26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Staff Khusus Menkominfo: Tifatul Bekerja Profesional

JAKARTA- Staf khusus Menkominfo Mabruri Ak mengatakan, sejak ditugaskan di pos Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring bekerja secara profesional dan tidak mencampur adukkan antara urusan kementerian dengan partai. Hal ini disampaikan Mabruri terkait adanya tudingan, Menkominfo dalam keadaan dilematis, karena berbeda pendapat dengan Fraksi PKS di DPR RI, terkait isu kenaikan harga BBM belakangan ini.

“Soal sosialisasi kenaikan harga BBM sudah dilakukan oleh Menkominfo di bawah koordinasi Wapres. Jadi Kemenkominfo lah yang mengatur tampilnya menteri-menteri terkait di TVRI, RRI dan televise-televisi swasta lainnya. Kementerian juga memasang iklan di beberapa media. Pak Tif bahkan memberikan kultwit di sosial media dengan followers beliau yang hampir 350 ribu orang,” ujar Mabruri. Mabruri juga mengingatkan, keberadaan Kemenkominfo saat ini jangan disamakan dengan Departemen Penerangan masa lalu. Kemenkominfo sekarang hanya memfasilitasi komunikasi publik dan menteri-menteri terkait menyampaikan substansinya.

“Kalau soal pendapat, Pak Tifatul itu ikut arahanPresiden kok. Beliau tidak pernah menentang kebijakan pemerintah. Tapi soal hubungan dengan partai, itukan lain. Ada mekanismenya sendiri. Jangan dicampur aduk dong,” tegas Mabruri.

Sebagaimana kerap diberitakan, memang benar bahwa terkadang Presiden SBY juga meminta para menteri yang berasal dari parpol agar menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada DPP partai masing-masing.

“Jadi tidak benar ada dilema. Tifatul profesional. Bukan dalam isu BBM saja, tapi banyak hal sudah disosialisasikan kepada masyarakat, seperti Asean Summit, KUR, Susu Formula, Tanggap Bencana, Sail Aakatobi-Belitong dan lainnya. Semua sesuai arahan,” kata Mabruri.

Namun Mabruri juga mengakui, dalam sosialisasi kenaikan harga BBM tidaklah mudah. Opini dan pemberitaan media yang sudah membentuk mindset publik, tidak mudah untuk dijelaskan. “Anda juga harus lihat fakta, media begitu dahsyat mengangkat berita BBM ini. Isunya memang seksi, mudah menyulut emosi orang,” terang Mabruri yang juga seorang pakar sosial media.

Pada sisi lain, banyak kementerian lainnya belum menyiapkan anggaran sosialisasi kenaikan harga BBM ini, dikarenakan masalah ini datang tiba-tiba, dan belum diantisipasi dalam penyusunan anggaran pada tahun sebelumnnya. “Jadi Ibu Andi Nurpati, soal Kemenkominfo tenang saja. Kami bekerja profesional. Woles (santai) saja Bu,” tutup Mabruri. (rel)

JAKARTA- Staf khusus Menkominfo Mabruri Ak mengatakan, sejak ditugaskan di pos Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring bekerja secara profesional dan tidak mencampur adukkan antara urusan kementerian dengan partai. Hal ini disampaikan Mabruri terkait adanya tudingan, Menkominfo dalam keadaan dilematis, karena berbeda pendapat dengan Fraksi PKS di DPR RI, terkait isu kenaikan harga BBM belakangan ini.

“Soal sosialisasi kenaikan harga BBM sudah dilakukan oleh Menkominfo di bawah koordinasi Wapres. Jadi Kemenkominfo lah yang mengatur tampilnya menteri-menteri terkait di TVRI, RRI dan televise-televisi swasta lainnya. Kementerian juga memasang iklan di beberapa media. Pak Tif bahkan memberikan kultwit di sosial media dengan followers beliau yang hampir 350 ribu orang,” ujar Mabruri. Mabruri juga mengingatkan, keberadaan Kemenkominfo saat ini jangan disamakan dengan Departemen Penerangan masa lalu. Kemenkominfo sekarang hanya memfasilitasi komunikasi publik dan menteri-menteri terkait menyampaikan substansinya.

“Kalau soal pendapat, Pak Tifatul itu ikut arahanPresiden kok. Beliau tidak pernah menentang kebijakan pemerintah. Tapi soal hubungan dengan partai, itukan lain. Ada mekanismenya sendiri. Jangan dicampur aduk dong,” tegas Mabruri.

Sebagaimana kerap diberitakan, memang benar bahwa terkadang Presiden SBY juga meminta para menteri yang berasal dari parpol agar menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada DPP partai masing-masing.

“Jadi tidak benar ada dilema. Tifatul profesional. Bukan dalam isu BBM saja, tapi banyak hal sudah disosialisasikan kepada masyarakat, seperti Asean Summit, KUR, Susu Formula, Tanggap Bencana, Sail Aakatobi-Belitong dan lainnya. Semua sesuai arahan,” kata Mabruri.

Namun Mabruri juga mengakui, dalam sosialisasi kenaikan harga BBM tidaklah mudah. Opini dan pemberitaan media yang sudah membentuk mindset publik, tidak mudah untuk dijelaskan. “Anda juga harus lihat fakta, media begitu dahsyat mengangkat berita BBM ini. Isunya memang seksi, mudah menyulut emosi orang,” terang Mabruri yang juga seorang pakar sosial media.

Pada sisi lain, banyak kementerian lainnya belum menyiapkan anggaran sosialisasi kenaikan harga BBM ini, dikarenakan masalah ini datang tiba-tiba, dan belum diantisipasi dalam penyusunan anggaran pada tahun sebelumnnya. “Jadi Ibu Andi Nurpati, soal Kemenkominfo tenang saja. Kami bekerja profesional. Woles (santai) saja Bu,” tutup Mabruri. (rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/