26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Gizi Buruk karena Miskin

Kasus gizi buruk di Kota Medan masih tetap tinggi. Data terakhir yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan, tercatat sebanyak 124 anak menderita gizi buruk dan 4 orang diantaranya meninggal dunia. Kenapa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Farida Noris Ritonga dengan tokoh masyarakat Sumut, dr Sofyan Tan.

Kenapa jumlah kasus gizi buruk tetap tinggi?
Kasus gizi buruk masih tinggi karena kurangnya peranan perangkat desa. Misalnya saja posyadu dan kepling yang tidak berfungsi dengan baik. Harusnya dengan banyaknya ditemukan kasus gizi buruk maka bisa ditanggulangi dan memantau anak-anak yang kurang gizinya. Memang saat ini, posyandu sudah dihidupkan tapi masih belum maksimal.

Apa sebenarnya faktor utama gizi buruk ini?
Gizi buruk dikarenakan faktor kemiskinan dan makanan yang dikonsumsi kurang bergizi. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pemberian asupan gizi terhadap anak-anak menyebabkan tingkat kasus gizi buruk masih tinggi.

Saat ini kasus gizi buruk bukan hanya di desa tapi juga banyak ditemukan di kota. Bagaimana pendapat Anda?
Persaingan diperkotaan yang semakin meningkat menyebabkan pengangguran juga semakin tinggi. Hal ini membuat persaingan hidup yang tidak sehat dan daya beli masyarakat terhadap makanan bergizi juga semakin menurun. Berbeda dengan di pedesaan, saat kebutuhan bahan pokok semakin menipis, masyarakatnya masih bisa bercocok tanam dan memanfaatkan alam. Sedangkan di perkotaan, sudah tidak ditemukan lahan lagi dan rumah-rumah penduduk juga berdesakan. Tentunya ini sangat mempengaruhi jumlah penderita gizi buruk.

Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir tingginya kasus gizi buruk?
Posyandu sebagai wadah terdepan harusnya memiliki peranan penting dalam meminimalisir kasus gizi buruk. Pertumbuhan bayi harus sering dikontrol dan ditimbang setiap bulannya. Jadi nantinya diketahui berat badan bayi dari hasil penimbangan. Posyandu menyerahkan hasilnya ke Puskesmas dan nantinya diserahkan ke Dinas Kesehatan. Berat badan yang terus menurun harus diambil tindakan.

Bagaimana peranan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan?
Dinas Kesehatan harusnya tidak hanya mengurus izin surat di rumah sakit saja, tapi juga harus menganalisa data yang terkumpul dari bawah. Harus dilakukan peninjauan secara langsung apakah laporan sudah benar atau tidak. Jangan cuma menerima laporan diatas kertas saja.

Apakah menurut Anda program wali kota dengan Medan bebas gizi buruk di tahun 2015 akan tercapai?
Kita harus optimis program ini akan mendapat pencapaian dengan baik. Tapi hendaknya, program ini jangan hanya sekadar seremonial belaka tanpa ada tindakan nyata. Pencanangan tanpa kerja nyata, tidak akan menghasilkan sesuatu penyelesaian. Untuk itu, perhatian terhadap posyandu harus lebih ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan Pemko, harus memberi apresiasi kepada perangkat desa. Yang paling cepat memberitahu kasus, harus diberikan apresiasi. Karena banyak petugas dari posyandu merupakan sukarelawan.

Apa harapan Anda?
Kasus gizi buruk harus dituntaskan salah satunya dengan cara memaksimalkan kinerja perangkat desa yang merupakan ujung tombak. Selain itu, kesejahteraan masyarakat juga harus menjadi perhatian karena gizi buruk berkaitan dengan kemiskinan. (*)

Kasus gizi buruk di Kota Medan masih tetap tinggi. Data terakhir yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Medan, tercatat sebanyak 124 anak menderita gizi buruk dan 4 orang diantaranya meninggal dunia. Kenapa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos, Farida Noris Ritonga dengan tokoh masyarakat Sumut, dr Sofyan Tan.

Kenapa jumlah kasus gizi buruk tetap tinggi?
Kasus gizi buruk masih tinggi karena kurangnya peranan perangkat desa. Misalnya saja posyadu dan kepling yang tidak berfungsi dengan baik. Harusnya dengan banyaknya ditemukan kasus gizi buruk maka bisa ditanggulangi dan memantau anak-anak yang kurang gizinya. Memang saat ini, posyandu sudah dihidupkan tapi masih belum maksimal.

Apa sebenarnya faktor utama gizi buruk ini?
Gizi buruk dikarenakan faktor kemiskinan dan makanan yang dikonsumsi kurang bergizi. Selain itu, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pemberian asupan gizi terhadap anak-anak menyebabkan tingkat kasus gizi buruk masih tinggi.

Saat ini kasus gizi buruk bukan hanya di desa tapi juga banyak ditemukan di kota. Bagaimana pendapat Anda?
Persaingan diperkotaan yang semakin meningkat menyebabkan pengangguran juga semakin tinggi. Hal ini membuat persaingan hidup yang tidak sehat dan daya beli masyarakat terhadap makanan bergizi juga semakin menurun. Berbeda dengan di pedesaan, saat kebutuhan bahan pokok semakin menipis, masyarakatnya masih bisa bercocok tanam dan memanfaatkan alam. Sedangkan di perkotaan, sudah tidak ditemukan lahan lagi dan rumah-rumah penduduk juga berdesakan. Tentunya ini sangat mempengaruhi jumlah penderita gizi buruk.

Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir tingginya kasus gizi buruk?
Posyandu sebagai wadah terdepan harusnya memiliki peranan penting dalam meminimalisir kasus gizi buruk. Pertumbuhan bayi harus sering dikontrol dan ditimbang setiap bulannya. Jadi nantinya diketahui berat badan bayi dari hasil penimbangan. Posyandu menyerahkan hasilnya ke Puskesmas dan nantinya diserahkan ke Dinas Kesehatan. Berat badan yang terus menurun harus diambil tindakan.

Bagaimana peranan instansi terkait seperti Dinas Kesehatan?
Dinas Kesehatan harusnya tidak hanya mengurus izin surat di rumah sakit saja, tapi juga harus menganalisa data yang terkumpul dari bawah. Harus dilakukan peninjauan secara langsung apakah laporan sudah benar atau tidak. Jangan cuma menerima laporan diatas kertas saja.

Apakah menurut Anda program wali kota dengan Medan bebas gizi buruk di tahun 2015 akan tercapai?
Kita harus optimis program ini akan mendapat pencapaian dengan baik. Tapi hendaknya, program ini jangan hanya sekadar seremonial belaka tanpa ada tindakan nyata. Pencanangan tanpa kerja nyata, tidak akan menghasilkan sesuatu penyelesaian. Untuk itu, perhatian terhadap posyandu harus lebih ditingkatkan. Begitu juga halnya dengan Pemko, harus memberi apresiasi kepada perangkat desa. Yang paling cepat memberitahu kasus, harus diberikan apresiasi. Karena banyak petugas dari posyandu merupakan sukarelawan.

Apa harapan Anda?
Kasus gizi buruk harus dituntaskan salah satunya dengan cara memaksimalkan kinerja perangkat desa yang merupakan ujung tombak. Selain itu, kesejahteraan masyarakat juga harus menjadi perhatian karena gizi buruk berkaitan dengan kemiskinan. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/