MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setiap tahunnya ada puluhan triliun uang masyarakat Sumatera Utara berpindah ke luar negeri. Uang itu, digunakan untuk berobat ke Malaysia dan Singapura. Atas hal itu, Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mendorong seluruh rumah sakit di Sumut meningkatkan pelayanan dan tenaga kesehatan.
Menurut Edy, jumlah uang itu sangat besar dan harus ditekan agar masyarakat tidak lagi berobat ke luar negeri dan cukup berobat di dalam negeri saja. “Saudara-saudara saya, Indonesia ini kalau dihitung uangnya, ada Rp146 triliun. Uang ini, dibawa ke luar, ke Malaysia, Singapura dalam rangka rakyat kita berobat,” kata Edy saat Ground Breaking Pembangunan Gedung Rawat Inap Rumah Sakit (RS) Haji Medan, Rabu (16/11) pagi.
Edy menjelaskan, dari Rp146 triliun ini, uang masyarakat Sumut yang pindah ke luar negeri untuk bertobat sekitar Rp75 triliun sampai Rp80 triliun setiap tahunnya. “Katakanlah Rp75 triliun. Kenapa orang lain yang menikmati triliunan itu?” ujar mantan Pangkostrad itu.
Edy pun mengaku miris dengan kondisi uang puluhan triliun harus keluar dari Sumut untuk biaya berobat saja. Untuk itu, harus dilakukan langkah-langkah kebijakan untuk meningkatkan kualitas fasilitas kesehatan rumah sakit di Sumut, termasuk RS Haji Medan. “Orang Sumatera Utara ini latah. Sakit bisul saja berobat ke rumah sakit di Penang (Malaysia). Saya saja, yang bukan dokter, sanggup mengobati bisul, paling tidak infeksilah. Gara-gara saya obati,” ujar Edy berseloroh.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis, upaya yang dilakukan Pemprov Sumut dengan membangun 5 tower fasilitas kesehatan. Namun, dalam Groundbreaking ini, akan dibangun satu tower dan dilanjutkan satu tower lagi. “Saudara-saudara saya, kalau Rp75 triliun bisa kita lakukan di sini, ada dua dan tiga jembatan (tower) setiap tahun bisa terbangun. Kenapa bangunan itu, diberikan kepada orang, untuk berputar. karena Allah SWT menciptakan uang untuk memutarnya,” sebut Edy.
Selain itu, mantan Pangdam I Bukit Barisan itu mengingatkan dan menginstruksikan Direktur RS Haji Medan, Rehulina Ginting untuk mengembangkan potensi SDM atau tenaga kesehatan dan pelayanan medis dari rumah sakit milik Pemprov Sumut itu. “Kenapa ini kita siapkan untuk rakyat? Saya selaku umaroh (pemimpin) saya mencintai rakyat saya. Tapi, kenapa harus keluar, catat itu direktur, anda bukan berpikir bisnis, tapi bagaimana anda merawat rakyat,” pungkas Edy. (gus)