25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Seminar Nasional FBS UHN Medan, Pendidik Punya Peran Jaga Kebhinekaan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Begitu pesatnya perkembangan teknologi digital pada saat ini, tentunya harus memiliki strategi bagi setiap bangsa Indonesia untuk tetap menjaga NKRI yang Bhineka Tunggal Ika. Termasuk juga bagi seorang pendidik, baik di tingkat dasar, menengah pertama, menengah atas, dan universitas, sehingga mampu memberikan ‘menu’ yang baik, moderasi dalam beragama, etnisitas, ekonomi, kultural bahkan sosial politik di negara ini.

Hal itu disampaikan Dekan FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan Dr Junita Batubara MSn PhD saat menyampaikan sambutan dalam seminar nasional yang digelar FBS UHN Medan bekerjasama dengan Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) di Auditorium Kampus baru-baru ini (16/6). “Teknologi digital menciptakan ruang tanpa batas. Kita berharap dengan digitalisasi saat ini menjadi sebuah cita-cita persaudaraan global dan konvergensi nilai-nilai utama internasional,” ungkapnya.

Menurut Junita, seorang pendidik sangat memiliki peran penting dalam menjaga kebhinekaan. Sebab, pendidik melakukan pondasi utama dalam menciptakan generasi berikutnya. “Kami juga sangat berbangga atas terpilihnya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen Medan sebagai penyelenggara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pendidik Seni Indonesia,” tambah lulusan doktor USM Malaysia ini.

Dia juga menyampaikan, NKRI dan Pancasila akan abadi karena dua entitas ini yang diyakini sebagai sebuah perjanjian. Sebagai bangsa yang terdiri dari atas 700 etnis, selayaknya patut berbangga karena mampu menciptakan NKRI. Apalagi, jika berkaca pada negara-negara lain yang hanya terdiri dari beberapa suku bangsa namun belum mampu sebagai satu negara. “Ini merupakan modal besar yang sudah ditanamkan dengan nama Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.

Dalam seminar itu, turut menyampaikan sambutan Ketua Panitia Dra Emmi Simangunsong MA, Wakil Rektor I Dr Richard Napitupulu ST MT mewakili rektor UHN Medan.

Untuk jumlah pemakalah sebangak 125 orang dan akan terbit di Google Scholar ber E-ISSN. Sementara yang menjadi keynote spekaer adalah Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng. Sedangkan narasumber adalah Prof Sofyan Salam MA PhD, Dr Sumathi Maniam, Dr Daulat Saragih MHum, Dr A Susilo Pradoko MSi (Ketua Asosiasi Pendidik Seni Indonesia/APSI). (rel/azw)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Begitu pesatnya perkembangan teknologi digital pada saat ini, tentunya harus memiliki strategi bagi setiap bangsa Indonesia untuk tetap menjaga NKRI yang Bhineka Tunggal Ika. Termasuk juga bagi seorang pendidik, baik di tingkat dasar, menengah pertama, menengah atas, dan universitas, sehingga mampu memberikan ‘menu’ yang baik, moderasi dalam beragama, etnisitas, ekonomi, kultural bahkan sosial politik di negara ini.

Hal itu disampaikan Dekan FBS (Fakultas Bahasa dan Seni) Universitas HKBP Nommensen (UHN) Medan Dr Junita Batubara MSn PhD saat menyampaikan sambutan dalam seminar nasional yang digelar FBS UHN Medan bekerjasama dengan Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) di Auditorium Kampus baru-baru ini (16/6). “Teknologi digital menciptakan ruang tanpa batas. Kita berharap dengan digitalisasi saat ini menjadi sebuah cita-cita persaudaraan global dan konvergensi nilai-nilai utama internasional,” ungkapnya.

Menurut Junita, seorang pendidik sangat memiliki peran penting dalam menjaga kebhinekaan. Sebab, pendidik melakukan pondasi utama dalam menciptakan generasi berikutnya. “Kami juga sangat berbangga atas terpilihnya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas HKBP Nommensen Medan sebagai penyelenggara Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pendidik Seni Indonesia,” tambah lulusan doktor USM Malaysia ini.

Dia juga menyampaikan, NKRI dan Pancasila akan abadi karena dua entitas ini yang diyakini sebagai sebuah perjanjian. Sebagai bangsa yang terdiri dari atas 700 etnis, selayaknya patut berbangga karena mampu menciptakan NKRI. Apalagi, jika berkaca pada negara-negara lain yang hanya terdiri dari beberapa suku bangsa namun belum mampu sebagai satu negara. “Ini merupakan modal besar yang sudah ditanamkan dengan nama Bhineka Tunggal Ika,” ujarnya.

Dalam seminar itu, turut menyampaikan sambutan Ketua Panitia Dra Emmi Simangunsong MA, Wakil Rektor I Dr Richard Napitupulu ST MT mewakili rektor UHN Medan.

Untuk jumlah pemakalah sebangak 125 orang dan akan terbit di Google Scholar ber E-ISSN. Sementara yang menjadi keynote spekaer adalah Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi Prof Ir Nizam MSc DIC PhD IPU ASEAN Eng. Sedangkan narasumber adalah Prof Sofyan Salam MA PhD, Dr Sumathi Maniam, Dr Daulat Saragih MHum, Dr A Susilo Pradoko MSi (Ketua Asosiasi Pendidik Seni Indonesia/APSI). (rel/azw)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/