26 C
Medan
Tuesday, October 29, 2024
spot_img

Hasil Pospenas 2022 Bakal Dievaluasi

SOLO, SUMUTPOS.CO – Perjuangan santri Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Dan Seni Antar Pondok Pesantren (Pospenas) di Solo, telah berakhir. Dengan 70 atlet, Sumut meraih satu emas dan satu perak.

Hasil yang dicapai santri Sumut ini menurun dibandingkan Pospenas 2019 di Jawa Barat. Saat itu, Sumut membawa 4 emas, 10 perak, dan 4 perunggu.

Ketua Kontingen Pospenas Sumut Tuahta Rahmajaya Saragih mengatakan, hasil yang dicapai di Pospenas harus ditingkatkan lagi. “Apapun hasilnya adalah yang terbaik. Dan ini akan kita evaluasi untuk ke depan,” katanya.

Kadispora Sumut itu menambahkan, hal-hal yang menjadi kelemahan akan ditutupi dengan peningkatan pembinaan. Kemudian yang potensi unggulan dengan tetap lakukan pembinaan secara konsisten.

“Pospenas memberikan angin segar bagi para santri, ustadz dan pengasuh pondok pesantren untuk lebih memperhatikan, melibatkan, memprioritaskan dan meningkatkan kualitas olahraga dan seni di lingkungan ponpes,” ujarnya

Ia juga menilai bahwa Pospenas merupakan instrument penting untuk menciptakan pengalaman berharga untuk meningkatkan sportifitas yang jujur di kalangan masyarakat olahraga dan pemerintah. Apalagi, olahraga merupakan kegiatan yang sangat digemari santri karena kegiatannya di ponpes yang berlangsung 24 jam dan berasrama.

“Dengan olahraga santri dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya. Selain itu olahraga juga dapat mempererat persahabatan antar-santri. Para pengasuh pesantren melihat bahwa olahraga merupakan alat untuk menanamkan kesehatan jasmani, menanamkan Panca Jiwa; keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan kebebasan berekspresi. Selain itu juga olahraga merupakan ajang aktualita masa remaja dalam prestasi,” paparnya.

Meskipun demikian, pembinaan olahraga di lingkungan pesantren akan lebih berkembang dan bisa terwujud jika ditunjang sarana/prasarana, infrastruktur lapangan dan alat olahraga yang memadai.

Hal ini karena Pondok Pesantren menjadi tempat penggemblengan kader-kader bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, sekaligus pusat pencerahan bagi kehidupan masyarakat sekelilingnya. Untuk itu peran strategis yang dijalankan para ulama dan Pondok Pesantren harus terus ditingkatkan dan difasilitasi pemerintah.

“Tentunya, akan dikordinasikan dgn pihak2 pengelola pesantren untuk pembibitan atlet ke depan,” pungkasnya. (dek)

SOLO, SUMUTPOS.CO – Perjuangan santri Sumatera Utara pada Pekan Olahraga Dan Seni Antar Pondok Pesantren (Pospenas) di Solo, telah berakhir. Dengan 70 atlet, Sumut meraih satu emas dan satu perak.

Hasil yang dicapai santri Sumut ini menurun dibandingkan Pospenas 2019 di Jawa Barat. Saat itu, Sumut membawa 4 emas, 10 perak, dan 4 perunggu.

Ketua Kontingen Pospenas Sumut Tuahta Rahmajaya Saragih mengatakan, hasil yang dicapai di Pospenas harus ditingkatkan lagi. “Apapun hasilnya adalah yang terbaik. Dan ini akan kita evaluasi untuk ke depan,” katanya.

Kadispora Sumut itu menambahkan, hal-hal yang menjadi kelemahan akan ditutupi dengan peningkatan pembinaan. Kemudian yang potensi unggulan dengan tetap lakukan pembinaan secara konsisten.

“Pospenas memberikan angin segar bagi para santri, ustadz dan pengasuh pondok pesantren untuk lebih memperhatikan, melibatkan, memprioritaskan dan meningkatkan kualitas olahraga dan seni di lingkungan ponpes,” ujarnya

Ia juga menilai bahwa Pospenas merupakan instrument penting untuk menciptakan pengalaman berharga untuk meningkatkan sportifitas yang jujur di kalangan masyarakat olahraga dan pemerintah. Apalagi, olahraga merupakan kegiatan yang sangat digemari santri karena kegiatannya di ponpes yang berlangsung 24 jam dan berasrama.

“Dengan olahraga santri dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya. Selain itu olahraga juga dapat mempererat persahabatan antar-santri. Para pengasuh pesantren melihat bahwa olahraga merupakan alat untuk menanamkan kesehatan jasmani, menanamkan Panca Jiwa; keikhlasan, kesederhanaan, kemandirian, ukhuwah Islamiyah dan kebebasan berekspresi. Selain itu juga olahraga merupakan ajang aktualita masa remaja dalam prestasi,” paparnya.

Meskipun demikian, pembinaan olahraga di lingkungan pesantren akan lebih berkembang dan bisa terwujud jika ditunjang sarana/prasarana, infrastruktur lapangan dan alat olahraga yang memadai.

Hal ini karena Pondok Pesantren menjadi tempat penggemblengan kader-kader bangsa yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan, sekaligus pusat pencerahan bagi kehidupan masyarakat sekelilingnya. Untuk itu peran strategis yang dijalankan para ulama dan Pondok Pesantren harus terus ditingkatkan dan difasilitasi pemerintah.

“Tentunya, akan dikordinasikan dgn pihak2 pengelola pesantren untuk pembibitan atlet ke depan,” pungkasnya. (dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/