International Labour Organization (ILO) menilai pemerintah Indonesia sangat lemah merespon sejumlah hal baik terkait perlindungan atas buruh migran maupun pengawasan ketenagakerjaan di tanah air.
Padahal sebagaimana dikemukakan Rekson Silaban secara khusus kepada koran ini disela-sela pertemuan reguler governing body (pertemuan dewan pengurus lengkap) ILO lewat email, Senin (2/4), secara makro sebenarnya ILO melihat ekonomi Indonesia cukup berhasil.
“Mereka juga melihat Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara raksasa dunia. Namun sayangnya, Indonesia masih lemah merespon masalah yang ada,” ungkap tokoh buruh Asia ini.
Demikian juga terkait masalah memburuknya dampak buruh kontrak dan out sourching, ILO menurut Rekson, juga menyorotinya dengan sangat serius. Apalagi terkait banyaknya buruh dan rakyat yang tidak punya akses ke jaminan sosial.
“Saya sampaikan bahwa sistem atau paradigma ekonomi Indonesia perlu dikoreksi. Sebab, kenapa pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tidak berkolerasi terhadap kesejahteraan rakyat,” imbuhnya.
Oleh sebab itu, menanggapi hal ini, ILO meminta Indonesia sebagai negara G20, segera merealisasi komitmen janji G20. Diantaranya fokus terhadap penciptaan lapangan kerja, dengan tentunya pekerjaan yang layak. Dan juga memberi cakupan jaminan sosial kepada semua rakyat (universal social security coverage). (gir)