Wali Kota Medan mengapresiasi peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan bersama pihak terkait dalam menjaga kerukunan umat beragama di Kota Medan.
Ungkapan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution SE MM ini disampaikan saat membuka Silaturahim Kebangsaan dan Seminar Internasional Moderasi Beragama yang digelar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Medan di Hotel Grand Mercure Medan, Sabtu (1/10).
Wali Kota Medan juga mengapresiasi
kehadiran ketua FKUB dan kepala Kesbangpol se-Indonesia serta tokoh agama baik secara langsung maupun online.
”Hidup toleran dan berdampingan itu lebih baik daripada kita hidup saling curiga dan bersaing. Seharusnya kita perbanyak ibadah pada Sang Pencipta dan melakukan kebaikan,” kata Bobby Afif Nasution SE MM.
Bersamaan dengan momen Hari Kesaktian Pancasila, wali kota mengungkapkan rasa syukur. Ia pun mengingatkan untuk selalu menjaga kesehatan diri, keluarga dan masyarakat.
”Dengan semangat Kesaktian Pancasila dan semangat kebersamaan kita laksanakan silaturahim kebangsaan dan seminar internasional moderasi beragama. FKUB Kota Medan sangat luar biasa untuk menjaga toleransi di Kota Medan,” ujarnya.
Wali kota berujar bahwa Medan dikenal sebagai kota terbesar ketiga di tanah air dan banyak membilangkan bahwa Medan ini miniaturnya Indonesia karena banyak etnis.
Sebagai kota multi-etnis, wali kota meminta warga Kota Medan dapat memandang keberagaman justru sebagai potensi, bukan sebagai ancaman.
Wali kota juga memaparkan hasil pertemuan kepala-kepala daerah dengan presiden bahwa pada tahun 2023 akan serba ketidakpastian dengan resesi ekonomi global.
Saat kondisi global tidak menentu maka kondisi bangsa harus kuat sebagai satu kesatuan.
”Kebersamaan membawa kebaikan bagi kita,” tegasnya.
Wali kota menambahkan bahwa Pemko Medan telsh menerapkan aturan tiap Jumat wajib pada Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan pakaian adat dari 12 etnis. Kita juga edarkan pada pelaku wisata seperti perhotelan juga gunakan pakaian daerah,” kata Bobby Afif Nasution.
Narasumber pada kegiatan silaturahim kebangsaan dan seminar internasional ini adalah Wawan Djunaedi (Kapus KUB Kemenag RI), Alissa Wahid (tim ahli Pokja Moderasi Beragama Kemenag RI), Prof Dr James Hoesterey (associate professor of Religious Studies Emary University USA) dan Assoc Prof Dr Muhammad Qorib MA (wakil ketua PWM Sumut dan dekan FAI UMSU).
Kemudian Dr H Hasan Matsum MAg (ketua umum MUI Medan), YM Dhirapunno (pluralism and tolerance activists), Matha Ridwan SPdH MPsi CH CHt (ketua PHDI Medan), Rd Benno Ola Tage Ofm Cap (Keuskupan Agung Medan), Pdt Erwin Tambunan MTh (ketua PGI Medan) dan Zang Lao Muslim Linggow (ketua Matakin Sumut).
Kegiatan yang juga disiarkan langsung secara online ini dihadiri Sultan Deli XIV, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sumut Drs H Abd Amri Siregar, Tuanku Sultan Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, pimpinan perguruan tinggi di Sumut, Ketua DPRD Kota Medan Hasyim SE, Dandim 0201 Kolonel Inf Ferry Muzawwad SIP,
Kepala Badan Kesbangpol Kota Medan Arjuna Sembiring, Kepala Kantor Kemenag Kota Medan Dr Impun Siregar, kepala Kesbangpol, Ketua FKUB Kota Medan H Ilyas Halim MPd dan ketua FKUB se-Indonesia
Ketua FKUB Kota Medan Drs H Ilyas Halim MPd mengungkapkan bahwa modernisasi beragama di Medan sudah ada sejak zaman Sultan Deli. Demikian pula dan dengan Tjong A Fie dan Guru Patimpus juga menerapkan moderasi beragama.
Disebutkan Ilyas Halim, narasumber seminar internasional memaparkan tentang moderasi beragama di Amerika Serikat dan Indonesia termasuk di Medan.
”Medan merupakan kota multi-kultural berbagai jenis suku dan agama. Kegiatan ini diikuti seluruh FKUB di Indonesia karena disiarkan melalui media sosial dan zoom,” kata ketua FKUB Kota Medan.
Dalam kesempatan ini juga diberikan hadiah lomba pidato dan film pendek bertema kerukunan umat beragama. Peserta lomba mencapai 60 ribu peserta se-Indonesia. ”Anak muda bicara kerukunan,” jelas Ilyas Halim.
Ketua Panitia Silaturahim Kebangsaan dan Seminar Internasional Moderasi Beragama Ridwan ST melaporkan narasumber seminar internasional yang pertama kali digelar FKUB Kota Medan menegaskan penting moderasi beragama tersebut. (dmp)