26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ratusan Driver Ojol Tolak Kenaikan BBM, Edy: Saya Tahu Semua Sulit

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus bergulir menuntut dikembalikannya harga BBM bersubsidi tersebut. Kali ini, demo dilakukan ratusan driver ojek online yang tergabung dalan Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams) yang menggelar aksi di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (13/9).

Dari pantauan Sumut Pos di lokasi aksi, pendemo melalui koordinator aksi, Fadli Ali, sempat menyebutkan nama mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Dia menyebutkan, para pendemo ini merupakan anak baik-baik, bukan pembunuh.

Hal itu disampaikan, agar Gubernur Sumut Edy Rahyamadi, mau menjumpai dan menerima mereka langsung.

“Kami anak-anak baik, bukan (Ferdy) Sambo yang merugikan negara dan pembunuh. Mana Ayah Edy? Kami mau jumpa,” teriak Fadli di hadapan puluhan polisi yang melakukan pengamanan di lokasi unjuk rasa.

Dia juga mengatakan, aksi ini murni untuk kelangsungan hidup para driver ojol. Bukan aksi yang ditunggangi politik. Mereka mendesak kehadiran mantan Pangkostrad itu.

“Kami di sini, tidak ada urusan dengan politik. Kami ingin menyampaikan aspirasi untuk kelangsungan hidup kami ke depan,” tutur Fadli via corong pengeras suara.

Dalam aksi ini, para driver transportasi online tersebut, menuntut harga BBM bersubsidi, terutama pertalite untuk kembali seperti semula.

“Kami juga meminta dan menuntut penyesuaian tarif baru untuk Zona 1 Pulau Sumatera oleh Kemenhub. Realisasi payung hukum untuk legalisasi profesi ojek online,” sebutnya lagi.

Fadli yang juga menjabat sebagai Sekretaris Godams mengungkapkan, pihaknya menuntut dan mendesak aplikator untuk menstabilitasikan pasar/demand dengan mengurangi berbagai biaya aplikasi.

Fadli juga menyoroti terkait kenaikan tarif sebesar 8 persen atau Rp300 per kilometer. Dia menilai, hal itu belum memenuhi rasa keadilan bagi pihak driver ojol. Karena, kenaikkan BBM imbasnya ke mana-mana, seperti bahan pokok hingga suku cadang kendaraan bermotor.

“Ideal minimal 20 persen (per kilometer) dari kenaikan BBM 30 persen dan tarif sebelumnya,” harap Fadli.

Saat gelaran aksi, Edy pun datang ke Kantor Gubernur Sumut, meninggalkan kegiatannya di Rumah Dinas Gubernur Sumut untuk menjumpai ratusan driver ojol itu.

Begitu sampai, Edy pun langsung menyapa pendemo dan naik ke mobil komando. Dia menerima secara resmi tuntutan tertulis mereka sdan menandatanganinya.

“Jangan lama-lama, orang lain mau menggunakan jalan ini. Setuju. Habis ini kalian segara meninggalkan tempat dan laksanakan kegiatan kalian masing-masing,” tegasnya.

Edy mengaku, kondisi kesulitan ekonomi masyarakat merupakan imbas dari kenaikan BBM. Dia pun berjanji apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi pendemo, akan disampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut ke pemerintah pusat.

“Saya tahu semua sulit, saya tahu kalian sulit. Tapi, saya berjuang, kalian juga ikut berjuang dan berdoa. Saya terima tuntutan dan aspirasi ini. Saya akan sampaikan ini ke pemerintah pusat,” katanya.

Kemudian, Edy pun turun dari mobil komando dan meninggalkan Kantor Gubernur Sumut. Begitu juga, para pendemo membubarkan diri dengan tertib. Aksi ini, mendapatkan pengawalan dari polisi dan Satpol PP Sumut. (gus/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Aksi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) masih terus bergulir menuntut dikembalikannya harga BBM bersubsidi tersebut. Kali ini, demo dilakukan ratusan driver ojek online yang tergabung dalan Gabungan Ojek Roda Dua Medan Sekitar (Godams) yang menggelar aksi di Kantor Gubernur Sumut, Selasa (13/9).

Dari pantauan Sumut Pos di lokasi aksi, pendemo melalui koordinator aksi, Fadli Ali, sempat menyebutkan nama mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo. Dia menyebutkan, para pendemo ini merupakan anak baik-baik, bukan pembunuh.

Hal itu disampaikan, agar Gubernur Sumut Edy Rahyamadi, mau menjumpai dan menerima mereka langsung.

“Kami anak-anak baik, bukan (Ferdy) Sambo yang merugikan negara dan pembunuh. Mana Ayah Edy? Kami mau jumpa,” teriak Fadli di hadapan puluhan polisi yang melakukan pengamanan di lokasi unjuk rasa.

Dia juga mengatakan, aksi ini murni untuk kelangsungan hidup para driver ojol. Bukan aksi yang ditunggangi politik. Mereka mendesak kehadiran mantan Pangkostrad itu.

“Kami di sini, tidak ada urusan dengan politik. Kami ingin menyampaikan aspirasi untuk kelangsungan hidup kami ke depan,” tutur Fadli via corong pengeras suara.

Dalam aksi ini, para driver transportasi online tersebut, menuntut harga BBM bersubsidi, terutama pertalite untuk kembali seperti semula.

“Kami juga meminta dan menuntut penyesuaian tarif baru untuk Zona 1 Pulau Sumatera oleh Kemenhub. Realisasi payung hukum untuk legalisasi profesi ojek online,” sebutnya lagi.

Fadli yang juga menjabat sebagai Sekretaris Godams mengungkapkan, pihaknya menuntut dan mendesak aplikator untuk menstabilitasikan pasar/demand dengan mengurangi berbagai biaya aplikasi.

Fadli juga menyoroti terkait kenaikan tarif sebesar 8 persen atau Rp300 per kilometer. Dia menilai, hal itu belum memenuhi rasa keadilan bagi pihak driver ojol. Karena, kenaikkan BBM imbasnya ke mana-mana, seperti bahan pokok hingga suku cadang kendaraan bermotor.

“Ideal minimal 20 persen (per kilometer) dari kenaikan BBM 30 persen dan tarif sebelumnya,” harap Fadli.

Saat gelaran aksi, Edy pun datang ke Kantor Gubernur Sumut, meninggalkan kegiatannya di Rumah Dinas Gubernur Sumut untuk menjumpai ratusan driver ojol itu.

Begitu sampai, Edy pun langsung menyapa pendemo dan naik ke mobil komando. Dia menerima secara resmi tuntutan tertulis mereka sdan menandatanganinya.

“Jangan lama-lama, orang lain mau menggunakan jalan ini. Setuju. Habis ini kalian segara meninggalkan tempat dan laksanakan kegiatan kalian masing-masing,” tegasnya.

Edy mengaku, kondisi kesulitan ekonomi masyarakat merupakan imbas dari kenaikan BBM. Dia pun berjanji apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi pendemo, akan disampaikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut ke pemerintah pusat.

“Saya tahu semua sulit, saya tahu kalian sulit. Tapi, saya berjuang, kalian juga ikut berjuang dan berdoa. Saya terima tuntutan dan aspirasi ini. Saya akan sampaikan ini ke pemerintah pusat,” katanya.

Kemudian, Edy pun turun dari mobil komando dan meninggalkan Kantor Gubernur Sumut. Begitu juga, para pendemo membubarkan diri dengan tertib. Aksi ini, mendapatkan pengawalan dari polisi dan Satpol PP Sumut. (gus/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/