Besok, Menteri ESDM Bahas dengan DPR
JAKARTA-Sinyal bakal naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubdisi (premium), makin menguat. Berbagai opsi digadang, termasuk kenaikan bertahap. Per 1 April mendatang, harga premium bisa dipatok Rp6.500.
Setidaknya, pemerintah yang diwakili kementerian ESDM dijadwalkan melakukan rapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (26/1), besok. Agendanya, membahas opsi terkait dengan kebijakan pengaturan BBM bersubsidi. Selama ini, banyak opsi yang muncul sebagai usulan. Antara lain penerapan harga tengah premium dan kenaikan secara bertahap.
Dengan opsi kenaikan bertahap, harga premium bisa menjadi Rp6.500. Perhitungannya, harga ekonomis premium Rp8.200 per liter dikurangkan biaya alpha dan pajak yang ditanggung pemerintah. Biaya alpha adalah biaya distribusi ditambah margin.
Kenaikan menjadi Rp8.200 per liter dilakukan bertahap. Misalnya, 1 April mendatang Rp6.500, kemudian 1 April 2013 menjadi Rp7.200 per liter dan tahun berikutnya Rp8.200 per liter.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, apapun opsi yang akan diambil, strategi untuk mengurangi ke tergantungan terhadap BBM tetap harus dijalankan dengan mendorong penggunaan gas. “Jangan menunggu April. Sekarang saja mulai digerakkan untuk gunakan gas,” kata besan Presiden SBY di kompleks Istana Kepresidenan, kemarin (24/12).
Sebelumnya, Hatta Rajasa menilai, rencana pembahasan kembali Undang-undang APBN 2012 antara pemerintah dengan DPR sebagai langkah yang tepat. “Saya kira sudah benar jika Komisi VII DPR ingin membahas itu kembali,” kata.
Pembahasan tersebut untuk mendapatkan opsi lain terkait dengan kebijakan pembatasan dan pengaturan BBM bersubdisi yang rencananya akan berlaku per 1 April nanti. Seperti diketahui, UU APBN 2012 tidak memberikan ruang untuk diberlakukannya opsi kenaikan harga BBM. Sehingga, opsi yang tersedia adalah menggunakan pertamax atau beralih ke bahan bakar gas (BBG) seperti yang tengah disiapkan pemerintah.
Hatta berpendapat, dua opsi yang tersedia itu dirasa tidak cukup. “Kalau menurut saya, kalau tidak ada opsi (lain), masyarakat kita menggunakan pertamax atau menggunakan gas. Itu tidak pas juga,” katanya. Namun hal itu juga tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba. “Maka harus dilakukan bertahap pula,” sambungnya. (fal/nw/jpnn)