Masjid Ar Ridho di Jalan Rakyat, Kelurahan Sidorame Timur, Medan Perjuangan
Masjid Ar Ridho di Jalan Rakyat No 33, Kelurahan Sidorame Timur, Kecamatan Medan Perjuangan, dulunya hanya berlantai tanah, dinding papan dan hanya beratapkan nipah. Sekarang, Masjid Ar Ridho yang berdiri sejak 1952 ini terlihat megah dengan sebuah menara yang menjulang ke langit.
Pada 1952, masjid ini masih berstatus langgar dan berdiri di atas sepetak tanah wakaf. “Tanah itu wakaf dari kepala kampung yang sekaligus menjadi nazir pada masa itu, yakni Muhammad Said. Beliau sengaja mewakafkan tanah pribadinya untuk membangun sarana peribadatan masyarakat,” ujar Imran Nasution, orang yang dituakan di masjid tersebut, belum lama ini.
Lebih lanjut Imran menuturkan, tanah yang diwakafkan pada masa itu berukuran 10×10 meter. “Saat ini tanah masjid sudah berukuran 10×37 meter. Karena seiring perkembangan zaman, kami juga melakukan pelebaran masjid,” ujarnya.
Pelebaran bangunan masjid merupakan sumbangsih para jamaah. “Untuk pelebaran luas masjid, kami menyerahkan pada jamaah yang memiliki niat untuk berinfaq melalui membayar kapling tanah. Kapling tanah ini merupakan daerah yang telah masuk dalam daftar pembelian untuk memperlebar luas masjid,” jelas Imran.
Dalam perkembangan masjid, Masjid Ar Ridho merupakan masjid tua yang berada di Kelurahan Sidorame Timur. Saat ini, telah ada empat masjid yang berdiri di sekitar kelurahan yang bisa dijadikan jamaah sebagi pilihan tempat melaksanakan ibadah.
“Kebiasaan sejak pertama kali masjid ini dibangun yakni pengajian ba’da Salat Maghrib untuk anak-anak. Dulu pengajian digelar dengan penerangan seadanya, menggunakan lampu sentir. Dan hingga saat ini masih kita lanjutkan,” ujar Imran.
Masjid Ar Ridho mengalami empat kali pembangunan. Yakni pada 1981, 1982-1995, 1995-2001, dan 2001. “Pada masa pembangunan mulai 2001, di tahun 2006 bangunan masjid lama dibongkar. Karena bangunan baru telah bisa digunakan untuk beribadah. Sebelumnya, jemaah salat masih di bangunan masjid lama, seiring pembangunan masjid yang baru ini. Jadi, pelaksanaan salat tak pernah putus,” tegas Imran.
Adapun alasan masjid yang kini memiliki dua lantai ini dibangun karena semakin banyaknya jamaah yang salat di Masjid Ar Ridho. “Selain itu, karena masjid ini dulunya terlalu dekat dengan pinggir jalan, tak ada halamannya. Jadi, pelaksanaan salat juga terganggu dengan lalu lalang kendaraan yang melintas di depan masjid,” tutur Imran.
Saat ini Masjid Ar Ridho dapat menampung hingga 300 jamaah. Dan jamaah terjauh yang menjadi jamaah di Masjid Ar Ridho adalah jamaah dari Jalan Pelita 4 Medan hingga Jalan Ngalengko Medan.
Imran juga mengatakan, perpustakaan juga tersedia di masjid untuk mendukung peningkatan mutu jamaah dalam bidang umum hingga keagamaan. “Buku yang tersedia masih sedikit, tapi buku yang tersedia merupakan buku umum hingga keagamaan. Dan itu juga merupakan sumbangan dari jamaah,” tandasnya.(saz)