26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tiga Jam Tunggu Dokter, Bayi Baru Lahir Tewas

LUBUKPAKAM- Pasangan suami istri, Muhammad Anwas (34) dan Poniseh (30) warga Lingkungan I Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam kecewa akibat pelayanan RSUD Lubukpakam. Pasalnya, tindakan medis sangat lambat akibatnya bayi yang dikandungnya tewas, setelah keluar dari kandungan ibunya.
Anwas membeberkan, Senin (30/4) sekitar pukul 11.00 WIB istrinya masuk ke ruangan operasi untuk melahirkan.

Tapi, sebelumnya istrinya merupakan pasien bersalin oleh bidan Juliani br Tanjung di Lubukpakam.

Tapi, saat hendak melahirkan sesuai jadwal, Minggu (29/4), karena tidak lahir juga, Senin (30/4) istrinya disarankan ke RSUD Lubukpakam untuk mendapat penanganan lebih lanjut dengan cara operasi.

Karena ada saran itu, Anwas langsung membawa istrinya, sekitar pukul  08.00 WIB  di RSUD Deliserdang untuk menjalani persalinan dengan fasilitas Jampersal (jaminan persalinan).

Sesampainya di RSUD Lubukpakam itu, perawat menyebutkan dr Masjuanda SpOG yang menangani operasinya. Dokter yang disarankan itu tak kunjung datang. Ternyata, setelah tiga jam, dr Masjuanda SpOG tiba di RSUD Deli Serdang. Seketika itu juga dilakukan operasi terhadap Poniseh.

Akhirnya, bayi laki laki berhasil dikeluarkan dari rahim istri Anwas. Hanya saja, bayi malang itu lahir tidak mengeluarkan suara tangisan. Belum sempat diberikan tindakan, bayi itu tewas dan dipindahkan ke ruang flamboyant tempat bayi dirawat. Sedangkan istri Anwas menjalani perawatan ke ruang ICU.
Menjawab kondisi itu, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Deli Serdang, dr Reskhi Jonian didampingi dr Isnaini Dakhry dan dr Evy Hutagalung, menjelaskan pasien merupakan kiriman dari bidan JT yang praktek di Lubukpakam.

Seharunsya, bayi itu lahir Minggu (29/4). Tapi, hasil pemeriksaan terhadap Poniseh, terjadi infeksi 18.400, padahal normalnya 3.500.
Dia menambahkan, bidan itu sudah memberikan obat perangsang agar bayi itu lahir. Tapi bayi itu tidak lahir sehingga dikirim ke RSUD Lubukpakam untuk operasi. “Akhirnya bayi bisa dikeluarkan dengan kondisi, jantungnya lemah dan tidak mengeluarkan suara. Kepala bayi juga tidak normal lagi karena bayi itu sudah mendesak keluar tapi selalu gagal keluar,” sebutnya. (btr)

LUBUKPAKAM- Pasangan suami istri, Muhammad Anwas (34) dan Poniseh (30) warga Lingkungan I Kelurahan Paluh Kemiri, Lubukpakam kecewa akibat pelayanan RSUD Lubukpakam. Pasalnya, tindakan medis sangat lambat akibatnya bayi yang dikandungnya tewas, setelah keluar dari kandungan ibunya.
Anwas membeberkan, Senin (30/4) sekitar pukul 11.00 WIB istrinya masuk ke ruangan operasi untuk melahirkan.

Tapi, sebelumnya istrinya merupakan pasien bersalin oleh bidan Juliani br Tanjung di Lubukpakam.

Tapi, saat hendak melahirkan sesuai jadwal, Minggu (29/4), karena tidak lahir juga, Senin (30/4) istrinya disarankan ke RSUD Lubukpakam untuk mendapat penanganan lebih lanjut dengan cara operasi.

Karena ada saran itu, Anwas langsung membawa istrinya, sekitar pukul  08.00 WIB  di RSUD Deliserdang untuk menjalani persalinan dengan fasilitas Jampersal (jaminan persalinan).

Sesampainya di RSUD Lubukpakam itu, perawat menyebutkan dr Masjuanda SpOG yang menangani operasinya. Dokter yang disarankan itu tak kunjung datang. Ternyata, setelah tiga jam, dr Masjuanda SpOG tiba di RSUD Deli Serdang. Seketika itu juga dilakukan operasi terhadap Poniseh.

Akhirnya, bayi laki laki berhasil dikeluarkan dari rahim istri Anwas. Hanya saja, bayi malang itu lahir tidak mengeluarkan suara tangisan. Belum sempat diberikan tindakan, bayi itu tewas dan dipindahkan ke ruang flamboyant tempat bayi dirawat. Sedangkan istri Anwas menjalani perawatan ke ruang ICU.
Menjawab kondisi itu, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Deli Serdang, dr Reskhi Jonian didampingi dr Isnaini Dakhry dan dr Evy Hutagalung, menjelaskan pasien merupakan kiriman dari bidan JT yang praktek di Lubukpakam.

Seharunsya, bayi itu lahir Minggu (29/4). Tapi, hasil pemeriksaan terhadap Poniseh, terjadi infeksi 18.400, padahal normalnya 3.500.
Dia menambahkan, bidan itu sudah memberikan obat perangsang agar bayi itu lahir. Tapi bayi itu tidak lahir sehingga dikirim ke RSUD Lubukpakam untuk operasi. “Akhirnya bayi bisa dikeluarkan dengan kondisi, jantungnya lemah dan tidak mengeluarkan suara. Kepala bayi juga tidak normal lagi karena bayi itu sudah mendesak keluar tapi selalu gagal keluar,” sebutnya. (btr)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/