26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

12 Perguruan di Medan Kecewa Sister City II Batal Digelar

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 12 perguruan karate di Kota Medan kecewa karena Turnamen Sister City II tahun 2023 digelar. Padahal, turnamen internasional itu cocok sebagai pembinaan atlet karate Kota Medan.

“Kita kecewa dengan batalnya Turnamen Sister City itu. Kejadian ini merupakan noda hitam bagi pembinaan karate di Kota Medan,” ujar Achmad Deni salah seorang perwakilan perguruan pada pertemuan di Medan, Sabtu (18/11).

Pertemuan ini dihadiri 12 perguruan, yakni Goju Ass, KKI, KKNSI, Shiroite, Funakoshi, Kei Shin Kan, ASKI, Porbikawa, Gabdika. Shindoka, Bhudokai, dan Tako. Mereka menilai batalnya Turnamen Sister City II tahun 2023 tersebut sebagai bentuk kegagalan pembinaan karate.

“Turnamen Sister City itu merupakan ajang bagi karateka-karateka muda di Kota Medan. Namun karena keegoisan pengurus FORKI Kota Medan, atlet-atlet muda tersebut menjadi korban,” tegasnya.

Achmad Deni menambahkan, beberapa perguruan di Kota Medan sebenarnya sudah mempersiapkan atlet mereka menghadapi Turnamen Sister City tersebut. Namun karena batal digelar, persiapan tersebut menjadi sia-sia.

“Bukan hanya kita, tapi atlet juga banyak kecewa. Kesempatan mereka untuk meraih prestasi terbuang karena sikap para pengurus yang egois,” tambahnya.

Diungkapkan, pelaksanaan Sister City tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemko Medan terhadap karate. Sudah jarang daerah bisa menggelar kejuaraan gratis dengan hadiah cukup besar. Namun kali ini, niat baik dari Pemko Medan ditolak oleh pengurus FORKI Medan.

“Kami berharap agar Pak Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak patah semangat dengan kejadian ini. Kami berharap Pak Wali Kota tetap mensuport karate, karena kami memang masih membutuhkan bantuan Pemko Medan,” harapnya.

Perwakilan 12 perguruan ini memprediksi, sikap pengurus FORKI Kota Medan tersebut diduga imbas dari Muscab beberapa waktu lalu. Saat itu, 12 perguruan sengaja dijegal untuk memberikan suara para Muscab.

“Seharusnya Pengurus FORKI Medan tidak bisa mengaitkan kejadian itu dengan Turnamen Sister City ini. Tidak seharusnya gara-gara konflik di kepengurusan, atlet menjadi korban. Kami tentu sangat kecewa dan kesal dengan sikap pengurus FORKI Medan ini,” tegasnya. (dek)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 12 perguruan karate di Kota Medan kecewa karena Turnamen Sister City II tahun 2023 digelar. Padahal, turnamen internasional itu cocok sebagai pembinaan atlet karate Kota Medan.

“Kita kecewa dengan batalnya Turnamen Sister City itu. Kejadian ini merupakan noda hitam bagi pembinaan karate di Kota Medan,” ujar Achmad Deni salah seorang perwakilan perguruan pada pertemuan di Medan, Sabtu (18/11).

Pertemuan ini dihadiri 12 perguruan, yakni Goju Ass, KKI, KKNSI, Shiroite, Funakoshi, Kei Shin Kan, ASKI, Porbikawa, Gabdika. Shindoka, Bhudokai, dan Tako. Mereka menilai batalnya Turnamen Sister City II tahun 2023 tersebut sebagai bentuk kegagalan pembinaan karate.

“Turnamen Sister City itu merupakan ajang bagi karateka-karateka muda di Kota Medan. Namun karena keegoisan pengurus FORKI Kota Medan, atlet-atlet muda tersebut menjadi korban,” tegasnya.

Achmad Deni menambahkan, beberapa perguruan di Kota Medan sebenarnya sudah mempersiapkan atlet mereka menghadapi Turnamen Sister City tersebut. Namun karena batal digelar, persiapan tersebut menjadi sia-sia.

“Bukan hanya kita, tapi atlet juga banyak kecewa. Kesempatan mereka untuk meraih prestasi terbuang karena sikap para pengurus yang egois,” tambahnya.

Diungkapkan, pelaksanaan Sister City tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian Pemko Medan terhadap karate. Sudah jarang daerah bisa menggelar kejuaraan gratis dengan hadiah cukup besar. Namun kali ini, niat baik dari Pemko Medan ditolak oleh pengurus FORKI Medan.

“Kami berharap agar Pak Wali Kota Medan Bobby Nasution tidak patah semangat dengan kejadian ini. Kami berharap Pak Wali Kota tetap mensuport karate, karena kami memang masih membutuhkan bantuan Pemko Medan,” harapnya.

Perwakilan 12 perguruan ini memprediksi, sikap pengurus FORKI Kota Medan tersebut diduga imbas dari Muscab beberapa waktu lalu. Saat itu, 12 perguruan sengaja dijegal untuk memberikan suara para Muscab.

“Seharusnya Pengurus FORKI Medan tidak bisa mengaitkan kejadian itu dengan Turnamen Sister City ini. Tidak seharusnya gara-gara konflik di kepengurusan, atlet menjadi korban. Kami tentu sangat kecewa dan kesal dengan sikap pengurus FORKI Medan ini,” tegasnya. (dek)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/