26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Prevalensi Obesitas Mengalami Peningkatan

Obesitas (kegemukan) dapat dialami siapa saja. Obesitas bukan hanya merusak penampilan seseorang, namun juga menjadi ancaman kesehatannya. Pada obesitas terjadi akumulasi atau penimbunan lemak di dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Apalagi kalau penimbunan lemak terjadi di dalam perut atau yang dikenal dengan obesitas sentral.

“Cara mudah mengetahui obesitas sentral adalah dengan mengukur lingkar perut. Disebut obesitas sentral bila lingkar perut pria >90 cm, dan lingkar perut wanita >80 cm,” kata Kepala Divisi Endoktrin Metabolik dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Dr.dr.Dharma Lindarto,SpPD dalam Seminar on Managing Metabolic Syndrome di Hotel Santika Medan.

Meski tidak mengalami keluhan sakit, katanya, orang obesitas sentral perlu waspada karena di dalam tubuhnya sudah mulai mengalami gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat serta proses inflamasi atau peradangan kronis. “Kondisi ini disebut sindrom metabolik dan bila tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, perlemakkan hati dan gagal jantung,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Sumut, Prof.Dr.dr.Harun Alrasyid Damanik,SpPD menambahkan masalah obesitas perlu mendapat perhatian karena saat ini terjadi peningkatan prevalensi obesitas dan overweight (kelebihan berat badan) di seluruh dunia. Prevalensi didefenisikan seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang.  “Pada 2008 saja, sekitar 1,5 miliar orang dewasa termasuk overweight dan lebih dari 200 juta pria serta 300 juta wanita mengalami obesitas,” terangnya.

Begitupun, prinsip diet dan aktivitas fisik dapat dilakukan sebagai intervensi primer dalam pengelolaan obesitas. “Pola diet low calory balance seperti mengurangi porsi makanan, membatasi lemak, serta mengkonsumsi sayur dan buah, dianjurkan untuk penanganan obesitas karena dapat dilakukan untuk jangka panjang,” jelasnya. (mag-11)

Obesitas (kegemukan) dapat dialami siapa saja. Obesitas bukan hanya merusak penampilan seseorang, namun juga menjadi ancaman kesehatannya. Pada obesitas terjadi akumulasi atau penimbunan lemak di dalam tubuh yang dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan. Apalagi kalau penimbunan lemak terjadi di dalam perut atau yang dikenal dengan obesitas sentral.

“Cara mudah mengetahui obesitas sentral adalah dengan mengukur lingkar perut. Disebut obesitas sentral bila lingkar perut pria >90 cm, dan lingkar perut wanita >80 cm,” kata Kepala Divisi Endoktrin Metabolik dan Diabetes Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Dr.dr.Dharma Lindarto,SpPD dalam Seminar on Managing Metabolic Syndrome di Hotel Santika Medan.

Meski tidak mengalami keluhan sakit, katanya, orang obesitas sentral perlu waspada karena di dalam tubuhnya sudah mulai mengalami gangguan metabolisme lemak dan karbohidrat serta proses inflamasi atau peradangan kronis. “Kondisi ini disebut sindrom metabolik dan bila tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi seperti diabetes melitus, penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke, perlemakkan hati dan gagal jantung,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Sumut, Prof.Dr.dr.Harun Alrasyid Damanik,SpPD menambahkan masalah obesitas perlu mendapat perhatian karena saat ini terjadi peningkatan prevalensi obesitas dan overweight (kelebihan berat badan) di seluruh dunia. Prevalensi didefenisikan seberapa sering suatu penyakit atau kondisi terjadi pada sekelompok orang.  “Pada 2008 saja, sekitar 1,5 miliar orang dewasa termasuk overweight dan lebih dari 200 juta pria serta 300 juta wanita mengalami obesitas,” terangnya.

Begitupun, prinsip diet dan aktivitas fisik dapat dilakukan sebagai intervensi primer dalam pengelolaan obesitas. “Pola diet low calory balance seperti mengurangi porsi makanan, membatasi lemak, serta mengkonsumsi sayur dan buah, dianjurkan untuk penanganan obesitas karena dapat dilakukan untuk jangka panjang,” jelasnya. (mag-11)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/