26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Rudolf Pardede, Gubernur Sumatera Utara ke-16 Meninggal Dunia

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara ke-16, Rudolf Pardede meninggal dunia di RS Siloam Medan, Selasa malam (27/6/2023). Rudolf meninggal dunia dalam usia 81 tahun.

“Telah kembali ke Rumah Bapa di Surga Bpk Drs. Rudolf M. Pardede di RS Siloam Medan, Jenasah akan disemayamkan di gedung Pardede Hall Medan,” begitu tulis kabar yang beredar di Whatsapp.

Rudolf Pardede diangkat menjadi Gubernur Sumut menggantikan Rizal Nurdin yang kala itu meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat 5 September 2005. Sebelumnya, suami Vera Natari Boru Tambunan itu menjabat wakil Gubernur Sumut.

Lalu melalui Keputusan Presiden No. 27/2006, ia dikukuhkan sebagai Gubernur Sumut.

Rudolf Pardede memiliki empat orang anak, yaitu Yohana Pardede (almarhumah), Beby Fedy Camelia Pardede, Salomo Tabah Ronal Pardede, dan Josua Andreas Pardede.

Rudolf Pardede sendiri merupakan anak dari pengusaha sukses di Medan, Tumpal D. Pardede. Tumpal punya banyak lini usaha, antara lain di bidang perhotelan dan tekstil. Ia juga sebagai pemimpin kelompok usaha keluarga bernama Pardedetex.

Rudolf lahir di Balige pada 4 April 1942. Ia merupakan anak dari mantan Menteri Berdikari di akhir era Presiden Soekarno tahun 1964, Dr TD Pardede dan ibu bernama Hermina Tambunan.

Rudolf mengenyam pendidikan formal di berbagai daerah, seperti lulus SD di Medan pada 1954, SMP di Tanjung Pinang pada 1957, SMA di Sukabumi pada 1960, dan menyelesaikan kuliah di Jepang pada 1966 dengan gelar Sarjana Ekonomi. Selain pendidikan formal, Rudolf juga mengenyam pendidikan nonformal, yaitu management course di Inggris, management course di Jerman dan kursus perantara pedagang efek di Amerika.

Pada tahun 1968-1972, Rudolf aktif di perusahaan yang didirikan ayahnya dengan menjabat sebagai Board of Directory TD Perdede Holding Company, kemudian Direktur Hotel Danau Toba International 1972-1974. Direktur Pertekstilan TD Pardede 1974-1976, Dewan Komisaris TD Pardede Holding Company 1992-1999. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Yayasan TD Pardede Foundation 1992-1999, Presiden Komisaris PT Berkat Kasih Karunia 1992-1999 dan Presiden Komisaris Balai Hermina Jakarta 1990-1999.

Dalam berorganisasi, Rudolf juga menjadi Ketua HIPMI Sumut pada tahun 1969. Ia pernah menjadi Ketum Kesebelasan Pardedetex 1978-1980 yang diisi para pemain Timnas Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menjabat Dewan Pembina Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan Fan Club pada 2004, yang merupakan kelompok suporter PSMS.

Rudolf juga pernah menjadi Ketum Dewan Pembangunan Gereja Injil Indonesia 1992-1999, Ketua Dewan Pembina KKI Sumut 2001, Ketua Dewan Pembina Himpunan Abang Beca Sumut (HABSU) 2002, Ketum Perhimpunan Lingkungan Hidup Indonesia 2002. Termasuk pernah menjabat sebagai Dewan Pembina Serikat Pengacara Indonesia 2003.

Sejak 1982, Rudolf sudah menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia (kini PDIP). Pada tahun 2020, Rudolf dipercaya menjadi Ketua PDIP Sumut hingga 2010.

Sebelum menjadi Ketua PDIP Sumut, Rudolf merupakan anggota DPR RI pada 1982-1987. Ia juga menjadi anggota MPR RI utusan Sumut 1999.

Pada pemilihan Gubernur Sumut 2003, Rudolf maju sebagai calon wakil berpasangan dengan gubernur petahana, Tengku Rizal Nurdin. Mereka berhasil mengalahkan dua pasangan yang lain, Chairuman Harahap-HN Serta Ginting dan Amrun Daulay-Bastami Ginting.

Kemudian pada 2005, Rudolf menjadi Plt Gubernur Sumut setelah Tengku Rizal Nurdin tewas saat pesawat yang dikendarainya jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan Selayang pada 5 September 2005. Jatuhnya pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan.

Rudolf kemudian dilantik sebagai Gubernur Sumut defenitif 2006 sampai 2008. Dia dilantik oleh Mendagri di Gedung Sasana Bhakti Praja III, Depdagri, Jakarta.

Pada Pilkada Sumut 2008, Rudolf tidak mencalonkan diri lagi sebagai gubernur. Saat itu ada lima calon yang akhirnya dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho.

Jabatan Rudolf sebagai Ketua PDIP Sumut pun berakhir pada 2010, PDIP Sumut kemudian dipimpin oleh Panda Nababan. Setelah itu, Rudolf sempat menjadi Ketua Dewan Pembina Gerindra Sumut. (bbs/ram)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumatera Utara ke-16, Rudolf Pardede meninggal dunia di RS Siloam Medan, Selasa malam (27/6/2023). Rudolf meninggal dunia dalam usia 81 tahun.

“Telah kembali ke Rumah Bapa di Surga Bpk Drs. Rudolf M. Pardede di RS Siloam Medan, Jenasah akan disemayamkan di gedung Pardede Hall Medan,” begitu tulis kabar yang beredar di Whatsapp.

Rudolf Pardede diangkat menjadi Gubernur Sumut menggantikan Rizal Nurdin yang kala itu meninggal dunia dalam kecelakaan pesawat 5 September 2005. Sebelumnya, suami Vera Natari Boru Tambunan itu menjabat wakil Gubernur Sumut.

Lalu melalui Keputusan Presiden No. 27/2006, ia dikukuhkan sebagai Gubernur Sumut.

Rudolf Pardede memiliki empat orang anak, yaitu Yohana Pardede (almarhumah), Beby Fedy Camelia Pardede, Salomo Tabah Ronal Pardede, dan Josua Andreas Pardede.

Rudolf Pardede sendiri merupakan anak dari pengusaha sukses di Medan, Tumpal D. Pardede. Tumpal punya banyak lini usaha, antara lain di bidang perhotelan dan tekstil. Ia juga sebagai pemimpin kelompok usaha keluarga bernama Pardedetex.

Rudolf lahir di Balige pada 4 April 1942. Ia merupakan anak dari mantan Menteri Berdikari di akhir era Presiden Soekarno tahun 1964, Dr TD Pardede dan ibu bernama Hermina Tambunan.

Rudolf mengenyam pendidikan formal di berbagai daerah, seperti lulus SD di Medan pada 1954, SMP di Tanjung Pinang pada 1957, SMA di Sukabumi pada 1960, dan menyelesaikan kuliah di Jepang pada 1966 dengan gelar Sarjana Ekonomi. Selain pendidikan formal, Rudolf juga mengenyam pendidikan nonformal, yaitu management course di Inggris, management course di Jerman dan kursus perantara pedagang efek di Amerika.

Pada tahun 1968-1972, Rudolf aktif di perusahaan yang didirikan ayahnya dengan menjabat sebagai Board of Directory TD Perdede Holding Company, kemudian Direktur Hotel Danau Toba International 1972-1974. Direktur Pertekstilan TD Pardede 1974-1976, Dewan Komisaris TD Pardede Holding Company 1992-1999. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas Yayasan TD Pardede Foundation 1992-1999, Presiden Komisaris PT Berkat Kasih Karunia 1992-1999 dan Presiden Komisaris Balai Hermina Jakarta 1990-1999.

Dalam berorganisasi, Rudolf juga menjadi Ketua HIPMI Sumut pada tahun 1969. Ia pernah menjadi Ketum Kesebelasan Pardedetex 1978-1980 yang diisi para pemain Timnas Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menjabat Dewan Pembina Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan Fan Club pada 2004, yang merupakan kelompok suporter PSMS.

Rudolf juga pernah menjadi Ketum Dewan Pembangunan Gereja Injil Indonesia 1992-1999, Ketua Dewan Pembina KKI Sumut 2001, Ketua Dewan Pembina Himpunan Abang Beca Sumut (HABSU) 2002, Ketum Perhimpunan Lingkungan Hidup Indonesia 2002. Termasuk pernah menjabat sebagai Dewan Pembina Serikat Pengacara Indonesia 2003.

Sejak 1982, Rudolf sudah menjadi kader Partai Demokrasi Indonesia (kini PDIP). Pada tahun 2020, Rudolf dipercaya menjadi Ketua PDIP Sumut hingga 2010.

Sebelum menjadi Ketua PDIP Sumut, Rudolf merupakan anggota DPR RI pada 1982-1987. Ia juga menjadi anggota MPR RI utusan Sumut 1999.

Pada pemilihan Gubernur Sumut 2003, Rudolf maju sebagai calon wakil berpasangan dengan gubernur petahana, Tengku Rizal Nurdin. Mereka berhasil mengalahkan dua pasangan yang lain, Chairuman Harahap-HN Serta Ginting dan Amrun Daulay-Bastami Ginting.

Kemudian pada 2005, Rudolf menjadi Plt Gubernur Sumut setelah Tengku Rizal Nurdin tewas saat pesawat yang dikendarainya jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan Selayang pada 5 September 2005. Jatuhnya pesawat Mandala Airlines dengan nomor penerbangan RI-091 setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan.

Rudolf kemudian dilantik sebagai Gubernur Sumut defenitif 2006 sampai 2008. Dia dilantik oleh Mendagri di Gedung Sasana Bhakti Praja III, Depdagri, Jakarta.

Pada Pilkada Sumut 2008, Rudolf tidak mencalonkan diri lagi sebagai gubernur. Saat itu ada lima calon yang akhirnya dimenangkan oleh pasangan Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho.

Jabatan Rudolf sebagai Ketua PDIP Sumut pun berakhir pada 2010, PDIP Sumut kemudian dipimpin oleh Panda Nababan. Setelah itu, Rudolf sempat menjadi Ketua Dewan Pembina Gerindra Sumut. (bbs/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/