulai melayani vaksinasi Covid-19 terhadap remaja usia 12-17 tahun. Kemarin (8/7), ssebanyak 20 remaja mulai mengikuti vaksinasi Covid-19 di lantai 2 rumah sakit tersebut.
Direktur Penelitian dan Kerjasama RSU USU dr Ivana Alona mengatakan, kegiatan vaksinasi anak akan berlangsung sampai satu bulan. Vaksinasi dilakukan pada Senin sampai Jumat sekitar pukul 13.00 WIB-14.30 WIB. “Maksimal 20 anak setiap hari dalam sebulan ini, sambil kami menunggu stok vaksin dari Dinas Kesehatan Kota Medan. Sebab, vaksinasi anak dan remaja ini berlangsung dari Instruksi Dinas Kesehatan Kota Medan yang mencanangkan mulai 7 Juli 2021,” kata Ivana didampingi Humas RS USU, Muhammad Zeinizen.
Ivana menyebutkan, jika memang stok vaksin sudah ada, maka pihaknya akan berkoordinasi lagi ke depan untuk melakukan vaksinasi anak. Namun, vaksinasi anak tersebut khusus bagi warga Kota Medan saja. “Jika anak ada yang mengalami gangguan atau efek samping, maka akan langsung diberikan kepada tim KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) untuk ditangani. Namun, sejauh ini belum ada anak yang mendapatkan gejala apapun,” sebutnya.
Menurut Ivana, anak atau remaja yang divaksin corona ini tidak ada paksaan. Artinya, atas kemauan dari mereka dengan didampingi orangtuanya atau keluarganya masing-masing. “Anak-anak ini secara mandiri bersama orangtuanya datang untuk divaksin dan sebelumnya sudah mendaftar. Kita tidak ada kerjasama dengan sekolah manapun. Di RS USU ini sebelumnya juga kita sudah ada layanan vaksin Covid-19 buat dewasa dan lansia, sehingga informasi layanan vaksin anak sudah tersosialisasikan di masyarakat,” ungkapnya.
Ivana menjelaskan, sebelum para remaja divaksin, terlebih dahulu dilakukan skirining dan pendataan. Selanjutnya, barulah anak masuk ke ruangan untuk mendapatkan suntikan vaksin. Namun, pihak rumah sakit terlebih dahulu memberikan surat persetujuan tindakan kepada orang tua. Hal ini tujuannya agar apapun tindakan yang dilakukan pada vaksinasi anak atas berdasarkan izin dari orang tua. “Jadi anak yang divaksin hari ini sudah atas izin orangtuanya. Vaksin yang kita gunakan sama dengan yang digunakan orang dewasa yaitu Sinovac. Setelah divaksin, mereka kita pantau selama 15 menit. Jika tidak ada KIPI, anak diperolehkan pulang,” terangnya.
Dia mengingatkan, setelah divaksin Covid-19, anak sebaiknya istirahat. Di samping itu, terus menerapkan protokol kesehatan (prokes). “Harus istirahat usai vaksin, karena pada tubuhnya sedang ada pembentukan antibodi,” pungkasnya.
Sementara, salah seorang peserta vaksin anak, Felicia (12) mengaku, termotivasi untuk vaksin supaya terlindungi dari Covid-19. Informasi vaksinasi tahu dari orang tuanya. “Informasi ada vaksinasi ini dari mama. Memang ada rasa takut sih, tapi tetap harus berani untuk divaksin. Jika sekolah saya sudah buka, jadi saya sudah bisa masuk sekolah dan terlindungi dari virus corona. Tapi, tetap juga menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya.
Pegawai Plaza Millenium Wajib Vaksin
Plaza Millenium memberlakukan kebijakan dengan mewajibkan pegawai atau orang yang bekerja di dalam gedung pusat perbelanjaan tersebut divaksin Covid-19. Jika tidak, maka diminta untuk mengundurkan diri atau resign.
Pimpinan Plaza Millenium ICT Center Medan, Herri Zulkarnain mengatakan, pihaknya menargetkan pada bulan Juli ini 100 persen pegawai atau pekerja yang ada harus sudah divaksin Covid-19. Sejauh ini, sudah 40 persen pekerja yang sudah divaksin.
“Apabila pekerja belum juga divaksin, maka pengelola tidak memperkenankan masuk ke dalam gedung mal dan diminta untuk resign atau mengundurkan diri. Jangan gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga. Artinya, jangan gara-gara satu orang tidak divaksin, kena semuanya,” ujar Herri didampingi Marketing Manager Plaza Millennium ICT Center, Machruzar saat ditemui, Kamis (8/7).
Menurut Herri, vaksinasi Covid-19 yang digaungkan pemerintah saat ini dapat membantu percepatan ekonomi karena membuat herd immunity atau kekebalan tubuh. Dengan begitu, kondisi ekonomi bisa kembali normal. “Kita juga membuat kebijakan yaitu menyiapkan angkutan bus bagi pegawai atau SPG (Sales promotion Girl) Plaza Millenium yang belum divaksin. Artinya, mereka akan diantar-jemput menggunakan bus ke sentra vaksinasi Covid-19. Tidak ada alasan bagi pegawai dan SPG sulit mendapatkan layanan vaksinasi karena sudah banyak tempat layanannya,” sebut Herri.
Dia mengharapkan, kebijakan vaksinasi Covid-19 terhadap pekerja mal dapat diberlakukan di pasar tradisional. Kalau pedagang di pasar tidak divaksin, maka tidak boleh berjualan. “Begitu juga apabila pedagang maupun pembeli tidak pakai masker atau tidak menerapkan protokol kesehatan, maka harus keluar dari pasar,” ungkap Herri.
Marketing Manager Plaza Millennium ICT Center, Machruzar menambahkan, vaksinasi corona ini demi kebaikan bersama, sehingga pihak swasta harus turut serta membantu pemerintah. “Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan pelaku usaha, perusahaan swasta dan sebagainya, mendorong karyawannya atau keluarga untuk divaksin,” ujarnya. (mbc/ris)