30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Peran Penting Interprofessional Education Terhadap Mahasiswa Kesehatan

Ance Ria Manalu, S.Kep., Ners., & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Program Magister Ilmu Keperawatan USU)

DALAM dunia kesehatan, pelayanan yang terbaik dan maksimal dihasilkan dari kolaborasi berbagai ilmu dan profesi yang memiliki peran masing masing. Oleh karena itu pendidikan bidang kesehatan memiliki satu strategi dengan pendekatan kurikulum untuk mengembangkan kemampuan untuk saling mengenal peran masing-masing tersebut dengan Interprofessional Education (IPE).

Sebuah rekomendasi dari WHO (2010) yang bertema “Framework For Action On Interprofessional Education & Collaborative Practice” menjelaskan bahwa IPE merupakan strategi pembelajaran inovatif yang menekankan pada kerja sama dan kolaborasi interprofesi dalam melakukan proses perawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pasien.

Konsep pembelajaran IPE dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di rumah sakit, akademi dan komunitas. Pengembangan IPE perlu dilaksanakan mulai dari profesional kesehatan sedang menjalani studi akademik agar tercapainya tujuan yang diinginkan.

IPE dapat diaplikasikan dengan cara kuliah pakar dengan beberapa latar belakang profesi kesehatan yang berbeda serta dilakukan diskusi pemecahan masalah dengan suatu pendekatan dari beberapa profesi kesehatan.

IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerja sama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui hambatan untuk kerja sama tim; peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain.

Salah satu penelitian Mobalen, Faidiban, Parlaungan (2021) yang mengikutsertakan mahasiswa bidan, perawat dan gizi memiliki persepsi yang lebih tinggi tentang kesiapan mereka bekerja dalam tim multidisiplin pasca mengikuti program pembelajaran IPE. Hasil ini menunjukkan bahwa program IPE mengubah persepsi mahasiswa kesehatan ke arah yang lebih positif terhadap kesiapan atau penerimaan bekerja dalam tim multi disiplin ilmu.

Kemungkinan ini disebabkan kegiatan mahasiswa kesehatan yang belajar tentang satu sama lain. Adapun kegiatan tersebut yaitu dinamika kelompok saat pertama kali bertemu, memfasilitasi keterampilan interprofesional oleh pendidik interprofesional yang berpengalaman, rencana perawatan bagi pasien oleh kelompok multi disiplin dan adanya evaluasi dengan rekan rekan dan mentor dalam tim.

Dalam kegiatan ini khususnya saat mengunjungi pasien masing masing disiplin ilmu diharuskan berbagi ide atau pun gagasan tentang rencana rencana intervensi yang tepat pada pasien sehingga lebih cocok dan tepat guna. (*)

Ance Ria Manalu, S.Kep., Ners., & Dr. Siti Zahara Nasution, S.Kp., MNS (Program Magister Ilmu Keperawatan USU)

DALAM dunia kesehatan, pelayanan yang terbaik dan maksimal dihasilkan dari kolaborasi berbagai ilmu dan profesi yang memiliki peran masing masing. Oleh karena itu pendidikan bidang kesehatan memiliki satu strategi dengan pendekatan kurikulum untuk mengembangkan kemampuan untuk saling mengenal peran masing-masing tersebut dengan Interprofessional Education (IPE).

Sebuah rekomendasi dari WHO (2010) yang bertema “Framework For Action On Interprofessional Education & Collaborative Practice” menjelaskan bahwa IPE merupakan strategi pembelajaran inovatif yang menekankan pada kerja sama dan kolaborasi interprofesi dalam melakukan proses perawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pasien.

Konsep pembelajaran IPE dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran di rumah sakit, akademi dan komunitas. Pengembangan IPE perlu dilaksanakan mulai dari profesional kesehatan sedang menjalani studi akademik agar tercapainya tujuan yang diinginkan.

IPE dapat diaplikasikan dengan cara kuliah pakar dengan beberapa latar belakang profesi kesehatan yang berbeda serta dilakukan diskusi pemecahan masalah dengan suatu pendekatan dari beberapa profesi kesehatan.

IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam beberapa aspek yaitu kerja sama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan anggota tim, mengetahui hambatan untuk kerja sama tim; peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas kesehatan lain.

Salah satu penelitian Mobalen, Faidiban, Parlaungan (2021) yang mengikutsertakan mahasiswa bidan, perawat dan gizi memiliki persepsi yang lebih tinggi tentang kesiapan mereka bekerja dalam tim multidisiplin pasca mengikuti program pembelajaran IPE. Hasil ini menunjukkan bahwa program IPE mengubah persepsi mahasiswa kesehatan ke arah yang lebih positif terhadap kesiapan atau penerimaan bekerja dalam tim multi disiplin ilmu.

Kemungkinan ini disebabkan kegiatan mahasiswa kesehatan yang belajar tentang satu sama lain. Adapun kegiatan tersebut yaitu dinamika kelompok saat pertama kali bertemu, memfasilitasi keterampilan interprofesional oleh pendidik interprofesional yang berpengalaman, rencana perawatan bagi pasien oleh kelompok multi disiplin dan adanya evaluasi dengan rekan rekan dan mentor dalam tim.

Dalam kegiatan ini khususnya saat mengunjungi pasien masing masing disiplin ilmu diharuskan berbagi ide atau pun gagasan tentang rencana rencana intervensi yang tepat pada pasien sehingga lebih cocok dan tepat guna. (*)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/