PALEMBANG- Selesai seri III di Palembang, musim reguler Flexi NBL Indonesia akan genap separo jalan. Berikutnya tersisa tiga seri lagi, Denpasar, Surabaya, dan Jakarta. Championship series akan diselenggarakan di Jogjakarta pada 21 hingga 29 April.
Meski belum genap separo perjalanan, persaingan untuk mengamankan tempat ke championship series mulai panas. Khususnya bagi tim papan atas. Tidak sebatas lolos, mereka membidik peringkat setinggi-tingginya untuk mempermudah jalan di championship series.
Malam ini (3/2) dua tim yang disebut-sebut berpeluang dalam persaingan juara akan bentrok.
Dell Aspac Jakarta melawan CLS Knights Good Day. Aspac memiliki rekor menang kalah 13-2, sedangkan CLS 11-4.
CLS yang musim lalu menjadi runner-up setelah dikalahkan Satria Muda (SM) Britama Jakarta di final harus memenangi laga tersebut untuk mengamankan posisi empat besar.
Jika sampai berada di luar top four, mereka akan berhadapan dengan tim-tim favorit juara sejak babak pertama championship series. Hal itu harus dihindari karena mereka bisa “kehabisan bensin” di babak-babak selanjutnya.
Sebaliknya, Aspac dituntut menang untuk memperbesar peluang finis di atas CLS di akhir musim reguler nanti.
Sejauh ini, Aspac adalah tim kedua setelah SM yang memiliki jumlah kekalahan paling sedikit. Duel Aspac kontra CLS akan seru karena keduanya memiliki karakter yang nyaris sama. Keduanya sama-sama agresif dan mengandalkan pemain muda yang memiliki kecepatan.
Bentrok mereka bakal kian sengit karena akan dibumbui semangat revans kubu Aspac. Pada seri kedua di Solo, Mario Gerungan dkk keluar lapangan dengan kepala tertunduk setelah dibekuk CLS dengan skor tipis 62-64. Laga tersebut berlangsung seru. Forward CLS Rachmad Febri Utomo mencetak poin kemenangan ketika pertandingan hanya tersisa satu detik.
Selama seri ketiga, Aspac menunjukkan tren naik. Jika menang saat melawan CLS, mereka membukukan membuat rekor selalu menang di Palembang.
“Secara umum, permainan anak-anak sudah oke. Mereka sudah menjalankan game plan yang kami inginkan. Mereka hanya perlu membenahi hal-hal kecil. Saya tidak tahu, apakah itu masalah mental atau bukan. Yang pasti, seperti pedagang, siapa pun pembelinya tentu harus dilayani dengan baik,” papar Tjetjep Firmansyah, pelatih Aspac.
CLS tidak kalah antusias dalam menyambut laga tersebut. Pelatih CLS Risdianto Roeslan menyatakan menyiapkan strategi khusus untuk meredam permainan Aspac. Dia berkali-kali mengeluhkan pemainnya yang kerap kedodoran di defense.
“Anak-anak kerap mempersulit dirinya sendiri. Tetapi, lihat saja pertandingan (hari ini, Red). Anak-anak akan berbeda. Yang pasti, pertandingannya akan seru,” tegasnya.(ang/jpnn)