26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Debat Perdana Pilpres 2024 Semarak dan Hangat, Tiga Capres Saling Sindir

SUMUTPOS.CO – Tiga calon presiden (Capres) terlibat aksi saling sindir dalam debat perdana Pemilu 2024 yang digelar di kantor KPU RI, Jakarta, tadi malam (12/12). Meski demikian, secara keseluruhan debat berlangsung semarak dan hangat.

SINDIRAN pertama, misalnya, dilontarkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Dalam isu kesetaraan hukum, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menyoroti adanya sosok milenial yang bisa maju dalam kontestasi Pilpres. Itu tentu saja merujuk pada sosok Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres.

Namun, kata Anies, di sisi lain, ada banyak milenial yang justru tergerus haknya. “Apakah ini akan dibiarkan? Tidak. Kita harus lakukan perubahan,” tegasnya.

Sindiran lain dilontarkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kepada Ganjar Pranowo. Tepatnya saat debat membahas tema pelayanan pemerintahan. Prabowo mengkritik Ganjar yang gagal memenuhi kebutuhan pupuk petani. “Menurut saya, pandangan saya, kelompok rentan itu termasuk juga para petani dan nelayan. Dan, yang saya dapat waktu keliling di Jawa Tengah, petani-petani di situ sangat sulit mendapat pupuk,” ujarnya.

Tapi, Ganjar tak menerima begitu saja kritik Prabowo. Bagi capres nomor urut 3 tersebut, itu bukan persoalan daerah, melainkan isu nasional. “Saya mengingatkan Pak Prabowo, pupuk langka terjadi di Papua, Pak. Di Sumatera, di NTT, di NTB,” ungkapnya. Persoalan itu, kata dia, justru menjadi persoalan nasional. Sehingga penanganannya membutuhkan kebijakan secara nasional.

Anies Baswedan juga tidak luput dari sindiran. Saat memaparkan soal indeks demokrasi, Anies disentil berlebihan oleh Prabowo. Sebab, kata Prabowo, kemenangan Anies di DKI membuktikan bahwa demokrasi masih fair. Sebab, secara politik yang dilawan Anies adalah penguasa.

“Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda menjadi gubernur. Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, Mas. Anda ke rumah saya, Anda oposisi, Anda terpilih,” tegas Prabowo seraya berjoget dan disambut riuh para hadirin.

Anies pun membalas. Dia menyentil konsistensi Prabowo sebagai oposisi yang tergoda kekuasaan. Padahal, oposisi juga punya posisi terhormat. “Sayangnya, tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi,” ucapnya. Bahkan, dia juga mengutip pernyataan Prabowo yang mengaku tidak bisa berbisnis jika ikut kekuasaan.

Situasi itu, bagi Anies, mencerminkan kondisi demokrasi yang tak sehat. “Kekuasaan lebih soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” kata Anies yang juga disambut riuh.

Anies dan Ganjar juga menyerang Prabowo lewat pertanyaan tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres dan cawapres. Pasalnya, putusan MK sempat menjadi polemik, karena membolehkan seorang pemimpin daerah, seperti wali kota atau gubernur, meski secara usia tidak memenuhi ambang batas (40 tahun).

Putusan MK itu lantas dinilai telah diwarnai pelanggaran etika berat oleh Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Namun, menurut Anies, Prabowo tetap mendaftar bersama Gibran Rakabuming Raka pada 13 November 2023. Anies bertanya perasaan Prabowo ketika ada permasalahan etika dalam putusan itu.

Merespons hal itu, Prabowo mengatakan, ada beberapa perspektif dalam permasalahan itu. “Jadi tim saya, para pakar hukum yang mendampingi saya, menyampaikan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah. Masalah yang dianggap pelanggaran etika, sudah diambil tindakan dan keputusan waktu itu oleh pihak yang diberi wewenang kemudian sudah ada tindakan,” ujarnya.

Namun demikian, menurut Prabowo, itupun masih diperdebatkan karena yang bersangkutan masih memprosesnya. “Tetapi intinya adalah bahwa keputusan itu final dan tidak dapat diubah ya saya laksanakan. Dan kita ini bukan anak kecil Mas Anies, anda juga paham ya. Sudahlah ya,” katanya.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, apabila rakyat tidak suka Prabowo-Gibran, tidak usah dipilih dalam pemilu nanti. Prabowo mengaku tidak takut jika tidak punya jabatan. “Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah siap mati untuk negara ini,” ujar Prabowo.

Menanggapi jawaban Prabowo, Anies menilai, fenomena orang dalam (Ordal) menyebalkan. Ada fenomena itu di seluruh Indonesia sehingga membuat meritokrasi tidak berjalan karena etika luntur.

Namun demikian, Anies tidak menjabarkan ordal yang dimaksud dalam konteks putusan MK.

Ganjar Pranowo juga ikut mempertanyakan putusan MK terkait batas usia calon wakil presiden tersebut. Menanggapi pertanyaan Ganjar, Prabowo menegaskan putusan MK itu sudah jelas dan menilai masyarakat sudah pandai. Ia kemudian melontarkan ucapan yang mempertanyakan kebenaran terkait pihak yang mengintervensi putusan tersebut.

“Saya kira mengenai MK, aturannya sudah jelas, kita juga bukan anak kecil, rakyat kita juga pandai, rakyat kita lihat, rakyat kita tahu,” ujar Prabowo dalam debat pertama Pilpres 2024.

“Mas Ganjar, kita tahu lah bagaimana prosesnya. Yang intervensi siapa? Yang intervensi siapa?” lanjutnya.

Prabowo juga menekankan, pemerintah harus menegakkan konstitusi dan Undang-Undang. Ia juga berjanji akan memperbaiki berbagai hal yang kurang sempurna jika terpilih menjadi presiden. “Tapi intinya adalah, kita tegakkan konstitusi. Kita tegakkan Undang-Undang, kita perbaiki yang kurang sempurna,” lanjutnya.

Angkat Tujuh Tema

Sementara itu, dalam debat tadi malam, ada tujuh tema yang dibahas. Meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi hukumnya untuk menghadirkan kembali rasa keadilan. Anies menilai, saat ini hukum dipegang oleh kekuasaan. Imbasnya, banyak aturan yang ditekuk sesuai kepentingan kekuasaan. “Apakah ini akan diteruskan? Tidak, ini harus diubah,” tandasnya.

Dalam konteks pemerintahan, tata kelola juga kerap tidak sesuai hukum. Padahal, hukum adalah panglima dalam negara demokrasi yang dianut Indonesia. Anies juga menyindir sistem kesetaraan dalam hukum. Di satu sisi, ada sosok milenial yang bisa menembus panggung pilpres. Namun, di sisi lain, banyak milenial yang mendapat kekerasan hanya karena melontarkan kritik.

Anies mencontohkan seorang anak bernama Harun Al Rasyid yang meninggal saat demo menuntut keadilan dalam Pemilu 2019. Hingga saat ini kasusnya tidak ada kejelasan. Ke depan, Anies tidak ingin kasus serupa terjadi.

Sementara itu, Prabowo menegaskan komitmennya pada isu hukum, HAM, perbaikan pelayanan, dan pemberantasan korupsi. Semua isu itu bahkan menjadi prioritasnya. “Hal-hal ini ditaruh di paling atas,” ujarnya.

Prabowo menekankan, sejak muda dirinya sudah mempraktikkan membela Undang-Undang Dasar (UUD) dan Pancasila. Sebab, republik harus berdasar hukum. “Saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya, untuk membela demokrasi hukum dan HAM,” tegasnya.

Diakuinya, saat ini masih banyak kekurangan. Itu hal yang wajar. Namun, bagi Prabowo, stabilitas yang bisa didapat hingga saat ini menjadi sesuatu yang harus disyukuri. “Prabowo-Gibran akan perbaiki, kita tegakkan,” tuturnya. Prabowo juga menekankan komitmennya untuk memberantas korupsi sampai ke akarnya.

Sementara itu, Ganjar memaparkan visi hukumnya dengan menghadirkan pemerintahan bersih. Dia meyakini, pemerintah bersih bisa diciptakan melalui sistem. Bukan sekadar kata-kata, tetapi butuh keseriusan. Hal utama adalah teladan. “Semua ini berjalannya kalau pemerintahannya bersih, pemerintahannya bisa akomodatif. Kita sikat korupsi itu tidak dengan kata-kata. Tapi dengan keseriusan,” tegasnya.

Ganjar meyakini, cawapresnya, yakni Mahfud MD, bisa mengeksekusi rencana tersebut. “Pak Mahfud adalah mitra saya, yang sebagai Menko Polhukam yang mengeksekusi itu dengan baik,” ungkapnya.

Ganjar juga memaparkan visi kesetaraan. Dari hasil safarinya, masih terdapat diskriminasi. Masyarakat Dayak di Kalimantan, misalnya, mengaku tidak mendapatkan akses yang sama di pemerintahan. Padahal, mereka ingin kesamaan akses. (far/c9/fal/jpg)

SUMUTPOS.CO – Tiga calon presiden (Capres) terlibat aksi saling sindir dalam debat perdana Pemilu 2024 yang digelar di kantor KPU RI, Jakarta, tadi malam (12/12). Meski demikian, secara keseluruhan debat berlangsung semarak dan hangat.

SINDIRAN pertama, misalnya, dilontarkan capres nomor urut 1 Anies Baswedan. Dalam isu kesetaraan hukum, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menyoroti adanya sosok milenial yang bisa maju dalam kontestasi Pilpres. Itu tentu saja merujuk pada sosok Gibran Rakabuming Raka yang menjadi Cawapres.

Namun, kata Anies, di sisi lain, ada banyak milenial yang justru tergerus haknya. “Apakah ini akan dibiarkan? Tidak. Kita harus lakukan perubahan,” tegasnya.

Sindiran lain dilontarkan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto kepada Ganjar Pranowo. Tepatnya saat debat membahas tema pelayanan pemerintahan. Prabowo mengkritik Ganjar yang gagal memenuhi kebutuhan pupuk petani. “Menurut saya, pandangan saya, kelompok rentan itu termasuk juga para petani dan nelayan. Dan, yang saya dapat waktu keliling di Jawa Tengah, petani-petani di situ sangat sulit mendapat pupuk,” ujarnya.

Tapi, Ganjar tak menerima begitu saja kritik Prabowo. Bagi capres nomor urut 3 tersebut, itu bukan persoalan daerah, melainkan isu nasional. “Saya mengingatkan Pak Prabowo, pupuk langka terjadi di Papua, Pak. Di Sumatera, di NTT, di NTB,” ungkapnya. Persoalan itu, kata dia, justru menjadi persoalan nasional. Sehingga penanganannya membutuhkan kebijakan secara nasional.

Anies Baswedan juga tidak luput dari sindiran. Saat memaparkan soal indeks demokrasi, Anies disentil berlebihan oleh Prabowo. Sebab, kata Prabowo, kemenangan Anies di DKI membuktikan bahwa demokrasi masih fair. Sebab, secara politik yang dilawan Anies adalah penguasa.

“Kalau demokrasi tidak berjalan, tidak mungkin Anda menjadi gubernur. Kalau Jokowi diktator, Anda tidak mungkin jadi gubernur. Saya waktu itu oposisi, Mas. Anda ke rumah saya, Anda oposisi, Anda terpilih,” tegas Prabowo seraya berjoget dan disambut riuh para hadirin.

Anies pun membalas. Dia menyentil konsistensi Prabowo sebagai oposisi yang tergoda kekuasaan. Padahal, oposisi juga punya posisi terhormat. “Sayangnya, tidak semua orang tahan untuk berada menjadi oposisi,” ucapnya. Bahkan, dia juga mengutip pernyataan Prabowo yang mengaku tidak bisa berbisnis jika ikut kekuasaan.

Situasi itu, bagi Anies, mencerminkan kondisi demokrasi yang tak sehat. “Kekuasaan lebih soal uang, kekuasaan adalah kehormatan untuk menjalankan kedaulatan rakyat,” kata Anies yang juga disambut riuh.

Anies dan Ganjar juga menyerang Prabowo lewat pertanyaan tentang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait syarat batas usia capres dan cawapres. Pasalnya, putusan MK sempat menjadi polemik, karena membolehkan seorang pemimpin daerah, seperti wali kota atau gubernur, meski secara usia tidak memenuhi ambang batas (40 tahun).

Putusan MK itu lantas dinilai telah diwarnai pelanggaran etika berat oleh Mahkamah Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK). Namun, menurut Anies, Prabowo tetap mendaftar bersama Gibran Rakabuming Raka pada 13 November 2023. Anies bertanya perasaan Prabowo ketika ada permasalahan etika dalam putusan itu.

Merespons hal itu, Prabowo mengatakan, ada beberapa perspektif dalam permasalahan itu. “Jadi tim saya, para pakar hukum yang mendampingi saya, menyampaikan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah. Masalah yang dianggap pelanggaran etika, sudah diambil tindakan dan keputusan waktu itu oleh pihak yang diberi wewenang kemudian sudah ada tindakan,” ujarnya.

Namun demikian, menurut Prabowo, itupun masih diperdebatkan karena yang bersangkutan masih memprosesnya. “Tetapi intinya adalah bahwa keputusan itu final dan tidak dapat diubah ya saya laksanakan. Dan kita ini bukan anak kecil Mas Anies, anda juga paham ya. Sudahlah ya,” katanya.

Lebih lanjut, Prabowo mengatakan, apabila rakyat tidak suka Prabowo-Gibran, tidak usah dipilih dalam pemilu nanti. Prabowo mengaku tidak takut jika tidak punya jabatan. “Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah siap mati untuk negara ini,” ujar Prabowo.

Menanggapi jawaban Prabowo, Anies menilai, fenomena orang dalam (Ordal) menyebalkan. Ada fenomena itu di seluruh Indonesia sehingga membuat meritokrasi tidak berjalan karena etika luntur.

Namun demikian, Anies tidak menjabarkan ordal yang dimaksud dalam konteks putusan MK.

Ganjar Pranowo juga ikut mempertanyakan putusan MK terkait batas usia calon wakil presiden tersebut. Menanggapi pertanyaan Ganjar, Prabowo menegaskan putusan MK itu sudah jelas dan menilai masyarakat sudah pandai. Ia kemudian melontarkan ucapan yang mempertanyakan kebenaran terkait pihak yang mengintervensi putusan tersebut.

“Saya kira mengenai MK, aturannya sudah jelas, kita juga bukan anak kecil, rakyat kita juga pandai, rakyat kita lihat, rakyat kita tahu,” ujar Prabowo dalam debat pertama Pilpres 2024.

“Mas Ganjar, kita tahu lah bagaimana prosesnya. Yang intervensi siapa? Yang intervensi siapa?” lanjutnya.

Prabowo juga menekankan, pemerintah harus menegakkan konstitusi dan Undang-Undang. Ia juga berjanji akan memperbaiki berbagai hal yang kurang sempurna jika terpilih menjadi presiden. “Tapi intinya adalah, kita tegakkan konstitusi. Kita tegakkan Undang-Undang, kita perbaiki yang kurang sempurna,” lanjutnya.

Angkat Tujuh Tema

Sementara itu, dalam debat tadi malam, ada tujuh tema yang dibahas. Meliputi pemerintahan, hukum, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga. Capres nomor urut 1 Anies Baswedan memaparkan visi hukumnya untuk menghadirkan kembali rasa keadilan. Anies menilai, saat ini hukum dipegang oleh kekuasaan. Imbasnya, banyak aturan yang ditekuk sesuai kepentingan kekuasaan. “Apakah ini akan diteruskan? Tidak, ini harus diubah,” tandasnya.

Dalam konteks pemerintahan, tata kelola juga kerap tidak sesuai hukum. Padahal, hukum adalah panglima dalam negara demokrasi yang dianut Indonesia. Anies juga menyindir sistem kesetaraan dalam hukum. Di satu sisi, ada sosok milenial yang bisa menembus panggung pilpres. Namun, di sisi lain, banyak milenial yang mendapat kekerasan hanya karena melontarkan kritik.

Anies mencontohkan seorang anak bernama Harun Al Rasyid yang meninggal saat demo menuntut keadilan dalam Pemilu 2019. Hingga saat ini kasusnya tidak ada kejelasan. Ke depan, Anies tidak ingin kasus serupa terjadi.

Sementara itu, Prabowo menegaskan komitmennya pada isu hukum, HAM, perbaikan pelayanan, dan pemberantasan korupsi. Semua isu itu bahkan menjadi prioritasnya. “Hal-hal ini ditaruh di paling atas,” ujarnya.

Prabowo menekankan, sejak muda dirinya sudah mempraktikkan membela Undang-Undang Dasar (UUD) dan Pancasila. Sebab, republik harus berdasar hukum. “Saya pertaruhkan nyawa saya, jiwa saya, untuk membela demokrasi hukum dan HAM,” tegasnya.

Diakuinya, saat ini masih banyak kekurangan. Itu hal yang wajar. Namun, bagi Prabowo, stabilitas yang bisa didapat hingga saat ini menjadi sesuatu yang harus disyukuri. “Prabowo-Gibran akan perbaiki, kita tegakkan,” tuturnya. Prabowo juga menekankan komitmennya untuk memberantas korupsi sampai ke akarnya.

Sementara itu, Ganjar memaparkan visi hukumnya dengan menghadirkan pemerintahan bersih. Dia meyakini, pemerintah bersih bisa diciptakan melalui sistem. Bukan sekadar kata-kata, tetapi butuh keseriusan. Hal utama adalah teladan. “Semua ini berjalannya kalau pemerintahannya bersih, pemerintahannya bisa akomodatif. Kita sikat korupsi itu tidak dengan kata-kata. Tapi dengan keseriusan,” tegasnya.

Ganjar meyakini, cawapresnya, yakni Mahfud MD, bisa mengeksekusi rencana tersebut. “Pak Mahfud adalah mitra saya, yang sebagai Menko Polhukam yang mengeksekusi itu dengan baik,” ungkapnya.

Ganjar juga memaparkan visi kesetaraan. Dari hasil safarinya, masih terdapat diskriminasi. Masyarakat Dayak di Kalimantan, misalnya, mengaku tidak mendapatkan akses yang sama di pemerintahan. Padahal, mereka ingin kesamaan akses. (far/c9/fal/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/