MEDAN, SMUTPOS.CO – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memprediksi, mobilitas pemudik pada Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah akan mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Namun begitu peningkatan yang terjadi tidak terlalu signifikan.
Kepala Dishub Sumut, Agustinus Panjaitan menjelaskan, peningkatan jumlah pemudik di Sumut tahun ini tidak terlalu jauh dibanding tahun sebelumnya. “Kalau prediksi kita masih kompilasi data. Kalau hitung-hitungan kita, tidak terlalu jauh dengan mudik Lebaran tahun lalu, sejenis,” kata Agustinus kepada wartawan, Kamis (23/3).
Agustinus mengungkapkan, mobilitas pemudik Lebaran tahun ini sama seperti tahun sebelumnya, sangat longgar dan tidak ada pembatasan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akibat pandemi Covid-19. “Polanya hampir sama, tidak ada lagi pembatasan. Yang penting vaksin syarat perjalanannya, lebih longgar,” sebutnya.
Untuk seluruh moda transportasi, Agustinus memprediksi akan terjadi kenaikan pemudik sekitar 5 hingga 15 persen. Hal ini merujuk pada mudik Lebaran 2022 lalu. “Untuk angkutan jalan (bus) sekitar 5-10 persen. Yang cukup tinggi peningkatan penumpang Kereta api dan pesawat terbang, kenaikannya sekitar 15 persen. Sedangkan kapal laut sekitar 10 persen. Seperti itu prediksi peningkatannya,” beber Agustinus.
Dari segi persiapan pengamanan arus mudik Lebaran 2023, Agustinus enggan membeberkannya. Menurutnya, terlalu dini hal itu untuk disampaikan. Karena harus lebih dahulu disusun skema pengamanan bersama TNI/Polri dan stakeholder terkait.
Begitu juga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut tengah mengebut proses perbaikan jalan, terutama jalan berstatus jalan provinsi, yang jadi perlintasan bagi pemudik nantinya. Perbaikan jalan tersebut, merupakan mega proyek dari Rp2,7 triliun dari APBD Sumut secara multiyears. Kini, proses pengerjaan tengah dilakukan sampai saat ini.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, sebanyak 123,8 juta orang bakal mudik lebaran pada tahun 2023. Sebanyak 4,4 juta diantaranya, merupakan berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Jumlah pemudik tahun ini disebut meningkat 14,2 persen dibandingkan dengan prediksi pergerakan masyarakat pada tahun lalu yang mencapai 85,5 juta orang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, peningkatan prediksi orang yang akan melakukan perjalanan mudik lebaran lantaran tidak lagi diterapkannya Pembatasan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM). “Ini karena sudah tidak ada PPKM, memasuki masa pra endemi atau mendekati normal pasca pandemi Covid-19, perekonomian yang semakin membaik, tidak ada pembatasan atau larangan perjalanan, dan persepsi positif dari masyarakat pada penyelenggaraan Angkutan Lebaran tahun 2022 lalu,” kata Budi Karya dalam keterangan resmi, Selasa (7/3).
Budi Karya menjelaskan, sesuai dengan hasil survei Kemenhub, pergerakan masyarakat saat lebaran akan didominasi dari Pulau Jawa sebesar 62,5 persen atau 77,3 juta orang. Adapun lima daerah asal pemudik terbanyak, yakni Jawa Timur sebanyak 21,2 juta orang, Jawa Tengah sebanyak 18,7 orang, Jabodetabek sebanyak 18,3 juta orang, Jawa Barat 14,9 juta orang, dan Sumatera Utara sebanyak 4,4 juta orang.
Sementara itu, daerah tujuan perjalanan masyarakat tertinggi yaitu, pertama, Jawa Tengah sebanyak 32, 75 juta orang. Lalu, Jawa Timur 24, 6 juta orang, Jawa Barat 20, 72 juta orang, Jabodetabek 8, 07 juta orang, dan Yogyakarta 5, 9 juta orang. Adapun puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada Jumat, 21 April 2023, sedangkan arus balik diprediksi terjadi pada 25 hingga 26 April 2023.
Pihaknya memprediksi saat puncak arus mudik itu akan terjadi pergerakan sebanyak 17,7 orang. “Peningkatan perjalanan pada arus mudik diprediksi mulai meningkat sejak H-3 atau 19 April 2023,” jelas Budi.
Lebih lanjut, Budi membeberkan soal moda transportasi yang akan digunakan masyarakat saat mudik lebaran. Menurutnya, moda darat diprediksi menjadi pilihan paling dominan. Setidaknya, kata dia, akan ada penggunaan mobil pribadi oleh 27,32 juta orang, sepeda motor 25,13 juta orang, bus 22,77 juta orang, kereta api antarkota 11,47 juta orang, dan mobil sewa sebanyak 9,53 juta orang.
Terkait peningkatan jumlah pemudik di tahun ini, Budi Karya mengatakan, Kemenhub bakal menyiapkan sejumlah langkah antisipasi sejak awal tahun. Termasuk dengan mengevaluasi penyelenggaraan mudik, Natal, dan tahun baru sebelumnya. “Kami bersama para pemangku kepentingan menyiapkan antisipasi, berupa penyiapan sarana prasarana transportasi, aspek keselamatan, manajemen rekayasa lalu lintas, dan kebijakan lain agar mudik berjalan selamat, aman, dan terkendali,” tandasnya. (gus/adz)