32 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Medan Berkawat Duri

Ada yang berbeda di Kota Medan, kemarin. Beberapa tempat, bagian depannya diletakkan pagar berduri. Tak pelak, pemandangan ini membuat warga yang sebelumnya meragukan aksi pada hari ini mulai percaya.

Dari penelusuran Sumut Pos, dua tempat yang mencolok dengan kawat duri di bagian depannya adalah Bandara Polonia dan Kantor Gubernur Sumatera Utara. “Waduh, seriusnya ini…, kekmana besok anakku sekolah ya,” cetus Ida Siregar, warga Komplek Johor Indah Permai, yang secara khusus berhenti di sekitar Bandara Polonia untuk melihat pemandangan itu.

Ida menambahkan, biasanya dia mengantarkan sang buah hati yang sekolah di Perguruan Harapan melalui jalur Polonia tersebut. “Belum ada kabar sekolah libur, waduh apa gak usah sekolah saja dia ya…” ucapnya lagi dengan mimik yang bingung.

Kondisi tak berbeda terlihat di Kantor Gubernur yang terletak di Jalan Diponegoro Medan. Terlihat beberapa personel polisi memasangi kawat berduri. Kawat berduri yang dipasang itu dari simpang tiga batas Kantor Ditjen Pajak sampai batas Kantor Gubsu-Masjid Agung Medan.

Kondisi ini menimbulkan banyak pertanyaan, misalnya aktifkah kantor pemerintahan itu hari ini? “Saya masuk, kita mau lihat aksi demonya,” ungkap Erwin, salah seorang PNS di Pemprovsu, kemarin.

Begitu halnya dengan salah seorang PNS lainnya di lingkungan Badan Diklat Provsu, Rahalim. “Saya masuk,” katanya.
Kasubbag Humas Provsu Dian Tito juga mengaku, akan masuk kerja. Namun itu belum bisa dipastikan dan melihat situasi dan kondisi yang akan terjadi besok (hari ini, red).

“Sampai saat ini, niatnya masuk. Ikut apel pagi dan lihat perkembangan situasi besok (hari ini, Red),” jawabnya.
Beda halnya dengan salah seorang honorer di Dinas Perhubungan Sumut (Dishubsu), Usman mengaku, belum menentukan sikap apakah akan masuk atau tidak. “Belum tahu saya. Kita lihat besok,” tuturnya.

Kepala Dinas (Kadis) Pendapatan Sumut, Syafaruddin juga mengaku, akan masuk kerja dan mengikuti apel pagi. “Masuk, ada apel Senin pagi,” jawabnya singkat.

Apa mereka tidak takut, bila nantinya akan terjadi anarkisme seperti pada aksi di depan Universitas Nomensen beberapa waktu lalu, yang sempat terjadi drama penyanderaan dan pembakaran mobil berplat merah? “Pelaku unjuk rasa mau menyandera mobil dinas saja, seperti mobil Plt Gubsu, Sekda, asisten-asisten, Kabiro, Kabag, Kasubbag dan kepala dinas yang pakai BK merah. Kalau saya kan milik pribadi,” paparnya.

Kasubbag Humas Provsu, Dian Tito juga mengharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Insya Allah tidak terjadi apa yang kita khawatirkan. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dengan melakukan dialog dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk yang berlangsung di Gubernuran tadi,” ungkapnya. (dri/ari)

Ada yang berbeda di Kota Medan, kemarin. Beberapa tempat, bagian depannya diletakkan pagar berduri. Tak pelak, pemandangan ini membuat warga yang sebelumnya meragukan aksi pada hari ini mulai percaya.

Dari penelusuran Sumut Pos, dua tempat yang mencolok dengan kawat duri di bagian depannya adalah Bandara Polonia dan Kantor Gubernur Sumatera Utara. “Waduh, seriusnya ini…, kekmana besok anakku sekolah ya,” cetus Ida Siregar, warga Komplek Johor Indah Permai, yang secara khusus berhenti di sekitar Bandara Polonia untuk melihat pemandangan itu.

Ida menambahkan, biasanya dia mengantarkan sang buah hati yang sekolah di Perguruan Harapan melalui jalur Polonia tersebut. “Belum ada kabar sekolah libur, waduh apa gak usah sekolah saja dia ya…” ucapnya lagi dengan mimik yang bingung.

Kondisi tak berbeda terlihat di Kantor Gubernur yang terletak di Jalan Diponegoro Medan. Terlihat beberapa personel polisi memasangi kawat berduri. Kawat berduri yang dipasang itu dari simpang tiga batas Kantor Ditjen Pajak sampai batas Kantor Gubsu-Masjid Agung Medan.

Kondisi ini menimbulkan banyak pertanyaan, misalnya aktifkah kantor pemerintahan itu hari ini? “Saya masuk, kita mau lihat aksi demonya,” ungkap Erwin, salah seorang PNS di Pemprovsu, kemarin.

Begitu halnya dengan salah seorang PNS lainnya di lingkungan Badan Diklat Provsu, Rahalim. “Saya masuk,” katanya.
Kasubbag Humas Provsu Dian Tito juga mengaku, akan masuk kerja. Namun itu belum bisa dipastikan dan melihat situasi dan kondisi yang akan terjadi besok (hari ini, red).

“Sampai saat ini, niatnya masuk. Ikut apel pagi dan lihat perkembangan situasi besok (hari ini, Red),” jawabnya.
Beda halnya dengan salah seorang honorer di Dinas Perhubungan Sumut (Dishubsu), Usman mengaku, belum menentukan sikap apakah akan masuk atau tidak. “Belum tahu saya. Kita lihat besok,” tuturnya.

Kepala Dinas (Kadis) Pendapatan Sumut, Syafaruddin juga mengaku, akan masuk kerja dan mengikuti apel pagi. “Masuk, ada apel Senin pagi,” jawabnya singkat.

Apa mereka tidak takut, bila nantinya akan terjadi anarkisme seperti pada aksi di depan Universitas Nomensen beberapa waktu lalu, yang sempat terjadi drama penyanderaan dan pembakaran mobil berplat merah? “Pelaku unjuk rasa mau menyandera mobil dinas saja, seperti mobil Plt Gubsu, Sekda, asisten-asisten, Kabiro, Kabag, Kasubbag dan kepala dinas yang pakai BK merah. Kalau saya kan milik pribadi,” paparnya.

Kasubbag Humas Provsu, Dian Tito juga mengharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Insya Allah tidak terjadi apa yang kita khawatirkan. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya dengan melakukan dialog dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk yang berlangsung di Gubernuran tadi,” ungkapnya. (dri/ari)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/