SUMUTPOS.CO – Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tengah melanda di sejumlah wilayah Indonesia. Antara lain yakni terjadi di Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Termasuk juga di Pulau Jawa. Bahkan, beberapa daerah mulai dikepung asap pekat hingga ribuan orang menderita ISPA.
Saat ini, petugas pemadam beserta relawan pun tengah berjibaku memadamkan api. Baik itu pemadaman lewat jalur darat, water bombing maupun operasi teknik modifikasi cuaca (TMC).
Akibat dari kasus karhutla tersebut, di beberapa daerah yang wilayahnya mengalami karhutla, saat ini pun mulai dikepung asap pekat. Bahkan, khusus di Kalimantan Selatan tepatnya di Banjarmasin dan Banjarbaru, udaranya juga sudah dinilai sangat tidak sehat. Hal tersebut dibuktikan dengan mulai meningkatnya masyarakat yang diserangan penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
Tak berhenti di sana, Malaysia pun ikut komplain kepada Pemerintah Indonesia karena menganggap Indonesia sebagai sumber asap yang ada di Malaysia. Komplain tersebut dilayangkan Malaysia sejak Jumat lalu (29/9).
Kemudian, berita dari kantor berita asing juga mengatakan bahwa karhutla di Indonesia menyebabkan asap lintas batas hingga Malaysia. Namun, terkait hal tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pun dengan tegas membantahnya.”Kita terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia,” kata Siti kemarin (2/10).
Berkenaan dengan peta citra asap lintas batas, Menteri Siti menyampaikan, dirinya mendapat laporan sandingan peta citra sebaran asap dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) untuk periode 28-30 September 2023 serta sampai dengan Minggu (1/10) pukul 16.00. Di mana, dalam rentan waktu tersebut tidak ada transboundary haze, tidak ada asap yang menyeberang.
“Berdasar hasil pantauan ASMC, selama beberapa hari tersebut, asap terpantau moderate hingga pekat di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Dan pada Minggu mulai pekat di Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan, meski begitu, terpantau bahwa tidak terjadi asap lintas batas,” jelas Siti.
Sementara, data BMKG berdasar pantauan satelit Himawari, lanjut Siti, citra sebaran asap wilayah Indonesia pada tiga hari tersebut terdeteksi asap di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan.
Untuk arah angin di Indonesia pada umumnya dari tenggara ke barat laut-timur laut. Termasuk juga tidak terdeteksi adanya asap lintas batas. “Jadi jelas ya, keduanya menyatakan tidak ada asap lintas batas,” ujar Siti. Meski begitu, dia menyatakan bahwa tentu saja berbagai catatan dari berbagai pihak perlu menjadi perhatian.
Pada saat ini, Siti menyampaikan bahwa tim tengah berjibaku di lapangan untuk pemadaman darat di Sumsel, Kalteng, dan Kalsel serta beberapa daerah di Sumatera dan Kalimantan. Termasuk sebagian juga di Jawa. Pemadaman darat dan water bombing dilakukan, demikian pula operasi TMC mulai dilakukan sejak kemarin.