Geleng-geleng Lihat Pameran Bicycle Paling Nyentrik di Amerika (4-Habis)
Boo sebenarnya punya beberapa model yang bisa dipilih. Tapi, mereka siap membuat sepeda dengan spesifikasi yang sesuai dengan keinginan konsumen. Sebuah frame balap dengan geometri custom dihargai hampir USD 4.000 (sekitar Rp36 juta). Total sepeda bisa dengan mudah mencapai Rp100 juta.
AZRUL ANANDA, Sacramento
Frey lantas mempromosikan keunggulan lain sepeda berbahan bambu kombinasi karbon: safety. “Ada pemilik sepeda Boo yang bertabrakan langsung dengan mobil. Sepedanya tidak patah. Beda dengan sepeda karbon, yang kalau retak sedikit saja sudah tidak bisa dipakai,” tutur dia.
Karena sepeda itu hanya dibuat Wolf dan asistennya, mereka yang berminat harus bersabar. Ketika pesan sepeda custom, saya harus memenuhi beberapa permintaan dari Boo. Misalnya, mengukur lebih pasti badan sendiri. Panjang lengan kaki, dan lain-lain. Lalu, mereka meminta saya mengirimkan geometri sepeda yang paling saya suka saat ini. Ada beberapa ukuran dimensi yang mereka minta untuk nanti diaplikasikan ke frame Boo yang dibuat.
Kita juga bisa mengirim foto sepeda yang kita miliki, lalu lewat program simulasi komputer Frey bisa menganalisisnya dan menawarkan solusi-solusi perubahan bila dibutuhkan.
Proses itu saja bisa memakan waktu cukup lama. Begitu semua dimensi dan spesifikasi disepakati, baru Wolf bekerja. Kalau sedang inden ringan, dibutuhkan waktu hingga delapan minggu (dua bulan) untuk pembuatan. Kalau sedang padat, bisa lebih dari itu.
Penggemar MTB juga bisa pesan Boo khusus. Sekarang, Frey dan Wolf bereksperimen dengan frame MTB baru yang lebih kukuh. Bagian downtube-nya (pipa diagonal panjang di bawah) dibalut dengan anyaman karbon. Dengan demikian, sepeda itu bisa lebih dikasari lagi saat dipancal di arena off-road.
Wolf menandatangani semua frame yang dibuatnya. Juga menomori semua frame dengan tulisan tangan. Jadi, kelak sepeda itu bisa jadi bahan koleksi yang dapat dilacak dan dicatat sejarahnya.
Bambu dan Steel
Sekali lagi, Boo bukan satu-satunya produsen sepeda berbahan bambu di NAHBS 2012. Calfee Design juga memamerkan sebuah sepeda tandem dari bambu. Selain itu, ada Panda Bicycles yang habis-habisan mempromosikan sepeda “yang ditumbuhkan” tersebut.
Namanya boleh Panda, tapi perusahaan itu tidak berasal dari Tiongkok. Malah perusahaan tersebut berasal dari kota yang sama dengan Boo, yaitu Fort Collins, Colorado.
Tapi, Panda fokus ke aliran yang sangat beda dengan Boo. Kalau Boo memburu performa, Panda mengutamakan style. “Sepeda kami dibuat sebagai sepeda lifestyle,” kata Rebecca Dodge, koordinator penjualan Panda yang hadir di Sacramento.
Berbeda juga dengan Boo, Panda mendapatkan bambunya dari Yucatan Peninsula di selatan Meksiko. Pipa-pipa bambu tersebut lantas digabung dengan menggunakan penyambung dari steel (baja). Kombinasi itu mungkin bukan yang paling ringan atau paling kaku, tapi Panda mengklaimnya sebagai kombinasi paling nyaman untuk pengendara.
Harga Panda tidak murah. Yang paling bawah di kisaran USD 2.000 atau Rp18 juta. Yang tertinggi bisa di atas USD 3.500 atau Rp31,5 juta.
Dengan begitu banyaknya bahan bambu dipamerkan di NAHBS 2012 dan begitu banyaknya perhatian yang didapat, jangan heran kalau bahan itu bakal makin ngetren dalam tahun-tahun ke depan. Apalagi kalau performanya terbukti bisa setara dengan karbon. Itu bisa sesuai dengan tema lingkungan, yang makin tahun tampaknya makin diutamakan orang.
Kita tunggu saja di NAHBS tahun depan atau di pameran-pameran sepeda kelas dunia lain setelah ini. Siapa tahu bambu benar-benar makin populer. Atau, siapa tahu ada bahan lain yang tiba-tiba mencuri perhatian! (*)