MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pengurus Provinsi (Pengprov) Perstuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sumatera Utara (Sumut) mengandalkan atlet lokal pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut. Dengan atlet lokal tersebut, mereka optimis meraih 1 medali emas.
Hal itu dikatakan Sekretaris Umum Pengprov PBSI Sumut, Kusprianto ST didampingi Kepala Bidang Prestasi Anton King di Posko Publikasi PON XXI Wilayah Sumut, Kantor Dispora Sumut, Rabu (14/6).
“Untuk PON 2024 nanti, kita mengandalkan atlet lokal. Meski latihan di Pulau Jawa, tapi mereka kelahiran Sumatera Utara,” ungkap Kusprianto.
Dijelaskan, saat ini PBSI Sumut mempersiapkan 16 atlet menuju PON 2024. Rinciannya delapan putra dan delapan putri. “Saat ini yang menjalani Pelatda KONI Sumut adalah delapan atlet putra. Setelah tes fisik kemarin, kita berharap delapan atlet putri bisa bergabung,” harapnya.
Sedangkan bulutangkis pada PON 2024 mendatang akan memperebutkan 7 medali emas. Tujuh nomor yang dipertandingkan yakni beregu putra, beregu putri, tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putra, dan ganda campuran.
Kusprianto mengungkapkan Sumut membidik 1 medali emas pada PON 2024 nanti. Medali emas dibidik dari nomor tunggal putri. “Harapan kita bisa meraih medali emas dari tunggal putri, meskipun nomor lain juga memiliki peluang,” ungkapnya.
Tinggal putri diharapkan dari Nurul Tetra Junia Matondang. Pebulutangkis asal Labura tersebut saat ini bergabung dengan PB Djarum dan berada di peringkat empat nasional. “Kita berharap Nurul bisa membuat sejarah di PON nanti. Prestasi terbaik bulutangkis Sumut pada PON adalah medali perunggu tahun 2008 lalu ,” sebutnya.
Untuk mewujudkan target tersebut, PBSI Sumut melakukan latihan intensif. Yang bergabung dengan Pelatda KONI Sumut melakukan latihan 10 sesi dalam seminggu. “Kita juga berencana akan melakukan try out ke Pulau Jawa. Kemudian kita juga akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunnia Seri 100. Semua atlet kita akan tampil di sana,” paparnya.
PBSI Sumut yakin karena cabang bulutangkis pada PON 2024 khusus untuk kelahiran 2003. Kemudian atlet yang tampil wajib terdaftar di Sistem Informasi (SI) PBSI. “Jadi minim pencurian umur,” sebutnya.
Untuk kendala, PBSI Sumut mengeluhkan kekurangan kok (bola). “Hingga saat ini kita masih mengusahakan kok secara mandiri, belum ada bantuan. Mudah-mudahan ke depan dapat bantuan,” tandasnya.
Sedangkan Wasping KONI Sumut Mansyur mengakui atlet bulutangkis membutuhkan try out dengan lawan lebih bagus. Kemudian soal kok, memang tanggungjawab cabang olahraga. “KONI Sumut hanya memberikan uang pembinaan dan suplemen. Begitupun kita akan memikirkan,” pungkasnya. (dek)