JAKARTA-Politik itu penuh dengan isyarat. Kehadiran Ketua Tim Pengawas Partai Demokrat, TB Silalahi di acara pemberian bulang-bulang pada Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu dari Pomparan Guru Tatea Bulan Boru, Bere/Ibebere Kabupaten Toba Samosir, beberapa hari lalu punya makna politik, yang berkaitan dengan pemilihan gubernur (pilgub) Sumut 2013.
Pengamat politik lokal Ray Rangkuti menilai, kehadiran TB Silalahi yang juga merupakan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat, bisa dimaknai bahwa Partai Demokrat sedang mengincar Gus Irawan untuk diusung sebagai bakal calon (balon) gubernur Sumut. Dengan prinsip siapa cepat maka dia dapat, Demokrat tak mau keduluan Golkar untuk menggaet Gus Irawan.
“Saya melihat ada dua target Demokrat sekaligus, yakni merebut Gus Irawan dari Golkar untuk dijadikan cagub. Atau minimal, kalau Gus Irawan tak mau lepas dari Golkar, Demokrat akan berkoalisi dengan Golkar,” ujar Ray Rangkuti kepada Sumut Pos di Jakarta, Jumat (23/3).
Seperti diberitakan, di acara adat itu, TB Silalahi sempat mengeluarkan guyonan politik. “Saya bilang Gubernur Bank Sumut ya. Kalau kemudian nanti kata bank nya hilang, itu kita tidak tahu,” katanya sambil bercanda, saat itu.
Tapi, mungkinkah Golkar mau diajak koalisi dengan Demokrat bersama-sama mengusung Gus Irawan? Ray mengatakan, semua tergantung proses nego, tergantung bagaimana ‘pembagiannya’. Ini menyangkut siapa yang akan mendampingi Gus Irawan menjadi cawagubnya.
Menurutnya, Golkar juga punya bargaining dalam penjajakan koalisi dengan Demokrat. Yakni, saat ini Golkar sedang melambung, sedang Demokrat tren dukungan publik terus menurun. “Termasuk PKS juga turun. Golkar malah naik. Demokrat akan diuntungkan jika berkoalisi dengan Golkar,” imbuh mantan pimpinan KIPP (Komite Independen Pemantau Pemilihan) itu.
Hingga saat ini, baik Golkar maupun Demokrat, sama-sama masih belum menetapkan siapa calon yang akan diusung. Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bathoegana, beberapa hari lalu menyebutkan, partainya tidak akan tergesa-gesa menetapkan calon. Namun, dia sudah mengajukan satu lagi kriteria nama yang akan diusung. “Dia harus figur yang BBM. Apa itu? Bersih, Berani, Merakyat. Mudah-mudahan muncul barang itu,” kata Sutan kala itu, sembari tertawa.
Golkar secara resmi juga belum pernah menyebut nama yang akan diincar. “Saat ini kita sedang survei,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Leo Nababan, pekan lalu.
Informasi teranyar yang didapat Sumut Pos di Jakarta, Partai Demokrat juga punya peluang besar untuk memberikan tiket kepada mantan Pangkostrad Letjen TNI AY Nasution. Ini lantaran jenderal kelahiran Medan ini punya kedekatan dengan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, yang merupakan adik Ani Yudhoyono.
Namun, banyak kandidat yang saat ini gencar mendekati sejumlah partai. Artinya, seorang kandidat tidak hanya mendekati satu partai saja. Dan satu partai bisa didekati banyak kandidat. “Itu biasa. Ini masih tahap saling endus,” ujar Ray Rangkuti, pria asal Mandailing Natal (Madina), yang terus mengikuti dinamika politik lokal jelang pilgub 2013.
Seperti PDIP, yang sudah ‘dimasuki’ sejumlah nama, seperti Chairuman Harahap, RE Nainggolan, dan AY Nasution sebagaimana disampaikan politisi PDIP, Yasonna H Laoly. Politisi gaek PDIP, Sabam Sirait, beberapa waktu lalu cerita, di suatu acara, duduk berdampingan dengan AY Nasution. “Oh, Pangkostrad. Katanya mau maju,” ujar Sabam Sirait.
AY Nasution tidak membantah cerita Sabam. Saat berjumpa Sumut Pos kemarin di Jakarta, AY Nasution tersenyum saat dimintai konfirmasi hal itu. Begitu pun, saat ditanya mengenai kabar bahwa dia bakal diusung Partai Demokrat, dia pun tersenyum. Jenderal yang punya kepribadian rendah hati itu banyak cerita, namun off the record, minta tidak diberitakan dulu.
Masih Tunggu Persetujuan Syamsul Arifin
Kabar menarik malah muncul dari DPD Golkar Sumut. Soal siapa yang akan diusung oleh partai ini untuk pilgubsu mendatang ternyata masih menunggu restu Gubernur nonaktif yang juga Ketua DPD Partai Golkar Sumut nonaktif Syamsul Arifin.
“Gus Irawan memang sudah terlihat merapat ke Golkar. Tapi Golkar belum ada sampai ke sosok-sosok itu. Nanti akan ada survey dari DPP. Kalau sudah ada nama pastinya, nanti calon itu sowan ke Datok (Syamsul Arifin, Red). Kalau Datok sudah setuju, Ical (Abu Rizal Bakrie, Red) pasti setuju. Datok masih sama, masih tetap kuat di Sumut,” ungkap fungsionaris Partai Golkar Sumut yang enggan disebutkan namanya ini, kemarin.
Bagaimana dengan kekuatan Akbar Tanjung di Sumut? Apakah akan berperan besar dalam penentuan calon yang akan diusung?
Terkait hal itu, sumber tersebut mengakui, Akbar Tanjung juga sosok yang memiliki kekuatan di Sumut. Tapi, dalam konteks kepartaian tetap saja keputusan nantinya ada di pimpinan partai yang telah dikomunikasikan dengan penasihat partai.
“Akbar Tanjung memang kuat di Sumut. Tapi tidak ada perbedaan-perbedaan siapa yang paling kuat, antara Akbar Tanjung ataupun Ketua DPP Abu Rizal Bakrie. Semuanya juga berdasarkan komunikasi yang terjalin, baik oleh pimpinan maupun oleh penasihat,” terangnya lagi.
Wakil Ketua DPRD Sumut dari Fraksi Golkar Chaidir Ritonga mengakui Akbar Tanjung secara psikologi memiliki kekuatan di Sumut. Namun, tetap saja sebagai pengambil kebijakan adalah Abu Rizal Bakri. Begitu halnya dengan Syamsul Arifin. “Antara Bang Akbar dan Datok (Syamul Arifin, Red), memiliki kedekatan psikologis di Sumut. Namun, tetap saja keputusan atau kebijakan tetap oleh ketua umum DPP, nantinya pada pengusungan calon setelah dilakukan survey oleh tim yang turun dari DPP,” urainya.
Terkait sosok yang diusung oleh Partai Golkar, Chaidir Ritonga juga menyatakan, belum ada kepastian siapa nama calon yang akan dimajukan pada Pilgubsu 2013 mendatang.
Semuanya, sambungnya, masih akan melalui tahapan-tahapan seperti survey dan sebagainya. “Belum ada, dan nantinya akan dilakukan survey oleh tim dari DPP. Jadi sejauh ini perkembangannya masih cair. Kecuali mungkin PKS yang sudah mulai ada titik terangnya, dan mengambil momen saat ini,” ungkapnya.
Ketika disinggung mengenai Gatot Pujo Nugroho yang sempat dibahas oleh Partai Golkar Sumut secara internal, serta beberapa nama lain yang mungkin mencuat untuk maju seperti, Ketua DPW PPP Sumut, Fadly Nurzal, Chaidir menyatakan perbincangan atau pembahasan itu adalah secara pribadi-pribadi.
“Ya, itu kan pendapat pribadi. Artinya, sah-sah saja siapa pun orangnya yang menyatakan, ini layak atau tidak layak. Namun, nantinya akan ada hasil survey yang dilakukan,” ungkapnya.(sam/ari)