28 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Raja Patin, Petualangan Kreatif dari Cancellan Order Jadi Produk Unggulan di Alfamidi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fitriadi, pemilik UMKM Raja Patin, memulai bisnisnya pada Desember 2016 setelah menghadapi pembatalan pesanan kulit ikan patin mentah. Dengan inisiatif istri dan kreativitas tinggi, mereka mengubah kulit yang awalnya diabaikan menjadi cemilan kerupuk yang sukses. dengan nama produk “Kerupuk Kulit ikan patin”.

Setelah perjalanan panjang, pada Juni 2022, UMKM Raja Patin mendapat keberuntungan dengan menjadi mitra Alfamidi, membuka pintu menuju pasar modern yang luas. Kemitraan UMKM Raja Patin dengan Alfamidi telah menjadi langkah sukses bagi pemiliknya, Fitriadi.

Meskipun sebelumnya mengalami penolakan dari toko modern lain, Alfamidi memberikan peluang yang lebih besar. Fitriadi berbagi kebanggaan atas penempatan produknya di letak terdepan dengan judul “PRODUK BARU,” membuktikan bahwa UMKM lokal bisa bersaing dan diterima di pasar nasional.

Fitriadi bersama istrinya Tri Handayani, melakukan pemasaran Raja Patin ini dengan membesarkan reseller untuk membentuk jaringan marketing yang luas dan membangkitkan pasar secara online yaitu melalui website kulitpatin.com dan memasukkan produknya ke berbagai marketplace online.

Produk Raja Patin ini juga masuk dalam salah satu produk Pesona dari JNE dan bahkan menjadi salah satu oleh-oleh khas Deliserdang yang banyak diburu wisatawan. Keunikan produk kerupuk kulit ikan Raja Patin ini menjadi daya tarik utama bagi konsumen.

Dengan cita rasa garing, renyah, dan tidak berminyak, produk ini berhasil menarik perhatian Alfamidi, membuka peluang bisnis yang luas. Fitriadi berbagi pengalaman haru saat pertama kali mendapatkan pesanan besar di Alfamidi, menjadikan kemitraan dengan supermarket besar sebagai tonggak penting dalam perjalanan bisnisnya.

Corporate Communication Alfamidi, Retriantina Marhendra mengatakan, sikap terbuka ini menciptakan lingkungan kemitraan yang saling menguntungkan, di mana baik Alfamidi maupun UMKM dapat tumbuh bersama. Keterbukaan Alfamidi, dalam hal ini, bukan hanya sebagai pembuka pintu bagi UMKM tetapi juga sebagai pendorong semangat dan kreativitas dalam dunia bisnis lokal. (rel/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Fitriadi, pemilik UMKM Raja Patin, memulai bisnisnya pada Desember 2016 setelah menghadapi pembatalan pesanan kulit ikan patin mentah. Dengan inisiatif istri dan kreativitas tinggi, mereka mengubah kulit yang awalnya diabaikan menjadi cemilan kerupuk yang sukses. dengan nama produk “Kerupuk Kulit ikan patin”.

Setelah perjalanan panjang, pada Juni 2022, UMKM Raja Patin mendapat keberuntungan dengan menjadi mitra Alfamidi, membuka pintu menuju pasar modern yang luas. Kemitraan UMKM Raja Patin dengan Alfamidi telah menjadi langkah sukses bagi pemiliknya, Fitriadi.

Meskipun sebelumnya mengalami penolakan dari toko modern lain, Alfamidi memberikan peluang yang lebih besar. Fitriadi berbagi kebanggaan atas penempatan produknya di letak terdepan dengan judul “PRODUK BARU,” membuktikan bahwa UMKM lokal bisa bersaing dan diterima di pasar nasional.

Fitriadi bersama istrinya Tri Handayani, melakukan pemasaran Raja Patin ini dengan membesarkan reseller untuk membentuk jaringan marketing yang luas dan membangkitkan pasar secara online yaitu melalui website kulitpatin.com dan memasukkan produknya ke berbagai marketplace online.

Produk Raja Patin ini juga masuk dalam salah satu produk Pesona dari JNE dan bahkan menjadi salah satu oleh-oleh khas Deliserdang yang banyak diburu wisatawan. Keunikan produk kerupuk kulit ikan Raja Patin ini menjadi daya tarik utama bagi konsumen.

Dengan cita rasa garing, renyah, dan tidak berminyak, produk ini berhasil menarik perhatian Alfamidi, membuka peluang bisnis yang luas. Fitriadi berbagi pengalaman haru saat pertama kali mendapatkan pesanan besar di Alfamidi, menjadikan kemitraan dengan supermarket besar sebagai tonggak penting dalam perjalanan bisnisnya.

Corporate Communication Alfamidi, Retriantina Marhendra mengatakan, sikap terbuka ini menciptakan lingkungan kemitraan yang saling menguntungkan, di mana baik Alfamidi maupun UMKM dapat tumbuh bersama. Keterbukaan Alfamidi, dalam hal ini, bukan hanya sebagai pembuka pintu bagi UMKM tetapi juga sebagai pendorong semangat dan kreativitas dalam dunia bisnis lokal. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/