MEDAN – ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif sangat penting diberikan kepada bayi hingga usia 6 bulan. Secara nasional, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sangat rendah hanya mencapai 15,6 persen saja. Sebagai wadah yang memberikan informasi mengenai pemberian ASI yang baik, maka dibentuklah Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) wilayah Sumut.
“AIMI ini dibentuk karena jumlah ibu-ibu muda yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sangat rendah. Padahal pemberian ASI ini sangat penting bagi keluarga. Saat ini membernya sudah mencapai ribuan orang. Jika ingin bergabung, maka kepesertaannya kita ajukan ke pusat, bukan di Medan,” kata Ketua AIMI wilayah Sumut, Nina Miranda Amalia, Selasa (7/2) saat ditemui di Sekretariat AIMI Sumut Jalan Dr Mansyur Pintu 1 USU Nomor 2.
Menurut Nina, AIMI sudah dibentuk di 5 kota besar Indonesia diantaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara dan Makassar. Di Sumut sendiri, AIMI yang diprakarsai 12 orang pengurus dibentuk pada 20 November 2011 lalu. “Awalnya kita nggak saling kenal, kita dipertemukan di milis dan dunia maya. Karena memiliki tujuan yang sama, maka kami sepakat dan mengajukan kepusat agar membentuk AIMI ini,” jelasnya.
Seorang suami, kata Nina, sangat berperan penting terhadap pemberian ASI dari ibu kepada bayinya. Bahkan hampir 50 persen seorang ibu gagal menyusui karena tidak didukung oleh suami. Untuk itu, AIMI tidak hanya terbatas untuk kaum wanita saja, dalam waktu dekat akan dibentuk Ayah ASI. “Pengurus AIMI cabang Sumut ada laki-laki. Kita nggak ada membatasi pengurus dan member hanya diisi oleh kaum wanita saja. Kaum laki-laki juga harus ikut mendukung,” terang Nina.
Ditambahkannya, AIMI cabang Sumut dibentuk sebagai naungan bagi ibu-ibu untuk lebih mendapatkan informasi mengenai cara menyusui yang benar. Bahkan AIMI cabang Sumut sudah gencar melakukan sosialisasi, konseling dan pelatihan secara langsung kepada ibu-ibu di Sumut. “Dalam kegiatan yang kerap kita adakan, para peserta akan mendapatkan informasi dan dukungan penuh untuk memberi ASI eksklusif. Kita sharing bagaimana cara menyusui yang baik,” jelas perempuan berkulit putih ini.
Memberikan ASI eksklusif, lanjutnya, tidak hanya penting terhadap bayi, tapi juga si ibu. “Karena ibu yang memberikan bayinya ASI secara benar dapat mencegah terjadinya pendarahan setelah melahirkan, mencegah kanker payudara, kanker serviks dan banyak lagi keuntungannya. Terutama bagi suami dapat mengirit pengeluaran untuk membeli susu formula,” terangnya.
Sambungnya, tidak ada seorang ibu yang tidak dapat memberikan bayinya ASI. Untuk itu, ibu hamil harus mengetahui laktasi secara tepat. “Tidak benar jika dikatakan ASI nya nggak bisa keluar. ASI tidak keluar karena diawali dengan cara yang salah. Jadi si ibu harus berusaha, jangan sampai bayi nya jadi malas menyusui, ibunya juga nggak semangat dan mengakibatkan keluarnya ASI menjadi terganggu karena ASI nggak keluar secara spontan,” ucapnya seraya menambahkan pada 11 Februari mendatang akan diadakan kelas edukasi persiapan menyusui. (mag-11)