Golkar Berkoalisi dengan PDS
JAKARTA-Bidak catur perpolitikan di Sumut bergerak cepat. Sejumlah petinggi partai di Jakarta pun ambil peran jelang Pilgub Sumut 2013 ini. Anggota Komisi II DPR dari Partai Golkar, Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab dipanggil A Hok pun dikabarkan akan maju berpasangan dengan Chairuman Harahap.
A Hok memang belum bisa dimintai konfirmasi. Saat dihubungi, pria beragama Kristen Protestan yang memiliki nama Tionghoa, Zhong Wan Fu ini, tak mengangkat telepon.
A Hok merupakan warga etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Belitung Timur. Pada Pilgubsu 2008, dia juga sempat ancang-ancang ikut maju. Dia kelahiran Belitung Timur, namun istrinya, Veronica ST, kelahiran Medan.
Kabar ini beredar setelah Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Akbar Tandjung, menggelar pertemuan dengan petinggi Partai Damai Sejahtera (PDS) Sahat Sinaga. Pertemuan digelar di Jakarta beberapa hari lalu, dihadiri juga Chairuman Harahap.
Dikonfirmasi kabar itu, Sekjen PDS Sahat Sinaga tidak membantah. Hanya saja dia menampik pertemuan itu disebut sebagai langkah partai. Menurutnya, pertemuan itu bersifat pertemuan pribadi. “Itu sifatnya pribadi,” ujar Sahat kepada Sumut Pos di Jakarta, Kamis (2/1). Dia enggan menjelaskan lebih jauh mengenai isi pertemuan itu.
Malahan, Sahat menceritakan, belum lama ini dia juga bertemu secara pribadi dengan A Hok. “Jadi pertemuan-pertemuan itu pribadi, saya juga baru saja bertemu dengan A Hok, mantan Bupati Belitung Timur itu,” ujar Sahat.
Entah bagian dari strategi politik atau bukan, Sahat tidak mau menjelaskan lebih lanjut. Bisa saja, Golkar sedang melakukan penjajakan koalisi dengan PDS. Barangkali, PDS mau diajak koalisi, syaratnya A Hok yang jadi pendamping Chairuman. Sahat tidak membantah soal pentingnya kombinasi pasangan berdasar aspek agama itu.
“PDS merupakan partai nasionalis-kristiani. Kita mencari calon yang memenuhi kriteria ideologis itu, yakni mengenai komitmen kebangsaannya dan bagaimana komitmennya membesarkan partai,” kata Sahat, yang juga pentolan Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia itu.
Ketum PDS Denny Tewu juga merasa yakin bahwa sikap partainya akan sangat mewarnai peta pergulatan politik menjelang Pilgub Sumut ini. “Kami bukan penentu utama, tapi penentu yang menentukan,” ujarnya.
Diakui, saat ini partainya sudah melakukan pendekatan-pendekatan. “Karena, kalau tak kenal, maka tak sayang,” ucapnya.
Hanya saja, dia tidak menyebut nama-nama kandidat yang mulai mendekat. “Kita tunggu usulan resmi saja dari pengurus daerah. Kalau sudah masuk DPP, kita akan proses sesuai mekanisme yang ada di kita,” terang Denny.
Sama seperti disampaikan Sahat, Denny juga menegaskan bahwa PDS akan memperjuangkan agar kombinasi pasangan calon ‘berwarna’, yakni mewakili unsur muslim-kristen atau sebaliknya. “Kehadiran PDS akan memberikan warna, warna yang pelangi, indah,” kata Denny.
Sebelumnya, Ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Didik Supriyanto mengatakan, komposisi pasangan yang pelangi akan sangat membantu kestabilan roda pemerintahan tatkala pasangan tersebut nantinya berkuasa. Jika tidak pelangi, maka kelompok masyarakat yang tidak terwakili dalam komposisi pasangan, bisa merecoki pemerintahan dibawah kendali pasangan itu.
“Pemilukada sebetulnya bisa menjadi sarana mengakomodir perbedaan-perbedaan. Pasangan harus merepresentasikan muslim-nonmuslim atau sebaliknya, sehingga nantinya tercipta keharmonisan,” ujar Didik saat diskusi di Jakarta, Rabu (1/2). (sam)