SUMUTPOS.CO – INSIDEN serangan misil ke Polandia, turut menjadi perhatian dalam gelaran KTT G20, kemarin (16/11). Para kepala negara G7 juga telah melakukan pertemuan di sela KTT untuk membahas hal itu.
Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut, pertemuan darurat seperti itu biasa terjadi dalam konferensi internasional. Termasuk dalam hal ini KTT G20 di bawah Presidensi Indonesia. “Kita mengikuti adanya emergency meeting yang dilakukan G7+, itu bagian dari dinamika yang biasa terjadi pada suatu konferensi internasional,” jelasnya, kemarin (16/11).
Pertemuan darurat negara-negara G7 dipastikan tidak akan mengganggu agenda hari kedua KTT G20, meskipun perlu dilakukan penyesuaian pengaturan waktu. Dua kepala negara lain seperti Spanyol dan Belanda juga hadir pada pertemuan itu. Mereka bertemu sebelum agenda penanaman bakau di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai, Bali.
Para kepala negara pun menyampaikan rasa duka cita pada kondisi itu. Presiden Joko Widodo menyebut telah mengimbau seluruh pihak untuk menahan diri. “Pertama-tama, saya menyesalkan insiden di Polandia. Saya menyerukan kepada semua pihak untuk tetap tenang dan menahan diri dari ketegangan yang meningkat,” ujarnya pada konferensi pers, kemarin (16/11).
Jokowi melanjutkan, peperangan hanya akan membawa kehancuran. Peperangan harus segera dihentikan. “Stop war, i repeat stop war, banyak hal yang dipertaruhkan, perang hanya akan menyengsarakan rakyat,” kata Jokowi.
Jokowi meminta kepada kepala negara yang tergabung di G20 untuk ikut bertangung jawab dalam menciptakan perdamaian dunia. Dia menegaskan, perdamaian merupakan hak bagi semua orang. “Sebagai pemimpin, kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia,” tegas Jokowi.
Jokowi menegaskan, banyak yang dipertaruhkan saat perang terjadi. Menurutnya, perang bukan hanya membuat rakyat sengsara, melainkan juga dapat mengganggu pemulihan ekonomi dunia setelah pandemi covid-19.
“Pemulihan ekonomi dunia enggak akan terjadi jika situasi dunia gak membaik, sebagai pimpinan kita semua punya tanggung jawab untuk memastikan situasi global yang kondusif bagi masa depan dunia,” ucap Jokowi menandaskan.
Dia menggarisbawahi, Presiden Joe Biden juga telah menyampaikan bahwa serangan rudal itu bukan berasal dari Rusia. “Presiden Biden sudah mengatakan, misil itu sepertinya tidak datang dari Rusia,” tegasnya.
Sementara itu, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut, akan ada investigasi lebih lanjut terkait insiden itu. Menurutnya, seluruh pihak tidak boleh terburu-buru menuduh Rusia sebagai biang kerok. Apalagi, Presiden AS Joe Biden juga telah menyebut misil itu bukan milik Rusia. “Biden juga sudah bilang bukan (dari) Rusia. Maka aka nada investigasi lebih lanjut,” jelasnya pada konferensi pers di Bali, kemarin (16/11).
Erdogan menjelaskan, kemarin pagi, ia telah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan enam kepala negara NATO. Mereka telah sepakat bahwa misil itu bukan milik Rusia. Sehingga, ia mengimbau seluruh pihak menahan diri agar tidak terprovokasi. “Kami ingin cepat mempertemukan Rusia-Ukraina agar tidak terprovokasi. Perdamaian hanya bisa dilakukan melalui dialog dan kita ingin perdamaian di seluruh dunia. Saya akan menelepon Putin sepulang dari sini,” ujar Erdogan.
Senada, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut, negara yang tergabung dalam G7 telah melakukan rapat. Macron menyatakan kesiapan Prancis untuk bekerjasama dengan Polandia dalam menghadapi situasi itu. “Kami akan bekerja sama dengan Polandia untuk mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi. Kami juga bekerja sama dengan para sekutu,” katanya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengungkapkan, informasi awal menunjukkan, tidak mungkin jika rudal yang jatuh dan memicu korban jiwa di Polandia, ditembakkan dari dalam wilayah Rusia. Pernyataan itu disampaikan Biden kepada wartawan di sela-sela menghadiri KTT G20 di Bali, saat ditanya, apakah terlalu dini untuk menyebut proyektil yang jatuh di Polandia ditembakkan dari wilayah Rusia. “Ada informasi awal yang membantah itu. Saya tidak ingin mengatakannya hingga kita benar-benar menyelidikinya,” ucap Biden.
Namun dia kemudian menambahkan, “Tidak mungkin berdasarkan lintasannya bahwa rudal itu ditembakkan dari Rusia. Tapi kita lihat saja nanti.”
Pernyataan itu disampaikan Biden setelah menggelar rapat darurat di Bali. Hadir dalam rapat tersebut di antaranya pemimpin Jerman, Kanada, Belanda, Spanyol, Italia, Prancis, dan Inggris.
Diberitakan, Kementerian Luar Negeri Polandia melaporkan bahwa sebuah rudal buatan Rusia jatuh di area pedesaan Polandia, Przewodow, yang lokasinya dekat dengan perbatasan Ukraina. Rudal itu memicu ledakan yang menewaskan sedikitnya dua orang. “Pada pukul 15.40 (waktu setempat) di desa Przewodów di poviat Hrubieszów di Provinsi Lubelskie, sebuah rudal buatan Rusia jatuh, menewaskan dua warga Republik Polandia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia, Lukasz Jasina. Tidak dijelaskan lebih lanjut jenis rudal atau dari arah mana rudal itu diluncurkan. (dee/jpg)