29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Anies Temui SBY-AHY Bahas Strategi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sempat memanas akibat perang pernyataan antara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Demokrat, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terus melakukan konsolidasi. Upaya itu dipimpin langsung oleh bakal calon presiden (bacapres) KPP Anies Baswedan.

Setelah menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Tim Delapan Kamis (24/8) malam, Anies dengan formasi serupa menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Kabupaten Bogor, tadi malam.

Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, pertemuan Anies dengan SBY-AHY diadakan untuk membahas teknis pemenangan. “Membahas strategi pemenangan Koalisi Perubahan dalam menghadapi Pilpres 2024,” ujarnya, kemarin (25/8).

Dalam pertemuan dengan Surya Paloh, Anies menyatakan, pihaknya meng-update dan menceritakan perkembangan di setiap partai yang tergabung dalam KPP, baik Nasdem, Demokrat, maupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Progresnya sangat menggembirakan,” kata Anies.

Anies juga menepis isu keretakan. “Seru, guyub, akrab, dan sangat penuh dengan nuansa optimisme,” ungkapnya.

Terkait dengan hasil survei yang menempatkannya di posisi buncit, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengklaim temuan survei internal tidak seperti itu. Dia menyebut, elektabilitasnya lebih baik. “Bedanya jauh sekali,” kata dia.

Sementara itu, Ketum Nasdem Surya Paloh menepis anggapan partainya yang menghambat deklarasi cawapres. Dia juga membantah tudingan menolak keras nama AHY menjadi wakil Anies. “Itu pasti bukan. Saya enggak mungkin juga, bagaimana saya sampai pemikiran seperti itu,” ujar Paloh.

Paloh menegaskan, pihaknya sudah berkomitmen mencalonkan Anies. Kemudian, dalam keputusan bersama disepakati bahwa Anies diberi kepercayaan memutuskan waktu yang tepat untuk mengumumkan cawapres.

Sementara itu, dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di Senayan mengungkapkan, penentuan wakil Prabowo masih berlangsung. Fadli menyebut banyaknya nama yang muncul, termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, sebagai bagian dari dinamika.

Dia mengakui, ada banyak nama yang eligible untuk dipasangkan dengan Prabowo. Mulai Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, hingga Gibran. “Tinggal keputusan nanti gimana,” katanya.

Menanggapi wacana duet Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan, pada kontestasi Pilpres 2024. Elite Partai Gerindra itu menyebut wacana itu hanya sebuah gimmick politik yang tidak mungkin terjadi. “Enggak lah, itu dinamika biasa, mungkin ada sedikit gimmick-gimmick itu biasa,” kata Fadli Zon.

Menurut Fadli, partai politik pengusung Anies Baswedan seperti PKS dan Partai Demokrat telah tegas menolak wacana duet tersebut. Menurut Fadli, itu hanya dinamika menjelang pengumuman bakal calon wakil presiden (cawapres) bagi masing-masing capres. “Jadi bagi saya dinamika menjelang keputsuan besar untuk menentukan paslon capres-cawapres,” tegas Fadli.

 

Ganti Nama Koalisi

Sementara, bergabungnya Golkar dan PAN dengan Gerindra dan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), memunculkan wacana untuk mengganti nama koalisi. Sebab, KKIR hanya akronim dari PKB dan Gerindra.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan tidak keberatan jika nama koalisi diubah setelah PAN dan Golkar bergabung. Yang terpenting bagi PKB, Muhaimin Iskandar tetap menjadi bacawapres pendamping Prabowo. “Tidak ada opsi lain. Gus Muhaimin harus masuk kertas suara Pilpres,” tegasnya.

Bagaimana jika Muhaimin gagal menjadi bacawapres Prabowo? Jazil menyatakan, PKB sudah memberikan mandat kepada Muhaimin sebagai capres atau cawapres. Jika nanti tidak berhasil menjadi capres atau cawapres, Muhaimin harus menyerahkan kembali mandat tersebut ke PKB. Setelah itu, PKB akan mengambil sikap.

Yang pasti, lanjut Jazil, hingga kini belum ada opsi lain. Kecuali Muhaimin menjadi bacawapres. Terlebih, dukungan terhadap Muhaimin terus meningkat di banyak tempat. “Para kiai pun terus memantau perkembangan politik saat ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, beberapa parpol lain juga resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo. Salah satunya Partai Bulan Bintang (PBB). Bahkan, dalam waktu dekat, Partai Gelora bakal deklarasi dan bergabung dalam koalisi. Demikian juga Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga memberi sinyal ke Prabowo.

Jazil menambahkan, sejauh ini, posisi tiap partai dalam koalisi pendukung Prabowo itu belum dibahas. Karena belum ada pembahasan di internal koalisi, PKB tetap berpegang pada komitmen awal antara Gerindra dan PKB. “Mungkin nanti akan dibahas mekanismenya,” ungkap wakil ketua MPR itu. (jpg/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sempat memanas akibat perang pernyataan antara Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Demokrat, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) terus melakukan konsolidasi. Upaya itu dipimpin langsung oleh bakal calon presiden (bacapres) KPP Anies Baswedan.

Setelah menemui Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Tim Delapan Kamis (24/8) malam, Anies dengan formasi serupa menemui Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Kabupaten Bogor, tadi malam.

Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengungkapkan, pertemuan Anies dengan SBY-AHY diadakan untuk membahas teknis pemenangan. “Membahas strategi pemenangan Koalisi Perubahan dalam menghadapi Pilpres 2024,” ujarnya, kemarin (25/8).

Dalam pertemuan dengan Surya Paloh, Anies menyatakan, pihaknya meng-update dan menceritakan perkembangan di setiap partai yang tergabung dalam KPP, baik Nasdem, Demokrat, maupun Partai Keadilan Sejahtera (PKS). “Progresnya sangat menggembirakan,” kata Anies.

Anies juga menepis isu keretakan. “Seru, guyub, akrab, dan sangat penuh dengan nuansa optimisme,” ungkapnya.

Terkait dengan hasil survei yang menempatkannya di posisi buncit, mantan gubernur DKI Jakarta itu mengklaim temuan survei internal tidak seperti itu. Dia menyebut, elektabilitasnya lebih baik. “Bedanya jauh sekali,” kata dia.

Sementara itu, Ketum Nasdem Surya Paloh menepis anggapan partainya yang menghambat deklarasi cawapres. Dia juga membantah tudingan menolak keras nama AHY menjadi wakil Anies. “Itu pasti bukan. Saya enggak mungkin juga, bagaimana saya sampai pemikiran seperti itu,” ujar Paloh.

Paloh menegaskan, pihaknya sudah berkomitmen mencalonkan Anies. Kemudian, dalam keputusan bersama disepakati bahwa Anies diberi kepercayaan memutuskan waktu yang tepat untuk mengumumkan cawapres.

Sementara itu, dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon di Senayan mengungkapkan, penentuan wakil Prabowo masih berlangsung. Fadli menyebut banyaknya nama yang muncul, termasuk Wali Kota Solo Gibran Rakabuming, sebagai bagian dari dinamika.

Dia mengakui, ada banyak nama yang eligible untuk dipasangkan dengan Prabowo. Mulai Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto, Erick Thohir, hingga Gibran. “Tinggal keputusan nanti gimana,” katanya.

Menanggapi wacana duet Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan, pada kontestasi Pilpres 2024. Elite Partai Gerindra itu menyebut wacana itu hanya sebuah gimmick politik yang tidak mungkin terjadi. “Enggak lah, itu dinamika biasa, mungkin ada sedikit gimmick-gimmick itu biasa,” kata Fadli Zon.

Menurut Fadli, partai politik pengusung Anies Baswedan seperti PKS dan Partai Demokrat telah tegas menolak wacana duet tersebut. Menurut Fadli, itu hanya dinamika menjelang pengumuman bakal calon wakil presiden (cawapres) bagi masing-masing capres. “Jadi bagi saya dinamika menjelang keputsuan besar untuk menentukan paslon capres-cawapres,” tegas Fadli.

 

Ganti Nama Koalisi

Sementara, bergabungnya Golkar dan PAN dengan Gerindra dan PKB dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), memunculkan wacana untuk mengganti nama koalisi. Sebab, KKIR hanya akronim dari PKB dan Gerindra.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan tidak keberatan jika nama koalisi diubah setelah PAN dan Golkar bergabung. Yang terpenting bagi PKB, Muhaimin Iskandar tetap menjadi bacawapres pendamping Prabowo. “Tidak ada opsi lain. Gus Muhaimin harus masuk kertas suara Pilpres,” tegasnya.

Bagaimana jika Muhaimin gagal menjadi bacawapres Prabowo? Jazil menyatakan, PKB sudah memberikan mandat kepada Muhaimin sebagai capres atau cawapres. Jika nanti tidak berhasil menjadi capres atau cawapres, Muhaimin harus menyerahkan kembali mandat tersebut ke PKB. Setelah itu, PKB akan mengambil sikap.

Yang pasti, lanjut Jazil, hingga kini belum ada opsi lain. Kecuali Muhaimin menjadi bacawapres. Terlebih, dukungan terhadap Muhaimin terus meningkat di banyak tempat. “Para kiai pun terus memantau perkembangan politik saat ini,” ujarnya.

Seperti diketahui, beberapa parpol lain juga resmi menyatakan dukungan kepada Prabowo. Salah satunya Partai Bulan Bintang (PBB). Bahkan, dalam waktu dekat, Partai Gelora bakal deklarasi dan bergabung dalam koalisi. Demikian juga Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang juga memberi sinyal ke Prabowo.

Jazil menambahkan, sejauh ini, posisi tiap partai dalam koalisi pendukung Prabowo itu belum dibahas. Karena belum ada pembahasan di internal koalisi, PKB tetap berpegang pada komitmen awal antara Gerindra dan PKB. “Mungkin nanti akan dibahas mekanismenya,” ungkap wakil ketua MPR itu. (jpg/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/