26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Balon Golkar Butuh Restu Syamsul Arifin

JAKARTA-Siapa pun yang ingin menuju kursi Sumut 1 dengan perahu Partai Golkar, cepat-cepatlah minta restu dari Syamsul Arifin. Pasalnya, DPP Partai Golkar menganggap pendapat gubernur Sumut nonaktif itu sebagai hal yang harus didengarkan.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Leo Nababan, mengatakan, Syamsul yang saat ini masih berada  di rutan Salemba itu merupakan tokoh penting Partai Golkar Sumut. “Saya tegaskan bahwa Syamsul Arifin adalah salah satu kader terbaik Golkar, terutama di Sumut. Meski dengan statusnya sekarang (terpidana kasus korupsi APBD Langkat, Red), tapi beliau tetap kader Golkar,” ujar Leo Nababan kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (26/3).
Leo pun mengatakan, dirinya sebagai Korwil Golkar Sumut sudah minta pendapat ke Syamsul terkait dengan siapa yang layak dimajukan sebagai bakal calon (balon) di pilgub Sumut 2013 mendatang. “Pak Syamsul Arifin merupakan seorang tokoh besar. Soal bagaimana pendapat beliau, tak mesti saya ekspos kan?” kata Leo.

Berkali-kali Leo memuji kiprah Syamsul selama memimpin Golkar Sumut. “Pak Syamsul itu senior dan telah berbuat yang terbaik di Sumut,” ujar Leo.
Berarti restu dari Syamsul penting dong? Leo tidak membantahnya. Bagi para kandidat pun disarankan minta arahan dari mantan bupati Langkat itu. DPP Golkar juga akan sangat mendengarkan pendapat Syamsul. “Alangkah baiknya pendapat Pak Syamsul Arifin tetap didengar dalam penyusunan jabatan di Sumut,” imbuhnya lagi.

Mengenai siapa yang akan ditetapkan sebagai cagub oleh Golkar, Leo masih enggan menyebut nama. Seperti yang dikatakan sebelumnya, DPP Golkar akan menentukan calon berdasarkan hasil survei. Tentunya, diramu dengan pendapat Syamsul itu.

Golkar, lanjutnya, sama sekali tidak terpengaruh dengan manuver-manuver dan langkah partai lain menjelang pilgub 2013 mendatang. Terkait kehadiran Ketua Tim Pengawas Partai Demokrat, TB Silalahi di acara pemberian Bulang-bulang pada Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu dari Pomporan Guru Tatea Bulan Boru, Bere/Ibebere Kabupaten Toba Samosir, beberapa hari lalu, Golkar juga mengaku tidak terpengaruh.

Pengamat politik lokal Ray Rangkuti menilai, kehadiran TB Silalahi yang juga merupakan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat itu, bisa dimaknai bahwa Partai Demokrat sedang mengincar Gus Irawan untuk diusung sebagai cagub Sumut. Dengan prinsip siapa cepat maka dia dapat, Demokrat tak mau keduluan Golkar untuk menggaet Gus Irawan.

Leo pun mengaku tidak peduli. “Saya tegaskan, Golkar tidak terpengaruh dengan partai mana pun. Kalau PKS sudah menetapkan si A, PPP sudah menetapkan si B, Golkar tak masalah nanti menetapkan calonnya pada last minute, menjelang deadline pendaftaran di KPU,” beber Leo.
Menurut teori politik, kata Leo, “Kepastian itu tidak bisa diukur oleh langkah-langkah yang diambil diawal.”

Menurut Leo, tidak masalah jika Gus Irawan digaet Demokrat lebih dahulu, mendahului Golkar. Dikatakan, Golkar merupakan partai yang mempersilakan jika kadernya digaet partai lain. “Karena itu justru malah menunjukkan Golkar yang berhasil, berhasil menciptakan kader-kader terbaik. Seperti di pilgub DKI, Ahok diambil PDIP dan Gerindra, tak masalah,” urainya. (sam)

JAKARTA-Siapa pun yang ingin menuju kursi Sumut 1 dengan perahu Partai Golkar, cepat-cepatlah minta restu dari Syamsul Arifin. Pasalnya, DPP Partai Golkar menganggap pendapat gubernur Sumut nonaktif itu sebagai hal yang harus didengarkan.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Leo Nababan, mengatakan, Syamsul yang saat ini masih berada  di rutan Salemba itu merupakan tokoh penting Partai Golkar Sumut. “Saya tegaskan bahwa Syamsul Arifin adalah salah satu kader terbaik Golkar, terutama di Sumut. Meski dengan statusnya sekarang (terpidana kasus korupsi APBD Langkat, Red), tapi beliau tetap kader Golkar,” ujar Leo Nababan kepada Sumut Pos di Jakarta, Senin (26/3).
Leo pun mengatakan, dirinya sebagai Korwil Golkar Sumut sudah minta pendapat ke Syamsul terkait dengan siapa yang layak dimajukan sebagai bakal calon (balon) di pilgub Sumut 2013 mendatang. “Pak Syamsul Arifin merupakan seorang tokoh besar. Soal bagaimana pendapat beliau, tak mesti saya ekspos kan?” kata Leo.

Berkali-kali Leo memuji kiprah Syamsul selama memimpin Golkar Sumut. “Pak Syamsul itu senior dan telah berbuat yang terbaik di Sumut,” ujar Leo.
Berarti restu dari Syamsul penting dong? Leo tidak membantahnya. Bagi para kandidat pun disarankan minta arahan dari mantan bupati Langkat itu. DPP Golkar juga akan sangat mendengarkan pendapat Syamsul. “Alangkah baiknya pendapat Pak Syamsul Arifin tetap didengar dalam penyusunan jabatan di Sumut,” imbuhnya lagi.

Mengenai siapa yang akan ditetapkan sebagai cagub oleh Golkar, Leo masih enggan menyebut nama. Seperti yang dikatakan sebelumnya, DPP Golkar akan menentukan calon berdasarkan hasil survei. Tentunya, diramu dengan pendapat Syamsul itu.

Golkar, lanjutnya, sama sekali tidak terpengaruh dengan manuver-manuver dan langkah partai lain menjelang pilgub 2013 mendatang. Terkait kehadiran Ketua Tim Pengawas Partai Demokrat, TB Silalahi di acara pemberian Bulang-bulang pada Dirut Bank Sumut Gus Irawan Pasaribu dari Pomporan Guru Tatea Bulan Boru, Bere/Ibebere Kabupaten Toba Samosir, beberapa hari lalu, Golkar juga mengaku tidak terpengaruh.

Pengamat politik lokal Ray Rangkuti menilai, kehadiran TB Silalahi yang juga merupakan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat itu, bisa dimaknai bahwa Partai Demokrat sedang mengincar Gus Irawan untuk diusung sebagai cagub Sumut. Dengan prinsip siapa cepat maka dia dapat, Demokrat tak mau keduluan Golkar untuk menggaet Gus Irawan.

Leo pun mengaku tidak peduli. “Saya tegaskan, Golkar tidak terpengaruh dengan partai mana pun. Kalau PKS sudah menetapkan si A, PPP sudah menetapkan si B, Golkar tak masalah nanti menetapkan calonnya pada last minute, menjelang deadline pendaftaran di KPU,” beber Leo.
Menurut teori politik, kata Leo, “Kepastian itu tidak bisa diukur oleh langkah-langkah yang diambil diawal.”

Menurut Leo, tidak masalah jika Gus Irawan digaet Demokrat lebih dahulu, mendahului Golkar. Dikatakan, Golkar merupakan partai yang mempersilakan jika kadernya digaet partai lain. “Karena itu justru malah menunjukkan Golkar yang berhasil, berhasil menciptakan kader-kader terbaik. Seperti di pilgub DKI, Ahok diambil PDIP dan Gerindra, tak masalah,” urainya. (sam)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/