MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemko) Medan mengaku siap dalam menerapkan aturan wajib vaksinasi booster kepada setiap masyarakat yang beraktivitas di ruang-ruang publik. Pasalnya, aturan tersebut merupakan instruksi pemerintah pusat dalam menekan angka penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan, H Agus Suriyono mengatakan, pihaknya memang belum menerima instruksi terkait hal itu secara tertulis. Namun begitu, Agus mengaku jika Dinas Pariwisata Kota Medan sudah mulai menyosialisasikan adanya aturan tersebut kepada setiap tempat-tempat yang menjadi ruang publik, salah satunya seperti pusat-pusat perbelanjaan maupun perhotelan.
“Kalau aturan tertulis memang belum ada, tapi kita tahu itu aturan sudah baku dan ditetapkan oleh pusat. Saat ini sudah kita informasikan kepada setiap pelaku usaha dan tengah kita sosialisasikan. Intinya kita siap memastikan penerapan aturan itu dan saat ini tengah dijalankan,” ucap Agus kepada Sumut Pos, Selasa (19/7).
Dikatakan Agus, saat ini pihaknya juga tengah memastikan kembali bahwa pelaksanaan penerapan Aplikasi Peduli Lindungi kembali diperketat di ruang-ruang publik. “Kita sudah ingatkan juga kepada management mal, hotel dan lain-lain, supaya Aplikasi Peduli Lindunginya dimaksimalkan lagi. Mari sama-sama kita tekan lagi angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan, supaya ekonomi terus bergerak dan bangkit lagi,” ujarnya.
Terkait rencana digalakkannya kembali titik-titik vaksinasi selain di fasilitas-fasilitas kesehatan, kata Agus, bahwa rencana itu akan segera di bahas oleh Pemko Medan.
Ia berharap, titik-titik vaksinasi tersebut bisa dibuat di pintu-puntu masuk mal ataupun ruang publik lainnya. Tujuannya, setiap masyarakat yang hendak masuk mal dan belum dibooster dapat divaksinasi booster terlebih dahulu sebelum masuk mal.”Masalah ini nanti akan dibahas, rencananya memang nanti ada rapat untuk itu. Yang pasti kita juga nanti akan berkoordinasi dan berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan,” kata Agus.
Sementara itu, KasatPol PP Kota Medan, Rakhmat Adi Syahputra Harahap, mengatakan, jika pihaknya juga tengah berkoordinasi dengan setiap OPD di lingkungan Pemko Medan agar melakukan pengawasan dalam memastikan jalanya aturan vaksinasi booster kepada masyarakat yang beraktifitas di ruang-ruang publik. “Misalnya seperti di mal, kita sudah berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata soal aturan itu. Memang aturan wajib booster untuk beraktifitas di ruang publik ini kan sudah berlaku sebenarnya sejak tanggal 17 (Juli) kemarin,” jawab Rakhmat.
Rakhmat pun mengimbau agar setiap pelaku usaha, termasuk management mal dan hotel agar dapat segera menerapkan aturan tersebut dan tidak lagi membiarkan adanya masyarakat yang belum di booster untuk bebas masuk ke dalam ruang-ruang publik tersebut.
“Covid-19 trennya sedang naik lagi, penyebaran kasus hariannya meningkat beberapa waktu belakangan ini. Makanya ini harus kita pertegas, kita minta para pelaku usaha dan management serta masyarakat untuk mematuhi aturan ini,” tegasnya.
Sebelumnya kepada Sumut Pos, Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan bahwa Pemko Medan sudah menerapkan aturan wajib booster kepada setiap orang yang melakukan perjalanan dan beraktifitas di ruang publik atau tempat umum. Bobby menegaskan, Pemko Medan memang harus memberlakukan hal itu.
Untuk itu, kata Bobby, Pemko Medan akan kembali menggalakkan vaksinasi booster di Kota Medan selain di fasilitas-fasilitas kesehatan, salah satunya dengan menyisipkan kegiatan-kegiatan vaksinasi booster dalam kegiatan-kegiatan yang digelar Pemko Medan dan instansi lainnya.
“Harus kita berlakukan sembari kita mulai lagi setiap kegiatan dengan kita sisipkan kegiatan vaksinasi booster. Makanya nanti kita buat lagi agar setiap kegiatan ada kita sisipkan kegiatan vaksinasi booster,” tegas Bobby.
Infeksi BA.2.75 Centaurus Terdeteksi
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat tidak perlu khawatir dengan ditemukannya kasus infeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus. Sebab menurut Kemenkes gejala yang dialami orang yang terinfeksi Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 Centaurus tergolong ringan.
“Jadi jangan khawatir soal BA.2.75, karena karakternya hampir sama dengan BA.4, BA.5 dan BA.1, BA.2,” kata Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.
Dante mengatakan, sejauh ini ada tiga kasus BA.2.75 di Indonesia. Namun, kasus yang menjangkit itu tidak terlalu berat alias tidak menimbulkan dampak berat pada penderita. “Ada tiga kasus BA.2.75, semua kasus sederhana, tak terlalu berat,” ujar Dante.
Dante menyebut, kasus sub varian Omicron BA.2.75 ini sudah menyebar di 10 negara. Berdasarkan pengalaman negara lain, mutasi virus ini memiliki tingkat penularan yang relatif cepat. Namun, tingkat keparahan sakit relatif lebih ringan ketimbang varian Delta. “Hanya sejak dari India, maka kini kasus sudah menyebar ke sepuluh negara. Penyebaran yang cukup cepat yang mengingatkan kita seperti varian Delta yang lalu,” ucap Dante.
Kendati begitu, dia meminta masyarakat jangan terlalu khawatir. Sebab, Kemenkes sudah mendeteksi masuknya virus tersebut sekitar satu pekan lalu. Virus ini terdeteksi melalui genom sequencing dari seluruh pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia.
Selain itu, temuan ini telah dilaporkan oleh Kemenkes melalui platform berbagi data dan informasi virus di Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).
Secara terpisah, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga melaporkan subvarian BA.2.75 telah terdeteksi di Indonesia kepada Presiden Joko Widodo. Budi menyebutkan, subvarian itu awalnya beredar di India tetapi telah tersebar ke 15 negara, termasuk Indonesia.
Kasus subvarian BA.2.75 terdeteksi di dua lokasi, yakni Bali dan Jakarta. Kasus di Bali, ujar Budi, merupakan imported case karena kedatangan dari luar negeri, sedangkan kasus di Jakarta kemungkinan besar merupakan transmisi lokal. “Kami juga meng-update ke Bapak Presiden, ada subvarian baru yang namanya BA.2.75 yang sekarang sudah beredar di India mulainya dan sudah masuk ke 15 negara, ini juga sudah masuk ke Indonesia,” kata Budi dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (18/7).
Menurut keterangan para ahli, gejala infeksi varian Centaurus mirip dengan Omicron. Gejala itu adalah seperti kehilangan penciuman (anosmia), kehilangan rasa (ageusia), muntah dan diare. Gejala lain orang yang terinfeksi Covid-19 subvarian BA.2.75 Centaurus adalah suhu tinggi atau demam, batuk baru yang terus menerus, sesak napas, merasa lelah, badan nyeri, sakit kepala, hidung tersumbat atau berair, kehilangan selera makan, dan diare.
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman mengatakan, Covid-19 subvarian Omicron BA.2.75 atau Centaurus dipantau oleh seluruh ahli di dunia.
Penyebabnya, kata Dicky, adalah karena jumlah mutasi di spike atau proteinnya sangat tinggi. Selain itu, lanjut Dicky, ada kemungkinan subvarian Centaurus menurunkan efikasi antibodi. Dicky mengatakan, penularan subvarian Centaurus efektif lewat udara. “Data awal di India menunjukkan BA.2.75 punya kecepatan sebaran yang luar biasa atau 9 kali lipat BA.5,” kata Dicky. (map/kps)