MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para pedagang yang berjualan di Terminal Aksara, Jalan Willem Iskandar, mengosongkan lapak secara sukarela, Kamis (1/9). Pengosongan ini menyusul telah selesainya pengundian kios di Pasar Aksara yang terletak di Jalan Willem Iskandar Gg Masjid.
Dirut PUD Pasar Kota Medan Suwarno mengatakan, sebelum pengosongan dilaksanakan, pihaknya telah melayangkan surat pemberitahuan pada 20 Agustus 2022. Selain lewat surat, pemberitahuan juga dilakukan dengan cara memasang spanduk.
Kemudian, para pedagang pun kemudian menyepakati pengosongan lapak di terminal milik Pemkab Deliserdang itu pada Kamis (1/9/2022) kemarin.
Sementara, Kepala Cabang Pasar III, Mahyudin menuturkan, masa peminjaman lahan di Terminal Aksara sebenarnya telah habis pada tahun 2018. Hanya saja, karena saat itu belum ada bangunan pengganti Pasar Aksara yang terbakar, akhirnya Pemkab Deliserdang memperpanjang masa tenggang pemakaian lahan tersebut.
“Pedagang minta waktu hingga akhir Agustus kemarin, pengosongan atau pembongkaran berjalan dengan tertib. Para pedagang membongkar secara sukarela. Kami hanya sekadar mengawasi sambil membantu pedagang,” ucapnya.
Mahyudin menuturkan, jumlah pedagang di terminal itu sebanyak 15 pedagang. Dari jumlah tersebut, 5 diantaranya memiliki kios di Pasar Aksara di Jalan Masjid, Desa Medan Estate, Deliserdang. “Selebihnya dari jumlah itu, mereka menyewa di tempat tersebut,” ujarnya.
Setelah pengosongan dilakukan, Mahyudin berharap para pedagang mulai bersiap untuk menempati kios di Pasar Aksara.
“Kita berharap dengan pengosongan ini dapat mempercepat pengoperasionalan Pasar Aksara, sehingga dapat membantu pemulihan ekonomi. Tak hanya bagi pedagang, tetapi juga bagi masyarakat Kota Medan sekitarnya,” pungkasnya.
Berdasarkan amatan, para pedagang membongkar sendiri 40 kios yang ada di Terminal Aksara. Pasca pembongkaran lapak, banyak pedagang, pengepul barang bekas, sekaligus masyarakat yang mengambil beberapa bahan bangunan yang belum rusak di lokasi.
Pedagang sekaligus pemilik kios tampak sibuk mengambil beberapa bahan bangunan yang masih bisa digunakan seperti seng, kayu, dan batako yang masih bagus untuk digunakan kembali.
Menurut salah seorang pemilik kios yang dibongkar, Emri (49), dirinya dan pedagang lainnya memang sudah diberitahukan soal pembongkaran kios tersebut sejak jauh-jauh hari.
“Jadi tidak ada kerugian karena barang-barang sudah dikosongkan semua. Dan ini sebenarnya hanya relokasi saja. Ada 40 kios yang di bongkar dan tidak ada yang ribut karena kami diberikan tempat baru,” kata pedagang pakaian tersebut.
Sebelum pembongkaran, lanjut Emri, pihaknya telah melakukan pengundian dari pihak PUD Pasar Kota Medan. “Jadi kami ini kan pindahan dari Pasar Aksara yang kebakaran kesini, dan ini kami dipindahkan lagi ke Jalan Masjid depan Sekolah PAB Medan Estate,” lanjutnya.
Dijelaskan Emri, di lokasi yang baru tersebut, tersedia 700 kios yang nantinya akan diisi para pedagang eks pasar aksara yang saat ini terpaksa berjualan di pinggir jalan. (map/ila)