MEDAN, SUMUTPOS – Libur Lebaran tahun ini, menjadi momen berharga bagi banyak orang. Pasalnya, pada tahun ini, pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk mudik setelah dua tahun “terjebak” situasi pandemi Covid-19.
Kesempatan ini tentu digunakan untuk berkumpul dengan keluarga sekaligus refreshing sejenak dari rutinitas sehari-hari. Maka dari itu, banyak tempat wisata ramai dikunjungi saat libur Lebaran.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara mencatat, sebanyak 317.281 orang memadati destinasi wisata di Sumut, sejak 29 April hingga 6 Mei 2022. Angka kunjungan tertinggi di Kabupaten Simalungun, yakni kawasan Danau Toba, Parapat mencapai 163.269 orang. Kemudian, masih di kawasan danau terbesar di Asia Tenggara di Kabupaten Samosir dengan kunjungan mencapai 55.933 orang.
Selanjutnya, destinasi wisata di kawasan Kabupaten Dairi capai 38.012 orang. Kawasan Danau Toba dan sekitarnya di Kabupaten Toba berjumlah 19.334 orang. Destinasi di Kabupaten Langkat dengan jumlah kunjungan 11.900 orang. Di Kota Pematangsiantar kunjungan mencapai 11.856 orang.
Destinasi di Kabupaten Padanglawas Utara kunjungan mencapai 10.855 orang. Destinasi di Kabupaten Serdang Begadai kunjungan mencapai 5.400 orang dan destinasi di Kabupaten Pakpak Bharat dengan kunjungan hanya 772. Sedangkan destinasi pariwisata di Kabupaten Karo, jumlah pengunjung sekitar 27 ribu orang.
“Target kita palung-palung pariwisata, sudah terisi semua dari data yang kita terima,” kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara, Zumri Sulthony kepada wartawan, Selasa (10/5).
Menurutnya, data tersebut masih dari 10 kabupaten/kota se-Sumut yang melaporkan aktivitas masyarakat yang menghabiskan waktu liburan Lebaran dengan mengunjungi destinasi wisata dimasing-masing daerah. Dia juga mengungkapkan, mengapa Kabupaten Simalungun paling banyak dikunjungi wisatawan saat liburan Lebaran. “Simalungun itu, diuntungkan karena pintu masuk ke kawasan Danau Toba. Apa lagi, ada akses tol (Medan-Tebingtinggi),” sebut Zumri.
Diapun mengakui, hingga saat ini kawasan Danau Toba masih menjadi objek wisata favorit masyarakat dalam menghabiskan waktu liburan lebaran tahun ini. “Ya (Danau Toba), tapi kita lihat masing-masing dari data (tertinggi kunjungan) Danau Toba terbanyak,” ungkapnya.
Zumri juga menjelaskan, selama pandemi Covid-19 sekitar 2 tahun lamanya, pihak pemerintah kabupaten hingga pemerintah pusat melakukan pembenahan secara infrastruktur serta sarana dan prasarana fasilitas pariwisata di Danau Toba tersebut. “Ada sesuatu yang baru, dibereskan (secara infrastruktur). Sehingga momen Lebaran ini, kesempatan orang melihat,” jelas Zumri.
Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan pada liburan Lebaran tahun ini, Zumri berharap, terjadi pertumbuhan ekonomi di Sumut khususnya di sektor pariwisata. Untuk itu, Disbudpar Sumut akan berkordinasi dengan Biro Ekonomi Pemprov Sumut untuk mengkaji transaksi selama liburan Lebaran di objek wisata di Sumut. “Kalau secara ekonomi saya belum tahu, hitungan rata-ratanya nanti biro ekonomi yang akan membuat. Saya akan koordinasi dengan biro ekonomi,” sebutnya.
Zumri juga mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak dan dirasakan para pelaku pariwisata. Sehingga peningkatan kunjungan wisatawan selama liburan lebaran tahun ini, tidak bisa dibandingkan dengan liburan lebaran pada tahun 2021. “Tahun 2021, kita betul-betul anjlok, tidak bisa dihitung. Tapi, turis asing sampai saat belum ada,” ungkapnya.
Dengan kembali meningkatnya wisatawan di Sumut, Zumri mengaku, ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan, yakni peningkatan sumber daya manusia (SDM) di kawasan destinasi wisata, terkhusus di kawasan Danau Toba. “Kalau saya melihat masyarakat ya, tetap harus edukasi. karena kelemahan di Sumatera Utara bukan produknya. Kita produknya, luar biasa. Tapi, kita bicara SDM. Kita masih terus bekerja sama berbagai stakeholder untuk meningkatkan SDM,” sebutnya.
Menurut Zumri, sayang sekali jika peningkatan infrastruktur serta sarana dan prasarana tidak diiringi dengan peningkatan SDM di kawasan Danau Toba. Keduanya, harus bisa berjalan seiring sejalan dalam peningkatan jumlah wisatawan untuk berkunjung. “Artinya, produk kita punya sudah bagus contohnya Danau Toba infrastruktur sudah bagus, sarana dan prasarana sudah bagus. Kalau SDM kurang mempuni percuma juga kan,” tandasnya. (gus)