30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Berjihad Membangun Sumut

Fadly Nurzal

Provinsi Sumatera Utara tengah mencari sosok yang mampu menjadi pemimpinnya. Membawa rakyat menikmati segala potensi yang ada, daerah ini menunggu sentuhan orang yang tepat untuk mengeksplorasi segala unsur yang dimiliki. Semua itu demi kemaslahatan rakyat.

Setidaknya ada tiga syarat untuk memimpin Sumut. Pertama adalah orang yang memiliki visi yang tajam. Visi ini mesti benar-benar prospektif, riil dan terukur. Hingga ketika sang pemimpin kelak menduduki jabatan itu, dia benar-benar akan mengubah wajah daerah ini menjadi lebih baik.

Kedua, adalah orang yang akomodatif-strategis. Artinya sosok pemimpin masa depan adalah orang yang mampu merangkul semua elemen masyarakat dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategisnya. Dia adalah orang yang bisa diterima semua kalangan, tanpa harus ragu ketika mengeluarkan keputusan secara tegas.

Ketiga adalah orang yang mampu berpikir jernih di segala situasi. Kematangan berpikir dan ketenangan jiwa adalah kunci dari pribadi seperti ini. Dia haruslah orang yang dekat dengan Tuhannya dan hormat kepada orang tua, kepada sesama dan mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai diri sendiri.

Sumatera Utara tentu memiliki profil orang seperti ini. Di antara ketidakjujuran yang merajalela, di antara kepentingan yang semakin memberhala, dan di antara kemaksiatan yang terus meraja, di sana terselip orang-orang pilihan. Mereka adalah jumlah yang sedikit di antara yang banyak. Mereka hidup dengan penuh kesadaran-kesadaran, berjuang tiada henti untuk menularkan kesadaran-kesadaran itu ke sekitarya.
Adalah Fadly Nurzal, SAg, seorang tokoh muda yang kini tengah mengemban amanah sebagai Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang sampai saat ini terus istiqomah memperjuangkan kepentingan umat Islam. Belakangan namanya menjadi buah bibir di masyarakat. Dia disebut-sebut sebagai sosok ideal sebagai pemimpin masa depan di daerah ini.

Ia cerdas, santun, dan mampu membingkai jaringan kader; muda dan tua. Dia adalah tokoh muda kelahiran Tanjungbalai. Dia adalah seorang santri jebolan Madrasah Aliyah Pesantren Modern Daar al Ulum Kisaran dan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut. Sejak kecil nuansa keIslaman sangat kental dalam hidupnya.

Kemampuan manajerial (kepemimpinannya) sudah telah terlihat sejak kecilnya. Dia bisa cepat dekat dengan kaum tua, para guru dan dosennya. Dia juga mampu merangkul dan bersahabat baik dengan teman-temannya serta menjadi patron bagi para juniornya. Tiga dimensi sosial (past, present, future) dalam struktur masyarakat ini telah sejak lama akrab dalam hidup Fadly.

Kondisi seperti itu bukan cuma karena Fadly adalah orang yang santun dan ramah. Tetapi dia juga memiliki kejernihan dalam berpikir, dalam mengutarakan pendapatnya dan memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ini semua membuat orang yang berada di dekatnya merasa nyaman berlama-lama dengannya.

Bakat alamiah dalam diri Fadly yang diperkaya sentuhan pendidikan formalnya maupun bimbingan orang tuanya ini, tentunya tidak begitu saja terbentuk. Dalam dirinya mengalir darah tokoh-tokoh pemimpin pada masanya. Kakeknya adalah H.Ahmad Saleh (alm), tokoh Ketua PPP Asahan dan juga pernah menjadi Pimpinan DPRD Asahan. Ayahnya Drs HM.Noor Pohan (alm) pernah menjadi anggota DPRD Tanjungbalai sedang sang ibu Hj.Zaleha HAS, SMHk (almh) adalah mantan Ketua DPC PPP Asahan dan mantan Pimpinan DPRD Asahan.

Maka tidak mengherankan jika sosok Fadly tumbuh menjadi pribadi yang memiliki bakat yang lengkap. Dia dididik di tengah keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai nilai hidup yang dipatuhi dan digenggam sampai akhir hayat. Singkatnya, proses tumbuh kembangnya dari anak-anak menjadi remaja dan menjadi dewasa di tengah bimbingan orang-orang hebat.

Maka tidak mengherankan jika Fadly telah tumbuh menjadi pribadi yang menonjol di antara orang-orang di sekelilingnya. Sejak muda Fadly dikenal sebagai orang yang santun dan cepat dekat banyak orang. Di masa kuliahnya dia dikenal sebagai seorang aktifis yang memiliki jaringan yang luas.
Melalui pengayaan hidupnya kini dalam dirinya telah muncul suatu kesadaran untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat Sumatera Utara. Baginya berbuat sesuatu untuk kemaslahatan orang banyak adalah jihad, suatu kewajiban yang mesti dijalani.

Dalam berbagai kesempatan dia tak hentinya mengingatkan dan mengajak seluruh umat untuk membangun tatanan kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat, bersih dan maju. “Membangun Indonesia dengan niat dan tujuan yang ikhlas adalah jihad,” kata Fadly suatu ketika.

Syarat untuk membangun seperti itu adalah, seluruh umat harus bahu membahu membangun menuju Indonesia yang lebih maju, bersih dan santun, sejahtera serta bertakwa kepada Allah SWT. “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur atau negeri adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala. Allahu Akbar,” kata Fadly.

Maka cukup beralasan ketika namanya kemudian disebut-sebut sebagai calon pemimpin masa depan Sumatera Utara. Ketika wacana ini berkembang, ketika itu pula dukungan mengalir deras tanpa terbendung. Ketika akun facebook dibuka oleh sahabatnya Agus Marwan—dengan user name FADLY NURZAL FOR GUBERNUR, akun ini langsung populer. Hanya dalam waktu delapan hari, sudah ada sekitar 8.500 orang bergabung dengan akun facebook tersebut. Jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari.

Fadly terus melangkah. Kesadarannya membangun Sumatera Utara lebih baik yang dilambari ketulusan dan niat yang ikhlas telah berbuah dukungan yang tiada henti dari masyarakat luas. Dukungan dari masyarakat yang rindu akan sosok pemimpin yang mewakfkan dirinya untuk menjadi pemimpin. (*)

Sumatera Utara di Mata Fadly Nurzal

Bagi Fadly Nurzal, Sumatera Utara adalah daerah yang memiliki potensi yang super lengkap. Dari segi sumber daya alam Sumut sangat kaya, potensi perkebunan melimpah ruah, demikian juga dengan pertanian dan kelautan. Sedangkan masyarakatnya, sangat terbuka dan terdiri dari berbagai etnis.
Menurutnya, dalam menakhodai Sumut, perlu kreativitas untuk mencari sumber-sumber pendapatan dari kekayaan alam Sumut yang melimpah. Dengan demikian, daerah ini tidak hanya mengandalkan pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB. “Selama ini berbagai potensi yang sangat lengkap itu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hingga saat ini yang menjadi primadona PAD masih bertumpu pada PKB dan BBN-KB,” katanya.

Disebutkan Fadly, jika hanya mengandalkan PKB dan BBNKB, maka yang dilakukan menjadi bagaimana memasukkan kendaraan bermotor sebanyak-banyaknya. Namun ironis juga, penambahan kendaraan yang makin banyak itu tidak juga diimbangi dengan pembangunan infrastuktur jalan yang baik. Sebab kenyataannya di berbagai daerah di Sumut sangat banyak jalan yang rusak.

“Pembangunan infrastruktur itu sangat penting, tak hanya jalan, namun juga ketersediaan listrik, pelabuhan dan lainnya, agar para investor nyaman dan mau masuk ke Sumut untuk menanamkan modalnya. Dengan banyaknya investor yang masuk, maka potensi Sumut yang super lengkap tadi akan semakin banyak tergarap. Dengan demikian PAD akan semakin bertambah dan lapangan pekerjaan akan semakin lebar terbuka yang pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat,” katanya.

Potensi lainnya yang sangat besar, kata Fadly ada di sektor perkebunan. “Sumut memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas baik yang dikelola oleh BUMN maupun swasta nasional dan PMA, namun manfaatnya tidak banyak dirasakan masyarakat Sumut. Penyebabnya, seluruh pajak dari perkebunan ini ditarik ke pusat dan daerah tidak mendapat jatah sama sekali,” ujarnya.

Karena itu, sebut Fadly, masyarakat Sumut harus berjuang agar bagaimana pajak dari sektor perkebunan itu sebagiannya bisa kembali dikembalikan ke Sumut. “Untuk cukai tembakau, pemerintah pusat telah mengembalikan sekitar 2% dari cukai ke daerah penghasil di sejumlah propinsi di Jawa. Nah kenapa untuk perkebunan tidak dilakukan,” katanya.

Menurut Fadly, pemerintah pusat sekali-sekali memang perlu ‘digertak’ agar mau bersedia mengembalikan sebagian kutipan pajak dari sektor perkebunan itu ke daerah penghasil. Dan dari hasil pengembalian pajak itu akan dapat dimaksimalkan untuk membangun infrastruktur di Sumut.
Begitulah Fadly. Di mata anak muda ini, Sumatera Utara semestinya jadi daerah yang jauh lebih baik dan lebih nyaman. Visinya demikian benderang untuk menjadikan daerah ini maju dan berkembang. (*)

H. Fadly Nurzal, SAg

Keluarga
Istri    Lilia Widyastuti
Ayah    Alm.Drs HM.Noor Pohan (Mantan Anggota  DPRD Tanjungbalai)
Ibu    Almh.Hj.Zaleha HAS, SMHk (Mantan Ketua DPC  PPP Asahan/Pimpinan DPRD Asahan)
Kakek    Alm.H.Ahmad Saleh (MantanKetua DPC PPP Asahan/Pimpinan DPRD Asahan)

Pekerjaan
1. Ketua DPW PPP Sumut
2. Ketua Fraksi PPP DPRD Sumut
3. Dosen Fakultas Syariah IAIN Sumut

Pendidikan
1. SD 05 Tanjungbalai
2. SMP Negeri Sijambi Tanjungbalai
3. Madrasah Tsanawiyah YMPI Tanjungbalai
4. Pesantren Aliyah Daar al Ulum Kisaran
5. S1 Fakultas Syariah IAIN Sumut

Riwayat Organisasi
1.    Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Fak.Syariah IAIN Sumut
2.    Mantan Wakil Sekretaris HMI Cabang Medan
3.    Pendiri Forum Indonesia Muda (FIM)
4.    Mantan Sekretaris Umum DPW Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Sumut.
5.    Mantan Ketua PW Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Sumut
6.    Ketua Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak (PKPA)

Pengalaman Lainnya
– Jenesys Jepang 2010

Fadly Nurzal

Provinsi Sumatera Utara tengah mencari sosok yang mampu menjadi pemimpinnya. Membawa rakyat menikmati segala potensi yang ada, daerah ini menunggu sentuhan orang yang tepat untuk mengeksplorasi segala unsur yang dimiliki. Semua itu demi kemaslahatan rakyat.

Setidaknya ada tiga syarat untuk memimpin Sumut. Pertama adalah orang yang memiliki visi yang tajam. Visi ini mesti benar-benar prospektif, riil dan terukur. Hingga ketika sang pemimpin kelak menduduki jabatan itu, dia benar-benar akan mengubah wajah daerah ini menjadi lebih baik.

Kedua, adalah orang yang akomodatif-strategis. Artinya sosok pemimpin masa depan adalah orang yang mampu merangkul semua elemen masyarakat dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategisnya. Dia adalah orang yang bisa diterima semua kalangan, tanpa harus ragu ketika mengeluarkan keputusan secara tegas.

Ketiga adalah orang yang mampu berpikir jernih di segala situasi. Kematangan berpikir dan ketenangan jiwa adalah kunci dari pribadi seperti ini. Dia haruslah orang yang dekat dengan Tuhannya dan hormat kepada orang tua, kepada sesama dan mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai diri sendiri.

Sumatera Utara tentu memiliki profil orang seperti ini. Di antara ketidakjujuran yang merajalela, di antara kepentingan yang semakin memberhala, dan di antara kemaksiatan yang terus meraja, di sana terselip orang-orang pilihan. Mereka adalah jumlah yang sedikit di antara yang banyak. Mereka hidup dengan penuh kesadaran-kesadaran, berjuang tiada henti untuk menularkan kesadaran-kesadaran itu ke sekitarya.
Adalah Fadly Nurzal, SAg, seorang tokoh muda yang kini tengah mengemban amanah sebagai Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP), partai yang sampai saat ini terus istiqomah memperjuangkan kepentingan umat Islam. Belakangan namanya menjadi buah bibir di masyarakat. Dia disebut-sebut sebagai sosok ideal sebagai pemimpin masa depan di daerah ini.

Ia cerdas, santun, dan mampu membingkai jaringan kader; muda dan tua. Dia adalah tokoh muda kelahiran Tanjungbalai. Dia adalah seorang santri jebolan Madrasah Aliyah Pesantren Modern Daar al Ulum Kisaran dan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumut. Sejak kecil nuansa keIslaman sangat kental dalam hidupnya.

Kemampuan manajerial (kepemimpinannya) sudah telah terlihat sejak kecilnya. Dia bisa cepat dekat dengan kaum tua, para guru dan dosennya. Dia juga mampu merangkul dan bersahabat baik dengan teman-temannya serta menjadi patron bagi para juniornya. Tiga dimensi sosial (past, present, future) dalam struktur masyarakat ini telah sejak lama akrab dalam hidup Fadly.

Kondisi seperti itu bukan cuma karena Fadly adalah orang yang santun dan ramah. Tetapi dia juga memiliki kejernihan dalam berpikir, dalam mengutarakan pendapatnya dan memiliki pandangan yang jauh ke depan. Ini semua membuat orang yang berada di dekatnya merasa nyaman berlama-lama dengannya.

Bakat alamiah dalam diri Fadly yang diperkaya sentuhan pendidikan formalnya maupun bimbingan orang tuanya ini, tentunya tidak begitu saja terbentuk. Dalam dirinya mengalir darah tokoh-tokoh pemimpin pada masanya. Kakeknya adalah H.Ahmad Saleh (alm), tokoh Ketua PPP Asahan dan juga pernah menjadi Pimpinan DPRD Asahan. Ayahnya Drs HM.Noor Pohan (alm) pernah menjadi anggota DPRD Tanjungbalai sedang sang ibu Hj.Zaleha HAS, SMHk (almh) adalah mantan Ketua DPC PPP Asahan dan mantan Pimpinan DPRD Asahan.

Maka tidak mengherankan jika sosok Fadly tumbuh menjadi pribadi yang memiliki bakat yang lengkap. Dia dididik di tengah keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang yang menjadikan nilai-nilai Islam sebagai nilai hidup yang dipatuhi dan digenggam sampai akhir hayat. Singkatnya, proses tumbuh kembangnya dari anak-anak menjadi remaja dan menjadi dewasa di tengah bimbingan orang-orang hebat.

Maka tidak mengherankan jika Fadly telah tumbuh menjadi pribadi yang menonjol di antara orang-orang di sekelilingnya. Sejak muda Fadly dikenal sebagai orang yang santun dan cepat dekat banyak orang. Di masa kuliahnya dia dikenal sebagai seorang aktifis yang memiliki jaringan yang luas.
Melalui pengayaan hidupnya kini dalam dirinya telah muncul suatu kesadaran untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi masyarakat Sumatera Utara. Baginya berbuat sesuatu untuk kemaslahatan orang banyak adalah jihad, suatu kewajiban yang mesti dijalani.

Dalam berbagai kesempatan dia tak hentinya mengingatkan dan mengajak seluruh umat untuk membangun tatanan kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat, bersih dan maju. “Membangun Indonesia dengan niat dan tujuan yang ikhlas adalah jihad,” kata Fadly suatu ketika.

Syarat untuk membangun seperti itu adalah, seluruh umat harus bahu membahu membangun menuju Indonesia yang lebih maju, bersih dan santun, sejahtera serta bertakwa kepada Allah SWT. “Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur atau negeri adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu Wata’ala. Allahu Akbar,” kata Fadly.

Maka cukup beralasan ketika namanya kemudian disebut-sebut sebagai calon pemimpin masa depan Sumatera Utara. Ketika wacana ini berkembang, ketika itu pula dukungan mengalir deras tanpa terbendung. Ketika akun facebook dibuka oleh sahabatnya Agus Marwan—dengan user name FADLY NURZAL FOR GUBERNUR, akun ini langsung populer. Hanya dalam waktu delapan hari, sudah ada sekitar 8.500 orang bergabung dengan akun facebook tersebut. Jumlahnya terus bertambah dari hari ke hari.

Fadly terus melangkah. Kesadarannya membangun Sumatera Utara lebih baik yang dilambari ketulusan dan niat yang ikhlas telah berbuah dukungan yang tiada henti dari masyarakat luas. Dukungan dari masyarakat yang rindu akan sosok pemimpin yang mewakfkan dirinya untuk menjadi pemimpin. (*)

Sumatera Utara di Mata Fadly Nurzal

Bagi Fadly Nurzal, Sumatera Utara adalah daerah yang memiliki potensi yang super lengkap. Dari segi sumber daya alam Sumut sangat kaya, potensi perkebunan melimpah ruah, demikian juga dengan pertanian dan kelautan. Sedangkan masyarakatnya, sangat terbuka dan terdiri dari berbagai etnis.
Menurutnya, dalam menakhodai Sumut, perlu kreativitas untuk mencari sumber-sumber pendapatan dari kekayaan alam Sumut yang melimpah. Dengan demikian, daerah ini tidak hanya mengandalkan pada Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB. “Selama ini berbagai potensi yang sangat lengkap itu belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Hingga saat ini yang menjadi primadona PAD masih bertumpu pada PKB dan BBN-KB,” katanya.

Disebutkan Fadly, jika hanya mengandalkan PKB dan BBNKB, maka yang dilakukan menjadi bagaimana memasukkan kendaraan bermotor sebanyak-banyaknya. Namun ironis juga, penambahan kendaraan yang makin banyak itu tidak juga diimbangi dengan pembangunan infrastuktur jalan yang baik. Sebab kenyataannya di berbagai daerah di Sumut sangat banyak jalan yang rusak.

“Pembangunan infrastruktur itu sangat penting, tak hanya jalan, namun juga ketersediaan listrik, pelabuhan dan lainnya, agar para investor nyaman dan mau masuk ke Sumut untuk menanamkan modalnya. Dengan banyaknya investor yang masuk, maka potensi Sumut yang super lengkap tadi akan semakin banyak tergarap. Dengan demikian PAD akan semakin bertambah dan lapangan pekerjaan akan semakin lebar terbuka yang pada gilirannya kesejahteraan masyarakat akan semakin meningkat,” katanya.

Potensi lainnya yang sangat besar, kata Fadly ada di sektor perkebunan. “Sumut memiliki perkebunan kelapa sawit yang sangat luas baik yang dikelola oleh BUMN maupun swasta nasional dan PMA, namun manfaatnya tidak banyak dirasakan masyarakat Sumut. Penyebabnya, seluruh pajak dari perkebunan ini ditarik ke pusat dan daerah tidak mendapat jatah sama sekali,” ujarnya.

Karena itu, sebut Fadly, masyarakat Sumut harus berjuang agar bagaimana pajak dari sektor perkebunan itu sebagiannya bisa kembali dikembalikan ke Sumut. “Untuk cukai tembakau, pemerintah pusat telah mengembalikan sekitar 2% dari cukai ke daerah penghasil di sejumlah propinsi di Jawa. Nah kenapa untuk perkebunan tidak dilakukan,” katanya.

Menurut Fadly, pemerintah pusat sekali-sekali memang perlu ‘digertak’ agar mau bersedia mengembalikan sebagian kutipan pajak dari sektor perkebunan itu ke daerah penghasil. Dan dari hasil pengembalian pajak itu akan dapat dimaksimalkan untuk membangun infrastruktur di Sumut.
Begitulah Fadly. Di mata anak muda ini, Sumatera Utara semestinya jadi daerah yang jauh lebih baik dan lebih nyaman. Visinya demikian benderang untuk menjadikan daerah ini maju dan berkembang. (*)

H. Fadly Nurzal, SAg

Keluarga
Istri    Lilia Widyastuti
Ayah    Alm.Drs HM.Noor Pohan (Mantan Anggota  DPRD Tanjungbalai)
Ibu    Almh.Hj.Zaleha HAS, SMHk (Mantan Ketua DPC  PPP Asahan/Pimpinan DPRD Asahan)
Kakek    Alm.H.Ahmad Saleh (MantanKetua DPC PPP Asahan/Pimpinan DPRD Asahan)

Pekerjaan
1. Ketua DPW PPP Sumut
2. Ketua Fraksi PPP DPRD Sumut
3. Dosen Fakultas Syariah IAIN Sumut

Pendidikan
1. SD 05 Tanjungbalai
2. SMP Negeri Sijambi Tanjungbalai
3. Madrasah Tsanawiyah YMPI Tanjungbalai
4. Pesantren Aliyah Daar al Ulum Kisaran
5. S1 Fakultas Syariah IAIN Sumut

Riwayat Organisasi
1.    Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Fak.Syariah IAIN Sumut
2.    Mantan Wakil Sekretaris HMI Cabang Medan
3.    Pendiri Forum Indonesia Muda (FIM)
4.    Mantan Sekretaris Umum DPW Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Sumut.
5.    Mantan Ketua PW Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) Sumut
6.    Ketua Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak (PKPA)

Pengalaman Lainnya
– Jenesys Jepang 2010

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/