30 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

12 Orang Meninggal Dalam Korban Kerusuhan di Wamena, Dikabarkan, 2 Warga Medan Tewas

SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini data jumlah korban tewas kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya masih simpang siur. Pihak kepolisian dalam hal ini Polda Papua menyatakan ada 12 orang tewas, 10 orang diantaranya dimakamkan di Wamena, sementara 2 orang lainnya diterbangkan ke Sumatera Utara.

“Terkait dengan kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia, total sebanyak 2 orang korban dari masyarkat sudah diterbangkan ke Jayapura menuju Medan. Dan 10 warga asli Sinakma juga telah di makamkan Sabtu kemarin di TPU Sinakma,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo.

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi, SH, M.Hum menyatakan, dalam prosesi pemakaman, ada informasi yang berkembang jika ada 1 jenazah yang sudah dimakamkan lebih dulu dengan cara dikremasi oleh pihak keluarga. Dari 4 pemerintah daerah, tidak mengetahui dengan informasi tersebut, yang diketahui hanya 9 orang korban OAP yang ada di Jayawijaya dan orang korban nonOAP yang sudah dikirim ke kampung halamannya Sumatra Utara.

Sementara itu, pihak kepolisian dalam hal ini Polres Jaywijaya tengah mendalami ke 13 orang yang diperiksa sebagai saksi kericuhan tersebut. Dari 13 orang ini dikatakan ada 4 orang yang terindikasi terlibat dalam kericuhan dan 9 lainnya masih terus didalami. “Ada 4 yang kami duga terlibat dan 9 lainnya sedang didalami,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, Minggu (26/2).

Untuk situasi Kota Wamena dan sekitarnya pasca kerusuhan Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, berdasarkan informasi dari Kapolres Jayawijaya bahwa situasi di kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya hingga kini sudah aman terkendali. Sebagian masyarakat sudah kembali melakukan aktiviasnya.

Sementara itu dampak dari Kerusuhan sinakma kemarin kini 509 Warga Non OAP yang berdomisili di wilayah Sinakma Distrik Napua dan sekitarnya terpaksa meninggalkan rumahnya dan memilik untuk melakukan pengungsian di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya untuk sementara waktu sampai situasi keamanan di wilayah itu benar –benar pulih seperti biasa.

Ia juga memastikan para pengungsi ini ditampung di Masjid, Gereja dan rumah anggota untuk sementara waktu sampai situasi benar –benar pulih kembali. Sedangkan untuk kebutuhan mereka selama dua hari ini ditanggung langsung oleh dari Kodim dalam hal ini Dandim 1702/ Jayawijaya.

Kerusuhan itu bermula saat warga menghentikan sebuah mobil yang digunakan untuk berjualan di Sinakma, Kamis (23/2) siang. Dua orang yang ada di dalam kendaraan tersebut dituduh menculik seorang anak.

Kapolres Jayawijaya yang mendapat laporan tersebut kemudian tiba di lokasi untuk mengendalikan situasi. Ajakan Kapolres untuk menyelesaikan masalah di Kantor Polres Jayawijaya sempat diterima, namun tiba-tiba muncul sekelompok warga yang melakukan provokasi dan kemudian melakukan aksi anarkis.

Tidak hanya berusaha menyerang dua warga yang dituduh menculik anak, massa juga menyerang aparat keamanan yang ada di lokasi. Peringatan yang diberikan oleh polisi pun tidak dihiraukan. Massa terus berusaha menyerang aparat keamanan dan kendaraan yang ada di lokasi kejadian. Terjadi aksi pembakaran hingga penikaman terhadap para korban. (ade/jo/wen/fia/jpc/ila)

SUMUTPOS.CO – Hingga saat ini data jumlah korban tewas kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya masih simpang siur. Pihak kepolisian dalam hal ini Polda Papua menyatakan ada 12 orang tewas, 10 orang diantaranya dimakamkan di Wamena, sementara 2 orang lainnya diterbangkan ke Sumatera Utara.

“Terkait dengan kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia, total sebanyak 2 orang korban dari masyarkat sudah diterbangkan ke Jayapura menuju Medan. Dan 10 warga asli Sinakma juga telah di makamkan Sabtu kemarin di TPU Sinakma,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo.

Wakil Bupati Jayawijaya Marthin Yogobi, SH, M.Hum menyatakan, dalam prosesi pemakaman, ada informasi yang berkembang jika ada 1 jenazah yang sudah dimakamkan lebih dulu dengan cara dikremasi oleh pihak keluarga. Dari 4 pemerintah daerah, tidak mengetahui dengan informasi tersebut, yang diketahui hanya 9 orang korban OAP yang ada di Jayawijaya dan orang korban nonOAP yang sudah dikirim ke kampung halamannya Sumatra Utara.

Sementara itu, pihak kepolisian dalam hal ini Polres Jaywijaya tengah mendalami ke 13 orang yang diperiksa sebagai saksi kericuhan tersebut. Dari 13 orang ini dikatakan ada 4 orang yang terindikasi terlibat dalam kericuhan dan 9 lainnya masih terus didalami. “Ada 4 yang kami duga terlibat dan 9 lainnya sedang didalami,” jelas Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, Minggu (26/2).

Untuk situasi Kota Wamena dan sekitarnya pasca kerusuhan Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo mengatakan, berdasarkan informasi dari Kapolres Jayawijaya bahwa situasi di kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya hingga kini sudah aman terkendali. Sebagian masyarakat sudah kembali melakukan aktiviasnya.

Sementara itu dampak dari Kerusuhan sinakma kemarin kini 509 Warga Non OAP yang berdomisili di wilayah Sinakma Distrik Napua dan sekitarnya terpaksa meninggalkan rumahnya dan memilik untuk melakukan pengungsian di Markas Kodim 1702/ Jayawijaya untuk sementara waktu sampai situasi keamanan di wilayah itu benar –benar pulih seperti biasa.

Ia juga memastikan para pengungsi ini ditampung di Masjid, Gereja dan rumah anggota untuk sementara waktu sampai situasi benar –benar pulih kembali. Sedangkan untuk kebutuhan mereka selama dua hari ini ditanggung langsung oleh dari Kodim dalam hal ini Dandim 1702/ Jayawijaya.

Kerusuhan itu bermula saat warga menghentikan sebuah mobil yang digunakan untuk berjualan di Sinakma, Kamis (23/2) siang. Dua orang yang ada di dalam kendaraan tersebut dituduh menculik seorang anak.

Kapolres Jayawijaya yang mendapat laporan tersebut kemudian tiba di lokasi untuk mengendalikan situasi. Ajakan Kapolres untuk menyelesaikan masalah di Kantor Polres Jayawijaya sempat diterima, namun tiba-tiba muncul sekelompok warga yang melakukan provokasi dan kemudian melakukan aksi anarkis.

Tidak hanya berusaha menyerang dua warga yang dituduh menculik anak, massa juga menyerang aparat keamanan yang ada di lokasi. Peringatan yang diberikan oleh polisi pun tidak dihiraukan. Massa terus berusaha menyerang aparat keamanan dan kendaraan yang ada di lokasi kejadian. Terjadi aksi pembakaran hingga penikaman terhadap para korban. (ade/jo/wen/fia/jpc/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/