SUMUTPOS.CO – Dosen Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara (USU) memanfaatkan kopi sebagai bahan baku kosmetik. Inovasi tersebut dilakukan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Adapun dosen Fakultas Farmasi USU yang melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yaitu apt Dwi Lestari P SSi MSi PhD, Prof Dr apt Julia Reveny MSi, Dr apt Sumaiyah MSi, dan Dr apt Aminah Dalimunthe SSi MSi.
“Program pengabdian kepada masyarakat kali ini, khususnya ditujukan kepada siswa Jurusan Asisten Keperawatan SMK Martabe, Sipirok dan juga dihadiri oleh siswa jurusan Agribisnis. Kegiatan telah dilaksanakan di Jalan YPMHB Komplek SMA Plus, Desa Padang Bujur, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan pada 31 Agustus 2023 lalu,” ungkap Dwi Lestari di Medan, Jumat (8/9).
Kata Dwi, kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari SMK Martabe, Sipirok maupun pengurus Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be (YPMHB) sebagai pengelola pendidikan di SMK tersebut.
Dwi menjelaskan, penggunaan kosmetik diperlukan untuk perawatan kulit dan perbaikan penampilan diri yang digunakan pada bagian luar tubuh manusia. Dengan demikian, kosmetik harus diproduksi dengan standar tertentu untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penggunaannya pada kulit manusia yang fungsi utamanya sebagai pelindung tubuh. Selain itu, cara penggunaan kosmetik yang baik dan benar penting diketahui oleh para pengguna kosmetik.
“Kopi robusta yang menjadi produk kebanggan Sipirok diketahui memiliki kandungan antioksidan yang tinggi. Antioksidan yang terdapat dalam ekstrak kopi dapat berkhasiat dalam mencegah penuaan dini kulit yang gejalanya tampak sebagai kulit keriput, kusam dan gelap. Selain itu, ampas seduhan biji kopi yang dikeringkan dan dihaluskan dapat berfungsi sebagai skin exfoliating yang membantu pengelupasan kulit mati sehingga memberikan efek bersih pada kulit. Sebagai tambahan, produk samping pengolahan kopi yang berupa kulit buah kopi yang dikeringkan juga dapat dimanfaatkan sebagai skin exfoliating,” terangnya.
Karena itu, kopi maupun produk sampingnya yang seringkali dibuang begitu saja, sangat menarik untuk dimanfaatkan dalam produk kosmetik pembersih wajah berupa face wash gel and scrub yang mengandung butiran halus ampas seduhan kopi dan kulit kopi. Serta, dalam kosmetik krim pelembab wajah yang mengandung zat aktif ekstrak kopi.
Dwi menuturkan, SMK Martabe memiliki Jurusan Asisten Keperawatan yang mana salah satu bidang peminatan yang diajarkan adalah memanfaatkan potensi alam, seperti tanaman dalam upaya peningkatan kesehatan maupun asuhan keperawatan. Jenis dan teknologi pembuatan sediaan kosmetik beraneka ragam dan sebagian siswa telah diberi wawasan tentang pembuatan sediaan kosmetik perawatan. Akan tetapi, masih terkendala pada pengembangan ilmunya dalam formulasi dengan bahan alam yang ada di Sipirok. Selain itu, terdapat masalah tumpukan produk samping dalam pengolahan kopi maupun kedai kopi yang banyak terdapat di Sipirok.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diadakan pelatihan untuk mengembangkan sediaan kosmetik mulai dari pemilihan metode pengolahan untuk kosmetik, pemanfaatan kopi dalam bentuk ekstrak kopi sebagai bahan baku kosmetik, termasuk cara formulasi sediaan kosmetik hingga pengemasan dan evaluasinya sehingga dihasilkan produk yang baik yang berdaya jual.
“Tim pengabdian mengedukasi tentang pemilihan kosmetik yang baik dan cara penggunaannya yang benar, serta memberikan pelatihan pengolahan kulit kopi segar yang biasanya dibuang begitu saja untuk dimanfaatkan dalam pembuatan ecoenzyme,” papar Dwi. Kegiatan pengabdian dilakukan menjadi dua bagian. Pertama, dilakukan dengan cara demonstrasi serta praktik langsung pembuatan kosmetik dan edukasi tentang pemilihan maupun penggunaan kosmetik yang baik dan benar. Sediaan yang akan dibuat adalah kosmetik perawatan wajah berupa face wash gel and scrub dan krim pelembab wajah.
Sedangkan yang kedua adalah demonstrasi dan praktik langsung pengolahan kulit kopi segar menjadi ecoenzyme yang dapat berguna sebagai bahan pembersih, pupuk, juga bahan baku kosmetik. Khalayak yang dikader adalah siswa asisten keperawatan SMK Martabe Sipirok dan beberapa utusan siswa dari jurusan Agrobisnis.
“Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan khalayak sasaran terhadap pemanfaatan potensi alam Sipirok yang terkenal berupa kopi sebagai alternatif pemanfaatan kopi yang biasanya dijual sebagai produk minuman. Lebih jauh lagi diharapkan mereka dapat mengembangkan produknya dengan lebih baik dan terinspirasi n memanfaatkan bahan alam di sekitarnya,” imbuh Dwi. (rel/azw)
Sementara itu, Kepala SMK Martabe Sipirok, Muhammad Khoir Syahbana SSi sangat mengapresiasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Kami sangat berterima kasih atas kehadiran ibu-ibu dosen beserta adik-adik mahasiswa yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini, sehingga siswa-siswi SMK Martabe, Sipirok mendapatkan pengetahuan baru mengenai pemanfaatan biji dan ampas kopi dalam produk kosmetik. Kami berharap pengabdian masyarakat ini akan tetap berlanjut di masa yang akan datang,” ujarnya.
Pihak Yayasan Pendidikan Marsipature Hutana Be, Siti Yulita Siregar ST mengharapkan para siswa dapat menerapkan ilmu yang sudah diajarkan. “Diharapkan juga para siswa dapat secara bersama-sama nantinya bisa memiliki usaha sendiri dari pengalaman yang didapat selama sekolah di SMK,” sebutnya. (rel/azw)