30 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Galaxi Superstar Menuju Korea

DEMAM K-POP DI MEDAN

Menjadi terkenal menjadi salah satu impian bagi siapa saja. Apalagi keterkenalan tersebut hingga mancanegara, maka berbagai usaha akan dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut.

MEDAN- Ini juga yang ditunjukkan oleh para peserta Galaxy Superstar menjadi bintang Asia, dalam audisi. Sekitar 2000 peserta yang terdiri dari wanita dan pria mengikuti ajang pencarian bakat ini. Peserta rela mengantre di pelataran parkir Amaliun Food Court untukmenunjukkanbakatnyadalamtarik suara dan menari. “Tapi kalau bisa memainkan alat musik itu akan lebih dinilai,” ujar Programming Indosiar, Ayi Farid.

Ayi menjelaskan, bahwa ajang ini terbuka untuk umum, baik solo maupun duo, tidak harus group. “Bebas untuk siapa saja, tidak harus group kok,” ujar Ayi Sabtu (28/1).

Selain diikuti oleh berbagai kalangan, yang menarik dari ajang ini adalah hadiah yang akan diberikan oleh panitia. 10 pemenang nasional akan dibawa ke Korea untuk belajar lebih jelas tekhnik tari dan nyanyi K-Pop yang saat ini sedang melanda Indonesia. “10 pemenang akan ke Korea selama 6 bulan untuk belajar nanyi dan tari, karena ajang ini merupakan kerjasama dari 2 negara,” ungkap Ayi.

Sang konseptor, Yoon Kwon yang berasal dari Korea menyatakan bahwa ini adalah proyek pertama yang dilakukan oleh PT YS Media, perpanjangan tangan pihak Korea. “Dengan kerja sama ini, kita akan membawa sistem kerjakitauntukmenghasilkanartisdengan bakat yang alami,” ujar Yoon.

Saat ini yang menjadi fenomena dalam dunia tarik suara adalah kehadiran bintang K-Pop asal Korea yang berhasilmencuriperhatianmasyarakat dunia. Selainsuara, parabintanginijuga menjual penampilan mereka yang menonjolkan karekteristiknya. Menurut Yoon, untuk membuat ini bisa dikenal di dunia membutuhkan waktu 20 hingga 30 tahun. “Tidak mudah mengenalkan musik kita ke luar, salah satu yang kita tekankan adalah karekteristik dari artis tersebut,” tambah Yoon.

Yoon menegaskan, bahwa saat pemenang yang telah menempuh pelatihan di Korea akan tetap dikenal sebagai musik Indonesia, karena selama masa pelatihan di Korea, pemenang akan dikenali dengan karekteristiknya.

“Dikenal dimanapun tetap dianggap sebagai musik Indonesia. Selama ini, artis hanya dikasih lagu, tapi dia tidak tahu, apakah itu cocok atau tidak, nah ini lah yang bisa menghilangkan kualitas dari si artis tersebut,” ungkapnya.

Dengan mempelajari karakteristiknya, diharapkan nantinya pemenang siap untuk dikenal di seluruh Asia.

Setelah audisi yang dilakukan pada 28 dan 29 Januari, audisi selanjutnya akan dilakukan di Pardede Hall dengan juri dari Jakarta. “Nanti audisi selanjutnya di Pardede Hall, jurinya Pongki dan Rio Febrian,” tambah Ayi.

Indonesia merupakan proyek pertama kerjasama dalam pencarian bakat ini bersama PT YS Media, diharapkan dapat berhasil sehingga kerjasama ini dapat berkelanjutan. “Banyak sekali bakat alami yang dimiliki Indonesia, saya sudah 2 tahun tinggal disini, dan merasa mereka tidak memiliki wadah untuk bakatnya,” ujar Yoon. (ram)

DEMAM K-POP DI MEDAN

Menjadi terkenal menjadi salah satu impian bagi siapa saja. Apalagi keterkenalan tersebut hingga mancanegara, maka berbagai usaha akan dilakukan untuk mewujudkan impian tersebut.

MEDAN- Ini juga yang ditunjukkan oleh para peserta Galaxy Superstar menjadi bintang Asia, dalam audisi. Sekitar 2000 peserta yang terdiri dari wanita dan pria mengikuti ajang pencarian bakat ini. Peserta rela mengantre di pelataran parkir Amaliun Food Court untukmenunjukkanbakatnyadalamtarik suara dan menari. “Tapi kalau bisa memainkan alat musik itu akan lebih dinilai,” ujar Programming Indosiar, Ayi Farid.

Ayi menjelaskan, bahwa ajang ini terbuka untuk umum, baik solo maupun duo, tidak harus group. “Bebas untuk siapa saja, tidak harus group kok,” ujar Ayi Sabtu (28/1).

Selain diikuti oleh berbagai kalangan, yang menarik dari ajang ini adalah hadiah yang akan diberikan oleh panitia. 10 pemenang nasional akan dibawa ke Korea untuk belajar lebih jelas tekhnik tari dan nyanyi K-Pop yang saat ini sedang melanda Indonesia. “10 pemenang akan ke Korea selama 6 bulan untuk belajar nanyi dan tari, karena ajang ini merupakan kerjasama dari 2 negara,” ungkap Ayi.

Sang konseptor, Yoon Kwon yang berasal dari Korea menyatakan bahwa ini adalah proyek pertama yang dilakukan oleh PT YS Media, perpanjangan tangan pihak Korea. “Dengan kerja sama ini, kita akan membawa sistem kerjakitauntukmenghasilkanartisdengan bakat yang alami,” ujar Yoon.

Saat ini yang menjadi fenomena dalam dunia tarik suara adalah kehadiran bintang K-Pop asal Korea yang berhasilmencuriperhatianmasyarakat dunia. Selainsuara, parabintanginijuga menjual penampilan mereka yang menonjolkan karekteristiknya. Menurut Yoon, untuk membuat ini bisa dikenal di dunia membutuhkan waktu 20 hingga 30 tahun. “Tidak mudah mengenalkan musik kita ke luar, salah satu yang kita tekankan adalah karekteristik dari artis tersebut,” tambah Yoon.

Yoon menegaskan, bahwa saat pemenang yang telah menempuh pelatihan di Korea akan tetap dikenal sebagai musik Indonesia, karena selama masa pelatihan di Korea, pemenang akan dikenali dengan karekteristiknya.

“Dikenal dimanapun tetap dianggap sebagai musik Indonesia. Selama ini, artis hanya dikasih lagu, tapi dia tidak tahu, apakah itu cocok atau tidak, nah ini lah yang bisa menghilangkan kualitas dari si artis tersebut,” ungkapnya.

Dengan mempelajari karakteristiknya, diharapkan nantinya pemenang siap untuk dikenal di seluruh Asia.

Setelah audisi yang dilakukan pada 28 dan 29 Januari, audisi selanjutnya akan dilakukan di Pardede Hall dengan juri dari Jakarta. “Nanti audisi selanjutnya di Pardede Hall, jurinya Pongki dan Rio Febrian,” tambah Ayi.

Indonesia merupakan proyek pertama kerjasama dalam pencarian bakat ini bersama PT YS Media, diharapkan dapat berhasil sehingga kerjasama ini dapat berkelanjutan. “Banyak sekali bakat alami yang dimiliki Indonesia, saya sudah 2 tahun tinggal disini, dan merasa mereka tidak memiliki wadah untuk bakatnya,” ujar Yoon. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/