25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan, Siswa Dilatih Membuat Produk dan Label Kemasan Makanan

BATU BARA, SUMUTPOS.CO – UPT. SMP Negeri 3 Air Putih Kabupaten Batu Bara,  berusaha membentuk jiwa kewirausahaan kepada  peserta didiknya melalui proses pembelajaran.  Memasuki  awal semester genap tahun pelajaran 2021/2022 pada pembelajaran IPS  kelas 9 bab. 3, siswa mempelajari tema Perdagangan Internasional  dengan sub materi  ekonomi kreatif.   Adapun tujuan pembelajaran ini agar siswa bisa menjelaskan pengertian ekonomi kreatif  dan sub sektornya serta hubungan antara ekonomi kreatif dengan industri kreatif.  Selain itu juga mengenalkan jiwa kewirausahaan, agar suatu hari nanti bisa  menjadi bekal bagi mereka berwirausaha dan dapat mengembangkan kearifan lokal yang ada di daerahnya masing – masing.

Pembelajaran yang diberikan tentunya tidak hanya dengan teori saja, tetapi didukung oleh praktik. Seperti yang dilakukan Arief Mahdian, S.Pd, guru di UPT. SMP Negeri 3 Air Putih Kabupaten Batu Bara. Melalui bimbingannya,  siswa diberi tugas praktik membuat produk olahan makanan secara sederhana dan juga sekaligus membuat labelnya berdasarkan kreatifitas siswa.

Tahap awal,  Arief mengajak siswa untuk memperhatikan beberapa jenis produk makanan dan minuman  baik yang dipampangkan di papan tulis, buku paket, maupun yang selalu diputar lewat iklan di televisi. Kemudian Afief memberikan tugas kepada peserta didik memperhatikan label pada setiap jenis produk  yang ditayangkan. ‘’Saya membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar dan memberikan  instruksi selanjutnya mereka mencoba untuk membuat atau merancang sendiri label produk yang sederhana menurut  hasil diskusi mereka. Apakah produk makanan , minuman dan hasil kerajinan,’’ujarnya. Dari ketiga kategori produk tersebut,  siswa lebih setuju untuk membuat label produk makanan.

‘’Ada yang mengusulkan, jika mereka membuat label produknya tanpa ada produknya mereka rasa kurang pas. Karena di label sebuah produk akan tercantum jenis produk, komposisi, kemudian redaksi yang digunakan pun harus bisa menarik pembeli, sesuai apa tidak antara produk yang dijual dengan kalimat yang dituliskan di label tersebut. Ada lagi tanggapan yang lain bagaimana  jika mereka beli sebuah produk lalu mereka ganti label produknya,’’sambung Arief yang juga Fasda Kabupaten Batu Bara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Setelah mendiskusikan usulan – usulan tersebut, lanjut Arief, disepakati dibuatlah produknya dengan kreasi kelompok  masing masing dan  disertai pembuatan label dari produk  itu sendiri. Produknya

berupa  makanan dan minuman khas daerah dengan catatan dalam pengerjaannya harus menggunakan biaya yang seminim mungkin.

Pembuatan  produknya diberi waktu selama 2 minggu. Namun pembuatan label produk tetap dibahas pada setiap pertemuan , dengan tujuan agar siswa bisa terus menyempurnakan label makanan ataupun minuman yang bakal mereka kerjakan. Walau masih bersifat sederhana, dengan menggunakan pensil dan alat pewarna yang dikerjakan secara manual. Label juga bisa dikerjakan dengan menggunakan fasilitas komputer  yang hasilnya bisa di print out

Hasilnya, dalam waktu 2 minggu, para siswa berhasil membuat produk dan label makanan dari  bahan yang mudah didapati.   Adapun produk makanan yang dihasilkan siswa diantaranya kripik pisang, kripik  daun bayam, pisang goreng krispy, bolu,  kerak nasi  dan lain lain.  Setelah semua produk terkumpul , dari masing masing kelompok memperkenalkan produk yang mereka buat dengan promosi yang sederhana. Hasil kreasi siswa ini disukai  para guru yang ikut mencicipi produk buatan siswa.  Dikatakan Arief, siswa juga mengaku senang melakukan tugas ini dan hasilnya juga sudah baik.

Contohnya  dari kelompok Beruang membuat kerupuk Tempe dengan varian rasa pedas. Mereka memakai bahan seperti kerupuk tempe, bon cabe, garam dan minyak goreng. Kemudian untuk kemasannya mereka menggunakan plastik kemasan dan label produk yang sudah mereka desain dan di print. Contoh  lainnya dari kelompok Sakura.  Mereka membuat keripik pisang dengan brand atau label produk Banana Chips, dengan komposisi pisang kapok, garam, bumbu balado, dan minyak goreng. Setelah jadi mereka mengemasnya dalam kemasan plastik  dan label yang sudah mereka print.

‘’Dari projek ini sebenarnya saya bukan saja ingin memperkenalkan jiwa seorang pengusaha tapi juga ingin memperkenalkan karakter kerja sama tim, kemandirian,  dan kreatifitas. (sih)

BATU BARA, SUMUTPOS.CO – UPT. SMP Negeri 3 Air Putih Kabupaten Batu Bara,  berusaha membentuk jiwa kewirausahaan kepada  peserta didiknya melalui proses pembelajaran.  Memasuki  awal semester genap tahun pelajaran 2021/2022 pada pembelajaran IPS  kelas 9 bab. 3, siswa mempelajari tema Perdagangan Internasional  dengan sub materi  ekonomi kreatif.   Adapun tujuan pembelajaran ini agar siswa bisa menjelaskan pengertian ekonomi kreatif  dan sub sektornya serta hubungan antara ekonomi kreatif dengan industri kreatif.  Selain itu juga mengenalkan jiwa kewirausahaan, agar suatu hari nanti bisa  menjadi bekal bagi mereka berwirausaha dan dapat mengembangkan kearifan lokal yang ada di daerahnya masing – masing.

Pembelajaran yang diberikan tentunya tidak hanya dengan teori saja, tetapi didukung oleh praktik. Seperti yang dilakukan Arief Mahdian, S.Pd, guru di UPT. SMP Negeri 3 Air Putih Kabupaten Batu Bara. Melalui bimbingannya,  siswa diberi tugas praktik membuat produk olahan makanan secara sederhana dan juga sekaligus membuat labelnya berdasarkan kreatifitas siswa.

Tahap awal,  Arief mengajak siswa untuk memperhatikan beberapa jenis produk makanan dan minuman  baik yang dipampangkan di papan tulis, buku paket, maupun yang selalu diputar lewat iklan di televisi. Kemudian Afief memberikan tugas kepada peserta didik memperhatikan label pada setiap jenis produk  yang ditayangkan. ‘’Saya membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar dan memberikan  instruksi selanjutnya mereka mencoba untuk membuat atau merancang sendiri label produk yang sederhana menurut  hasil diskusi mereka. Apakah produk makanan , minuman dan hasil kerajinan,’’ujarnya. Dari ketiga kategori produk tersebut,  siswa lebih setuju untuk membuat label produk makanan.

‘’Ada yang mengusulkan, jika mereka membuat label produknya tanpa ada produknya mereka rasa kurang pas. Karena di label sebuah produk akan tercantum jenis produk, komposisi, kemudian redaksi yang digunakan pun harus bisa menarik pembeli, sesuai apa tidak antara produk yang dijual dengan kalimat yang dituliskan di label tersebut. Ada lagi tanggapan yang lain bagaimana  jika mereka beli sebuah produk lalu mereka ganti label produknya,’’sambung Arief yang juga Fasda Kabupaten Batu Bara Program Pintar Tanoto Foundation ini.

Setelah mendiskusikan usulan – usulan tersebut, lanjut Arief, disepakati dibuatlah produknya dengan kreasi kelompok  masing masing dan  disertai pembuatan label dari produk  itu sendiri. Produknya

berupa  makanan dan minuman khas daerah dengan catatan dalam pengerjaannya harus menggunakan biaya yang seminim mungkin.

Pembuatan  produknya diberi waktu selama 2 minggu. Namun pembuatan label produk tetap dibahas pada setiap pertemuan , dengan tujuan agar siswa bisa terus menyempurnakan label makanan ataupun minuman yang bakal mereka kerjakan. Walau masih bersifat sederhana, dengan menggunakan pensil dan alat pewarna yang dikerjakan secara manual. Label juga bisa dikerjakan dengan menggunakan fasilitas komputer  yang hasilnya bisa di print out

Hasilnya, dalam waktu 2 minggu, para siswa berhasil membuat produk dan label makanan dari  bahan yang mudah didapati.   Adapun produk makanan yang dihasilkan siswa diantaranya kripik pisang, kripik  daun bayam, pisang goreng krispy, bolu,  kerak nasi  dan lain lain.  Setelah semua produk terkumpul , dari masing masing kelompok memperkenalkan produk yang mereka buat dengan promosi yang sederhana. Hasil kreasi siswa ini disukai  para guru yang ikut mencicipi produk buatan siswa.  Dikatakan Arief, siswa juga mengaku senang melakukan tugas ini dan hasilnya juga sudah baik.

Contohnya  dari kelompok Beruang membuat kerupuk Tempe dengan varian rasa pedas. Mereka memakai bahan seperti kerupuk tempe, bon cabe, garam dan minyak goreng. Kemudian untuk kemasannya mereka menggunakan plastik kemasan dan label produk yang sudah mereka desain dan di print. Contoh  lainnya dari kelompok Sakura.  Mereka membuat keripik pisang dengan brand atau label produk Banana Chips, dengan komposisi pisang kapok, garam, bumbu balado, dan minyak goreng. Setelah jadi mereka mengemasnya dalam kemasan plastik  dan label yang sudah mereka print.

‘’Dari projek ini sebenarnya saya bukan saja ingin memperkenalkan jiwa seorang pengusaha tapi juga ingin memperkenalkan karakter kerja sama tim, kemandirian,  dan kreatifitas. (sih)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/