Kei Nishikori, Matahari Baru Asia di Ajang Tenis Profesional
Grand Slam Asia Pasifik, demikian sebutan untuk Australia Terbuka. Setelah sekian lama menunggu, Asia akhirnya punya kebanggaan baru di nomor tunggal putra. Dia adalah Kei Nishikori, yang kemarin menembus perempat final grand slam awal tahun itu.
Tahun lalu adalah periode emas bagi tenis profesional Asia. Untuk kali pertama dalam sejarah, wakil Asia berhasil merebut gelar grand slam pada nomor tunggal. Pencetak sejarah itu adalah petenis asal Tiongkok Li Na yang menjadi kampiun di Prancis Terbuka.
Harapan pun disandarkan kepadanya menjelang Australia Terbuka. Dia diharapkan berjaya di kandang sendiri, Australia Terbuka. Sayang, lapangan keras sepertinya tidak cocok untuk Li Na. Dia tersingkir di babak keempat.
Namun, Asia memiliki harapan lain pada sosok Kei Nishikori. Tunggal putra asal jepang itu berhasil menembus perempat final. Kemarin (23/1), petenis 22 tahun itu mengalahkan petenis unggulan keenam asal Pracis Jo-Wilfried Tsonga 2-6, 6-2, 6-1, 3-6, 6-3.
Baru perempat final, namun prestasi Nishikori tidak kalah fenomenal dibandingkan Li Na. Bagaimana pun, persaingan tunggal putra saat ini jauh lebih sengit dibandingkan tunggal putri. Dia pun menyamai prestasi dua pendahulunya sesama petenis Jepang, Ryosuki Nunoi dan Jiro Satoh. Tapi, patut diperhatikan, Nunoi dan Satoh melakukannya jauh sebelum era terbuka, yaitu pada 1932 atau 80 tahun sebelumnya.
“Semoga saya menjadi seperti Li Na di bagian putra,” harap Nishikori, mengacu pada gelar juara grand slam yang sudah diraih Li Na.Memasuki musim ini, Nishikori menjadi petenis Asia dengan peringkat tertinggi di ATP (Asosiasi Tenis Putra). Dia berada di peringkat ke-24 yang menjadi peringkat terbaik dalam karirnya.
“Sejujurnya, ada banyak petenis bagus di Asia dan saya senang menjadi yang teratas dari Asia,” ujar pria yang saat ini menetap di Florida, Amerika Serikat (AS) itu.
Nishikori sudah meninggalkan negara kelahirannya pada usia 13 tahun. Itu dia lakuka untuk menimpa diri di ‘pabrik’ petenis hebat dunia, Nick Bollettieri Tennis Academy. Di antara petenis hebat yang lahir dari akademi itu adalah Pete Sampras, Andre Agassi, Bjorn Borg, Boris Becker. Termasuk pula martina Hingis, Jennifer Capriati, Maria Sharapova, dan duo Williams, Venus dan Serena.
Gelar pertama di ATP direbut Nishikori di Delray Beach Terbuka 2008.Tahun yang sama, dia untuk kali pertama meraih empat besar grand slam. Sejak saat itu, namanya mulai diperhitungkan di tenis internasional.(ady/jpnn)