MEDAN, SUMUTPOS.CO – Para dosen yang tergabung dalam Tim Pengabdian Masyarakat dari Institut Kesehatan Helvetia Medan, Program Studi (Prodi) S-1 Farmasi, menggelar sosialisasi pemanfaatan sari jambu air (syzygium aqueum) sebagai sediaan face toner, Kamis (28/12). Sosialisasi ini disampaikan kepada pasien yang berkunjung ke Apotek Indah, Jalan Bahagia by Pass No 29B, Kelurahan Sudirejo, Kecamatan Medan Kota.
Adapun sosialisasi ini, dengan memberikan penjelasan kepada pasien meliputi cara pembuatan sari dari jambu air menggunakan alat sederhana, seperti juicer. Kemudian memformulasikan sari tersebut jadi sediaan face toner untuk penyegar dan pembersih kulit sehari-hari.
Tim ini diketuai Apt Ruth Mayana Rumanti SFarm, MSi, dengan para anggota, yakni Apt Hafizhatul Abadi SFarm, MKes, serta Apt Lilik Septiana SFarm, MFarm, dan mengikutsertakan dua mahasiswa, Rizki Anjani Sipahutar juga Maria Vernanda.
Dari penelitian yang dilakukan Tehrani dan kawan-kawan, post harvest physic-chemical and mechanical changes in syzygium aqueum, menunjukkan, jambu air mempunyai aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 4,65 miligram/mililiter, dengan galvinoxyl assay 11,98 miligram/mililiter dan 34,52 miligram/mililiter, dengan ABTS pengujian kadar logam.
“Kesehatan dan penampilan kulit menjadi perhatian setiap orang. Secara alamiah, kulit kebanyakan bersifat asam dan mempunyai lapisan asam (acidmantle). Bahan basa (alkali) dapat menghapus ataupun menghilangkan lapisan pelindung dan sebum pada kulit, yang membuat kulit menjadi kering dan terasa ketat,” ungkap Ruth.
Lebih lanjut Ruth menjelaskan, produk pembersih awal, seperti sabun, kebanyakan bersifat basa dan terlalu mengiritasi kulit, terlebih untuk yang sensitif.
“Sehingga kita memerlukan sediaan perawatan kulit wajah yang mampu mengembalikan pH kulit, agar kandungan air dalam kulit wajah dapat memiliki kadar yang seimbang,” jelasnya.
Untuk diketahui, sediaan face toner merupakan satu perawatan wajah yang dapat digunakan untuk antiseptik ringan, sekaligus dapat membantu menutup pori-pori kembali.
“Face toner biasa digunakan setelah membersihkan wajah, untuk mengecilkan pori-pori. Selain itu, juga membuat kulit lebih segar,” kata Ruth lagi.
Akibat maraknya kosmetik berbahaya yang tersebar di pasaran saat ini, lanjut Ruth, maka dibutuhkan sebuah inovasi untuk memproduksi pelembab dan penyegar wajah (toner) dari bahan herbal atau tradisional. Dan satu di antaranya adalah jambu air, yang banyak dijumpai di pekarangan masyarakat, khususnya di Indonesia.
Tanaman jambu air, selain memiliki kandungan air yang melimpah, juga sejumlah senyawa penyusun, seperti protein, Fe (zat besi), magnesium, potasium, vitamin c sebagai satu komponen yang menjaga kesehatan kulit.
Menurut Lim, (2012), komposisi gizi syzygium aqueum per 100 gram, dari bagian yang dapat dimakan adalah 68 kJ (17 kkal), protein 0,8 gram, lemak 0,1 gram, karbohidrat 3 gram, abu 0,7 gram, Ca 2 miligram, P 13 miligram, Fe 0,2 miligram, Na 1 miligram, K 48 miligram, jumlah vitamin A setara 1 miligramg, b-karotensetara 7 miligram, thiamin 0,044 miligram, vitamin C 16,7 miligram, dan vitamin E).
“Antioksidan dalam jambu air, juga dapat menjaga kesehatan kulit wajah yang dipicu stres polusi, atau kurangnya nutrisi makanan, yang memicu produksi kolagen menurun,” ujar Ruth.
Atas kegiatan ini, tim tersebut pun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, terkhusus Apotek Indah, yang telah memberikan tempat untuk menggelar Program Pengabdian kepada Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan 2023. Yang merupakan wujud pelaksanaan Tridharma Dosen Institut Kesehatan Helvetia Medan.
“Semoga informasi yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi semua pihak,” pungkas Ruth. (rel/saz)