MEDAN, SUMUTPOS.CO – PSDS Deliserdang memiliki tanggapan berbeda tentang Liga 2. Tim berjulukan Traktor Kuning tersebut berharap kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia itu digelar usai Idul Fitri 2023.
“Kita berharap agar Liga 2 dimulai sesudah Lebaran. Itu merupakan jadwal yang ideal,” ujar Manajer Tim PSDS Deliserdang, Herman Sagita kepada Sumut Pos, Senin (20/2).
Herman Sagita memiliki alasan bahwa Liga 2 digelar usai Lebaran. Salah satunya adalah waktu yang tidak memungkinkan. “Tidak memungkinkan Liga 2 digelar mulai Februari ini karena berdekatan dengan Bulan Ramadhan,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa dengan Cinwa tersebut juga tidak setuju bila pertandingan Liga 2 digelar saat Ramadhan. Sebab tidak semua stadion tim Liga 2 biga menggelar pertandingan malam hari.
“Tidak mungkin juga Liga 2 digelar saat Ramadhan. Bilanglah main malam, tapi tidak semua stadion memiliki lampu penegaran,” tegasnya.
Untuk itu, Cinwa menilai Liga 2 ideal digelar kembali setelah Lebaran nanti. “Kalau usai Lebaran sudah sangat memungkinkan. Memang ada Piala Dunia U-20, tapi saya menilai tidak ada pengaruh,” sarannya.
Pada kesempatan ini, Cinwa juga berharap agar PSSI tidak hanya memikirkan kompetisi profesional. Dia berharap agar Ketua PSSI baru, Erick Thohir turut menggenjot pembinaan usia dini. “Karena cikal bakal pemain bagus itu adalah usia dini,” tegasnya.
Jadwal Liga 2 sendiri belum bisa dipastikan. Ketua Umum PSSI Erick Thohir juga belum bisa memastikan kapan kompetisi kasta kedua itu bergulir kembali. “Untuk jadwal laga, kenapa kita akan mulai sarasehan sepak bola dua Minggu lagi bareng Liga 1 dan 2. Kita ingin memastikan jadwal kompetisi ke depan seperti apa tanpa menganaktirikan Liga 2,” ujar Erick.
Erick akan mengusulkan Liga 1 dimulai lebih dahulu. Kemudian akan diikuti oleh Liga 2. Ia jamin Liga 1 dan Liga 2 tidak akan saling tumpang tindih.
“Oleh karena itu kita akan mengusulkan liga yang tidak tumpang tindih, misal Liga 1 mulai duluan, nanti masing-masing ada hari Sabtu Minggunya. Kalaupun tumpang tindih hanya satu dua bulan,” kata menteri BUMN ini.
Pengaturan jadwal ini juga akan memudahkan pihak kepolisian, sehingga aparat keamanan bisa memprediksi pergerakan para suporter. “Ini akan mempermudah kita semua, untuk kepolisian bisa memprediksi bagaimana dari pemain sepak bola dengan ada suporter suporter yang bisa diindikasi awal,” jelas Erick.
PSSI juga telah membentuk Komite Adhoc untuk para suporter. Hal ini dilakukan agar masalah keamanan tidak hanya lepas tangan kepada kepolisian.
“Kita tahu juga kami sudah membentuk Komite Adhoc untuk suporter. Tidak lain, kami tidak melepas tangan kepada kepolisian, bagaimana kita harus berdampingan dengan kepolisian bahwa ada perbaikan daripada suporter Indonesia. ini yang kita lakukan bersama sama. Jadi kita membuat ekosistem. Ini akan kita kolaborasikan bersama-sama,” ujar Erick. (bbs/dek)