DOLOKMASIHUL, SUMUTPOS.CO – Demi meningkatkan kesejahteraan petani, Bupati Serdangbedagai (Sergai) Darma Wijaya, membuka pelatihan pertanian organik terpadu/pembuatan pupuk organik cair (POC) dan pestisida nabati, yang dilaksanakan di Socfindo Seed Production dan Laboratory (SSPL) Bangunbandar, Kecamatan Dolokmasihul, Senin (8/5).
Dalam sambutannya, Darma menyampaikan, Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat punya potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha di bidang pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Dia juga menyebutkan, potensi ini didukung areal penggunaan lahan sawah eksisting 2020 seluas 31.284 hektare (sawah beririgasi 26.317 hektare, tidak beririgasi 4.931 hektare). Dan luas lahan perkebunan mencapai 102.628.02 hektare, yang terdiri dari perkebunan BUMN, swasta asing, swasta nasional, dan perkebunan rakyat.
“Apabila sumber daya lahan ini terus dikelola dengan baik, ditambah masukan teknologi budidaya yang bagus dan ramah lingkungan, maka target pemerintah untuk terus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai. Sehingga misi pertanian berkelanjutan dapat diwujudkan,” ungkap Darma.
Darma juga mengatakan, pertanian organik ini mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan kimia sintetis. Tujuan penggunaan bahan-bahan organik ini adalah untuk mengembalikan kesuburan tanah dan menjaga kelestarian lingkungan.
“Pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang sangat menentukan dalam pencapaian target produksi dan produktivitas pertanian. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida kima dalam jangka panjang dan jumlah yang berlebihan dapat menyebabkan pencemaran pada tanah sehingga dalam jangka panjang dapat mengurangi kesuburan tanah,” jelasnya.
Dia pun mengatakan, pupuk sangat dibutuhkan untuk menambah unsur hara bagi tanaman. Anjuran penggunaan pupuk ataupun bahan lainnya yang bersifat organik dimaksudkan untuk mengurangi kerusakan pada tanah pertanian.
“Pengembangan pupuk alternatif, yakni POC, dapat menggantikan atau paling tidak mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pupuk kimia. POC adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, limbah agroindustri, dan kotoran hewan,” beber Darma.
Menurut Darma, penggunaan POC bisa mengurangi biaya pertanian dan menghasilkan kualitas panen yang lebih baik, apalagi dengan adanya pelatihan pembuatan POC ini diharapkan para petani bisa membuat sendiri pupuk organik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.
Darma mengisahkan, pertanian organik sudah mulai dikembangkan sejak 2008, namun masih terbatas pada komoditi tanaman pangan. Ini menurutnya merupakan peluang dan kesempatan yang baik bagi petani, untuk mulai mengembangkan dan meningkatkan budidaya pertanian organik untuk komoditi perkebunan di wilayah Kabupaten Sergai, khususnya kelapa sawit, kelapa, karet, kakao, dan lainnya.
Ucapan terima kasih tak lupa disampaikan Darma kepada PT Socfindo Bangunbandar, yang telah melaksanakan pelatihan tersebut. Dia berharap pelatihan ini menambah semangat seluruh pihak terkait untuk terus mengembangkan serta meningkatkan pertanian, khususnya tanaman perkebunan yang lebih ramah lingkungan dengan memaksimalkan penggunaan input organik.
“Mudah-mudahan kita tetap terus termotivasi untuk terus melaksanakan tugas dan tanggung jawab serta tetap menajag kebersamaan dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan pertanian di Sergai,” harapnya.
Sementara itu, General Manager PT Socfindo, Andi Suwignyo menyampaikan, pihaknya sebagai bagian dunia usaha, harus ikut bertanggung jawab dalam memberi solusi atas berbagai isu lingkungan.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Socfindo telah menunjukkan kepedulian dan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan. Satu buktinya lewat penggunaan pupuk organik untuk mengembalikan unsur hara tanah. Lewat pelatihan ini, kami ingin mengajak masyarakat untuk menggunakan pupuk organik dalam proses prduksi,” pungkasnya. (fad/saz)