MEDAN, SUMUTPOS.CO – Bank BTPN wilayah Sumatera terutama Sumatera Utara memiliki potensi untuk menggaet nasabah pensiunan. Meski untuk BTPN sendiri, sektor ini sedikit mengalami penurunan karena penerimaan ASN berkurang yang membuat pensiunan semakin sedikit.
Hal itu, disampaikan Regional Head Sumatera Bank BTPN, Odik Purnama dalam jumpa pers di Kota Medan, Rabu (22/2). Namun, ia mengatakan Portofolio Bank BTPN sebesar 80 persen adalan pensiunan.
“Namun peluangnya masih bisa digarap. Apalagi ini memang pasar yang menjadi unggulan BTPN. Portofolio BTPN sebesar 80 persen adalan pensiunan. Sisanya 20 persen adalah mikro dan yang lainnya,” sebut Odik.
Didampingi Corporate Communications Head Bank BTPN, Meta Rostiawati. Odik mengungkapkan pertumbuhan secara bisnis keseluruhan kalau dilihat saat ini ada penurunan.
“Secara yoy ada penurunan. Melihat kompetisi yang cukup kuat, sebagian besar industri fokus menggarap program pensiunan,” jelas Odik.
Begitupun, tambahnya, Bank BTPN tidak hanya sekadar melihat potensi bisnis saja tetapi keterlibatan langsung dalam memberdayakan nasabah adalah kunci pertumbuhan kinerja bisnis yang prima dan berkelanjutan. Dan ada empat pilar program yakni literasi keuangan, pengembangan kapasitas diri, peningkatan kapasitas usaha dan kehidupan berkelanjutan.
“Daya merupakan program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan. Daya membantu pengusaha UMKM untuk meningkatkan usahanya melalui program khusus berdasarkan kurikulum tertentu,” jelasnya.
Communications and Daya Head Bank BTPN, Andrie Darusman menambahkan, Bank BTPN telah menyalurkan pembiayaan hijau Rp6,7 triliun hingga 30 September 2022. Sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan menjadi yang dominan, sebesar Rp3,1 triliun.
“Kami sudah menyalurkan Rp6,7 triliun untuk membiayai kegiatan bisnis berkelanjutan seperti yang ditetapkan POJK 51/2017,” sebutnya.
Andrie merinci, selain sektor pengelolaan sumber daya alam hayati dan lahan berkelanjutan, pembiayaan juga untuk kegiatan bisnis energi terbarukan sebesar Rp1,9 triliun. Kemudian, efisiensi energi Rp0,53 triliun, transportasi ramah lingkungan Rp0,34 triliun, dan properti hijau Rp0,76 triliun.
Kemudian, tambahnya, untuk pertumbuhan registered user atau pengguna yang terdaftar di Jenius hampir menembus 4,2 juta nasabah di 2022 secara nasional. Diharapkan pengguna Jenius terus tumbuh lebih baik lagi karena memudahkan nasabah bertransaksi seperti para purnabakti.
“Selama ini, mereka harus menunggu lama di bank untuk menerima uang pensiun maupun mengirim uang, setelah menggunakan aplikasi ini jauh lebih cepat. Dan kami terus memperkenalkan Jenius kepada nasabah baru,” pungkasnya.(gus)