28 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

Hari Pertama Kerja Dua Menteri Baru Jokowi, Hadi Temui Mahfud MD, AHY Pimpin Rapim hingga Kunker

SUMUTPOS.CO – Sehari pasca dilantik, dua menteri baru langsung tancap gas. Sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto langsung bertemu sejumlah tokoh. Sementara, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pilih rapat dan kunjungan kerja (kunker).

HADI terpantau menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan mantan Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD. Hadi menemui kedua tokoh itu untuk meminta masukan dan saran. Dia ingin memastikan kondusifitas keamanan sampai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tidak terganggu.

Kepada awak media, Hadi menyatakan, Gus Yahya dan Mahfud MD merupakan seniornya. Karena itu, dia perlu bertemu mereka berdua. Apalagi Mahfud adalah Menko Polhukam sebelum dirinya. Mantan Panglima TNI itu ingin mengetahui lebih dalam tugas dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Kemenko Polhukam. “Beliau memberikan arahan dan gambaran banyak sekali, yang tentunya harus saya tindaklanjuti,” kata dia.

Hadi mengaku, dia sudah mendapat informasi yang rinci dari Mahfud. Termasuk yang terkait dengan kerja-kerja Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI), RUU Mahkamah Konstitusi (MK), dan masalah HAM. Informasi itu dia jadikan sebagai bekal untuk melaksanakan tugas lebih kurang delapan bulan ke depan. “Mudah-mudahan dengan informasi yang baik dari Prof. Mahfud, saya bisa melaksanakan tugas dengan baik,” harapnya.

Di tempat yang sama, Mahfud menyampaikan bahwa Hadi merupakan sosok yang baik. Dia percaya penggantinya di Kemenko Polhukam itu mampu melaksanakan tugas-tugas negara. “Saya sudah tahu Pak Hadi sangat cakap untuk melakukan (tugas di Kemenko Polhukam). Sehingga saya tidak memberi kiat-kiat, tetapi memberi (informasi) substansi masalahnya,” beber calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 tersebut.

Sejak Hadi masih bertugas di TNI dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Mahfud sudah sering bekerja bersama Hadi untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Mulai masalah keamanan di Papua sampai mafia tanah. Asalkan substansi masalah yang menjadi tanggung jawab Kemenko Polhukam sudah tuntas, sambung Mahfud Hadi bisa bekerja lebih lincah dari dirinya. “Saya sangat senang dengan Pak Hadi, orangnya saleh juga,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memastikan akan mendukung tugas prioritas Kemenko Polhukam untuk menjaga kondisi dan situasi sampai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Pihaknya juga ingin agenda-agenda yang sudah disiapkan bisa terlaksana dengan baik. “NU siap kerja sama dengan Kemenko Polhukam untuk mengupayakan semua yang perlu dilakukan dalam menjaga kondusifitas,” ucap dia.

Berbeda dengan Hadi, AHY langsung tancap gas dengan mengadakan rapat pimpinan di hari pertama kerja. Meski tak lama, AHY menyampaikan sejumlah hal untuk bisa dicatat oleh jajarannya.

Kompak berkemeja putih, AHY bersama Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni dan jajarannya memulai rapat sekitar pukul 9.30 WIB. Di awal sambutannya, AHY langsung menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa mengikuti rapim hingga rampung. Pasalnya, ia mendadak diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut serta dalam kunjungan kerja meresmikan Bendungan Lolak, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Meski begitu, dirinya ingin tetap hadir dalam rapat sesuai dengan agenda semula. “Saya mohon maaf, seyogyanya dalam rapat terbatas ini saya ingin mendengar langsung apa saja yang jadi isu utama, yang jadi atensi, dan tengah dikerjakan tapi tadi pagi saya mendapat undangan untuk ikut meresmikan Bendungan Lolak, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Tapi saya sempatkan mampir dulu,” paparnya.

Karenanya, AHY meminta agar masing-masing direktorat menyampaikan isu utama dan program yang tengah dijalankan secara spesifik nantinya padanya. Termasuk target dan kendala di lapangan dari program-program yang tengah dikerjakan. Apabila butuh koordinasi khusus dengan kementerian/lembaga, Ketua Umum Partai Demokrat itu meminta agar ada catatan khusus sehingga bisa ia tindaklanjuti. “Kalau ada yang harus dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga lain, tolong diberikan catatan. Saya akan segera lakukan sowan sekaligus koordinasi awal dengan menteri terkait,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia pun kembali menegaskan komitmennya untuk belajar cepat mengenai tugas dan fungsi utama Kementerian ATR/BPN. Lengkap dengan target-target yang harus diselesaikan. “Ingat 8 bulan itu waktu yang singkat. Saya sendiri secara langsung mendapat tugas dari Bapak Jokowi kemarin di Istana. Ada sejumlah target yg harus kita penuhi dengan baik,” ungkap Alumni Harvard University ini.

Soal target 100 hari pertama, ia mengungkapkan sudah memiliki sejumlah gambaran. Mulai dari memperkuat sertifikasi elektronik, penyerahan bidang tanah, hingga penuntasan kasus sengketa tanah.

Tak lama setelah membuka rapat, AHY pun langsung beranjak dari ruangan. Ia bergegas menuju bandara lantaran hanya ada satu penerbangan menuju ke Manado kemarin.

Sementara itu, setibanya di Provinsi Sulawesi Utara, AHY langsung melaksanakan kunjungan kerja (kunker) pertamanya. Dalam kunjungan kerja pertamanya ini, AHY bertemu dan berdialog secara langsung dengan masyarakat. Ia coba belanja masalah mengenai proses sertifikasi tanah di daerah.

Dirinya juga menyerahkan 105 sertifikat tanah yang akan diserahkan di Kelurahan Malalayang Dua, Kota Manado. Sertifikat ini merupakan hasil program Redistribusi Tanah serta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Penyerahan tiga sertifikat berlangsung secara door to door kepada masyarakat yang berprofesi sebagai tukang kayu, petani dan nelayan.

Tak hanya itu, ia juga menyerahkan sertifikat untuk rumah ibadah di Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Tingkulu. Sertifikat tersebut diperuntukkan bagi GMIM Anugerah Tingkulu dengan jumlah jemaat sebanyak 860 orang dan GMIM Yosua Paal IV dengan jumlah jemaat sebanyak 123 orang.

“Ini menjadi perjalanan dinas pertama saya sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, kami terbiasa bekerja di lapangan untuk menyapa langsung masyarakat,” ujarnya. (syn/mia/jpg)

SUMUTPOS.CO – Sehari pasca dilantik, dua menteri baru langsung tancap gas. Sebagai menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto langsung bertemu sejumlah tokoh. Sementara, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pilih rapat dan kunjungan kerja (kunker).

HADI terpantau menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan mantan Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD. Hadi menemui kedua tokoh itu untuk meminta masukan dan saran. Dia ingin memastikan kondusifitas keamanan sampai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih tidak terganggu.

Kepada awak media, Hadi menyatakan, Gus Yahya dan Mahfud MD merupakan seniornya. Karena itu, dia perlu bertemu mereka berdua. Apalagi Mahfud adalah Menko Polhukam sebelum dirinya. Mantan Panglima TNI itu ingin mengetahui lebih dalam tugas dan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Kemenko Polhukam. “Beliau memberikan arahan dan gambaran banyak sekali, yang tentunya harus saya tindaklanjuti,” kata dia.

Hadi mengaku, dia sudah mendapat informasi yang rinci dari Mahfud. Termasuk yang terkait dengan kerja-kerja Satuan Tugas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (Satgas BLBI), RUU Mahkamah Konstitusi (MK), dan masalah HAM. Informasi itu dia jadikan sebagai bekal untuk melaksanakan tugas lebih kurang delapan bulan ke depan. “Mudah-mudahan dengan informasi yang baik dari Prof. Mahfud, saya bisa melaksanakan tugas dengan baik,” harapnya.

Di tempat yang sama, Mahfud menyampaikan bahwa Hadi merupakan sosok yang baik. Dia percaya penggantinya di Kemenko Polhukam itu mampu melaksanakan tugas-tugas negara. “Saya sudah tahu Pak Hadi sangat cakap untuk melakukan (tugas di Kemenko Polhukam). Sehingga saya tidak memberi kiat-kiat, tetapi memberi (informasi) substansi masalahnya,” beber calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03 tersebut.

Sejak Hadi masih bertugas di TNI dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR), Mahfud sudah sering bekerja bersama Hadi untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Mulai masalah keamanan di Papua sampai mafia tanah. Asalkan substansi masalah yang menjadi tanggung jawab Kemenko Polhukam sudah tuntas, sambung Mahfud Hadi bisa bekerja lebih lincah dari dirinya. “Saya sangat senang dengan Pak Hadi, orangnya saleh juga,” imbuhnya.

Terpisah, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memastikan akan mendukung tugas prioritas Kemenko Polhukam untuk menjaga kondisi dan situasi sampai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih. Pihaknya juga ingin agenda-agenda yang sudah disiapkan bisa terlaksana dengan baik. “NU siap kerja sama dengan Kemenko Polhukam untuk mengupayakan semua yang perlu dilakukan dalam menjaga kondusifitas,” ucap dia.

Berbeda dengan Hadi, AHY langsung tancap gas dengan mengadakan rapat pimpinan di hari pertama kerja. Meski tak lama, AHY menyampaikan sejumlah hal untuk bisa dicatat oleh jajarannya.

Kompak berkemeja putih, AHY bersama Wakil Menteri ATR/BPN Raja Juli Antoni dan jajarannya memulai rapat sekitar pukul 9.30 WIB. Di awal sambutannya, AHY langsung menyampaikan permohonan maaf karena tak bisa mengikuti rapim hingga rampung. Pasalnya, ia mendadak diundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk ikut serta dalam kunjungan kerja meresmikan Bendungan Lolak, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Meski begitu, dirinya ingin tetap hadir dalam rapat sesuai dengan agenda semula. “Saya mohon maaf, seyogyanya dalam rapat terbatas ini saya ingin mendengar langsung apa saja yang jadi isu utama, yang jadi atensi, dan tengah dikerjakan tapi tadi pagi saya mendapat undangan untuk ikut meresmikan Bendungan Lolak, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Tapi saya sempatkan mampir dulu,” paparnya.

Karenanya, AHY meminta agar masing-masing direktorat menyampaikan isu utama dan program yang tengah dijalankan secara spesifik nantinya padanya. Termasuk target dan kendala di lapangan dari program-program yang tengah dikerjakan. Apabila butuh koordinasi khusus dengan kementerian/lembaga, Ketua Umum Partai Demokrat itu meminta agar ada catatan khusus sehingga bisa ia tindaklanjuti. “Kalau ada yang harus dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga lain, tolong diberikan catatan. Saya akan segera lakukan sowan sekaligus koordinasi awal dengan menteri terkait,” tuturnya.

Dalam kesempatan itu, ia pun kembali menegaskan komitmennya untuk belajar cepat mengenai tugas dan fungsi utama Kementerian ATR/BPN. Lengkap dengan target-target yang harus diselesaikan. “Ingat 8 bulan itu waktu yang singkat. Saya sendiri secara langsung mendapat tugas dari Bapak Jokowi kemarin di Istana. Ada sejumlah target yg harus kita penuhi dengan baik,” ungkap Alumni Harvard University ini.

Soal target 100 hari pertama, ia mengungkapkan sudah memiliki sejumlah gambaran. Mulai dari memperkuat sertifikasi elektronik, penyerahan bidang tanah, hingga penuntasan kasus sengketa tanah.

Tak lama setelah membuka rapat, AHY pun langsung beranjak dari ruangan. Ia bergegas menuju bandara lantaran hanya ada satu penerbangan menuju ke Manado kemarin.

Sementara itu, setibanya di Provinsi Sulawesi Utara, AHY langsung melaksanakan kunjungan kerja (kunker) pertamanya. Dalam kunjungan kerja pertamanya ini, AHY bertemu dan berdialog secara langsung dengan masyarakat. Ia coba belanja masalah mengenai proses sertifikasi tanah di daerah.

Dirinya juga menyerahkan 105 sertifikat tanah yang akan diserahkan di Kelurahan Malalayang Dua, Kota Manado. Sertifikat ini merupakan hasil program Redistribusi Tanah serta Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL). Penyerahan tiga sertifikat berlangsung secara door to door kepada masyarakat yang berprofesi sebagai tukang kayu, petani dan nelayan.

Tak hanya itu, ia juga menyerahkan sertifikat untuk rumah ibadah di Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Tingkulu. Sertifikat tersebut diperuntukkan bagi GMIM Anugerah Tingkulu dengan jumlah jemaat sebanyak 860 orang dan GMIM Yosua Paal IV dengan jumlah jemaat sebanyak 123 orang.

“Ini menjadi perjalanan dinas pertama saya sebagai Menteri ATR/Kepala BPN, kami terbiasa bekerja di lapangan untuk menyapa langsung masyarakat,” ujarnya. (syn/mia/jpg)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/