MEDAN, SUMUTPOS.CO – Semester pertama tahun 2021, ekspor karet alam dari Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebesar 187.277 ton.
Ini menunjukkan adanya peningkatan volume eskpor sebesar 9,9 persen dibandingkan Semester pertama pada tahun 2020 sebesar 170.425 ton.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, menjelaskan bahwa oeningkatan ini adalah kinerja ekspor di masa pandemi Covid-19 tahun kedua.
“Namun, bila dibandingkan volume ekspor semester pertama 2021 dibandingkan Semester pertama 2019. Dimana belum ada pandemi Covid-19, masih mengalamai penurunan sebesar 16.118 ton atau 7,9 persen,” kata Edy, Minggu (1/8).
Edy mengungkapkan peningkatan pada bulan Januari-April 2021 sejalan dengan membaiknya permintaan dari negara konsumen, diantaranya Jepang, Amerika Serikat, China, India.
“Namun terjadi penurunan pada Mei dan Juni karena pihak buyer melakukan penjadwalan ulang pengapalan atau resechedule shipment. Ditengarai adanya kendala operasional dari perusahaan pelayaran, yakni kapasitas kapal yang tidak optimal dan kelangkaan kontainer,” sebut Edy.
Edy menambahkan peningkatan volume ekspor juga diikuti dengan peningkatan harga, dimana rata-rata harga karet jenis TSR20 pada Semeseter pertama 2021 sebesar 166,1 sen AS per kg atau meningkat tajam sebesar 36% dibandingkan Semester pertama tahun 2020 ataubawal pandemi Covid-19, yang berada pada rata-rata 122,2 sen AS. (gus/ram)
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Semester pertama tahun 2021, ekspor karet alam dari Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebesar 187.277 ton.
Ini menunjukkan adanya peningkatan volume eskpor sebesar 9,9 persen dibandingkan Semester pertama pada tahun 2020 sebesar 170.425 ton.
Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah, menjelaskan bahwa oeningkatan ini adalah kinerja ekspor di masa pandemi Covid-19 tahun kedua.
“Namun, bila dibandingkan volume ekspor semester pertama 2021 dibandingkan Semester pertama 2019. Dimana belum ada pandemi Covid-19, masih mengalamai penurunan sebesar 16.118 ton atau 7,9 persen,” kata Edy, Minggu (1/8).
Edy mengungkapkan peningkatan pada bulan Januari-April 2021 sejalan dengan membaiknya permintaan dari negara konsumen, diantaranya Jepang, Amerika Serikat, China, India.
“Namun terjadi penurunan pada Mei dan Juni karena pihak buyer melakukan penjadwalan ulang pengapalan atau resechedule shipment. Ditengarai adanya kendala operasional dari perusahaan pelayaran, yakni kapasitas kapal yang tidak optimal dan kelangkaan kontainer,” sebut Edy.
Edy menambahkan peningkatan volume ekspor juga diikuti dengan peningkatan harga, dimana rata-rata harga karet jenis TSR20 pada Semeseter pertama 2021 sebesar 166,1 sen AS per kg atau meningkat tajam sebesar 36% dibandingkan Semester pertama tahun 2020 ataubawal pandemi Covid-19, yang berada pada rata-rata 122,2 sen AS. (gus/ram)