Gerakan Nasional Anti Nurdin Halid
MEDAN-Aksi penolakan kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI, serta penolakan pencalonan kembali ketua dua periode itu merebak di sejumlah kota di tanah air. Ribuan suporter menuntut ketua umum PSSI Nurdin Halid mundur dari jabatannya.
Di Jakarta, suporter mendatangi kantor kementerian pemuda dan olahraga (kemenpora) serta menuntut agar menpora segera membekukan PSSI. Menurut koordinator suporter asaln Jakarta Sangab Surbakti, pihaknya menyesalkan sikap ketua umum PSSI Nurdin Halid dan pengurus PSSI lainnya yang tak merespon tuntutan masyarakat bola Indonesia. Bahkan, lanjutnya, pengurus PSSI lebih memilih tidak berkantor daripada harus menemui para pengunjuk rasa.
Karena itu suporter yang terdiri dari suporter tersebut lantas mengambil langkah tegas dengan menyegl kantor PSSI dari pada tidak digunakan. Nah, melihat gerakana tersebut masih belum bisa menyadarkan Nurdin bahwa dirinya lagi dikehendaki oleh masyarakat sepak bola Indonesia sebagai ketum PSSI, pengunjuk rasa meminta campur tangan Menpora.
“Kementerian ini yang berwenang mengurusi olahraga di tanah air. Kami ingin Menpora bisa menunjukkan kebijakannya dan mengambil langkah tegas terhadap PSSI,” kata lelaki yang berprofesi sebagai pengacara tersebut.
Selain menerobos masuk ke halaman kantor Menegpora, ribuan suporter dari berbagai daerah di Indonesia tersebut juga menyerahkan kunci gembok yang digunakan untuk menyegel kantor PSSI, sehari sebelumnya, Rabu (22/2). Mereka ingin menunjukkan bahwa masyarakat pecinta sepak bola siap mendukung langkah Menpora memperbaiki PSSI
“Kami menyerahkan kunci ini kepada Menpora agar tidak lagi digunakan oleh Nurdin dan kroninya. Jangan sampai aset tersebut ditempati lagi oleh para mafia. Selainj itu, segera ambil langkah tegas bekukan NUrdin,” ujar lelaki yang mengaku mantan penjaga gawang Persija U-21 tersebut.
Sekitar pukul 13.55 para pendemo akhirnya ditemui oleh perwakilan dari Menpora Djoko Pekik Irianto. Lelaki yang menjabat sebagai Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Menpora tersebut menerima kunci gembok tersebut secara simbolik dari perwakilan Pendemo, Sangab.
“Tentu kami akan mengambil langkah terbaik untuk sepak bola Indonesia. Kami ingin amanh dari anda semua bisa kami laksanakan dengan maksimal,” tutur Djoko Pekik.
Lelaki yang bergelar professor tersebut juga berjanji akan melakukan koreksi-koreksi terhadap semua aturan yang dikeluarkan oleh PSSI. Apakah aturan tersebut sesuai dengan aturan FIFA atau hanya mengada-ada.
“Kami akan secepatnya bergerak. Kami juga memiliki harapan yangs ama seperti anda semua,” tandasnya.
Namun, para pengunjuk rasa tetap merasa tidak puas. Mereka mengeluarkan ultimatum bila sampai tiga hari tidak ada kemajuan dan tindak lanjut atas tuntutan pecinta sepak bola untuk segera mebekukan PSSI, dipastikan gejolak tersebut akan semakin membesar di daerah.
“Kami bukan mengancam. Tapi, kami tidak ingin hanya mendengarkan janji. Kami ingin segera ada tindakan realistis sehingga apa yang telah lakukan oleh para suporter saat ini benar-benar bisa merevolusi PSSI,” tegas Sangab.
Di Medan, suporter Medan Cinta Kinantan (Smeck) biasanya mendukung PSMS Medan saat melakoni pertandingan juga turun ke jalan, melakukan aksi menentang kemimpinan Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI selanjutnya, periode 2011-2015. Kemarin, Kamis (24/2) pagi, ratusan Smeck Holigan berbaju khas hijau, berkumpul di depan Stadion Teladan Medan. Merek membawa sejumlah atribut serta keranda mayat sebagai simbol matinya matinya kejayaan PSSI di bawah kepemimpinan Nurdin Halid .
Dari Teladan, suporter berkonvoi menggunakan sepeda motor dan odong-odong menuju Budaran Majestyk di Jalan Gatot Subroto Medan. Dari sini, meraka long march menuju Setariatan PSSI Sumut di Jalan Skip Baru, Medan Petisah.
Didepan kantor PSSI Sumut, para Smeck Holigan yang kecewa karena ruko 2 lantai itu kosong. Sejumlah pengurus PSSI belum ngantor hingga siang hari. Tak habis akal, suporter tetap berorasi menentang kepemimpinan Nurdin Halid yang dituding ditunggangi para elit politik.
Selain orasi, massa membagi brosur penolakkan serta melakukan aksi treatikal dengan membawa kerenda mayat.
“Bayangkan saja pada statuta FIFA Pasal 32 ayat 2 menyatakan anggota komite eksekutif tidak boleh cacat hukum seperti Nurdin yang terbukti korupsi dan menyandang bekas mantan napi,” tegas kordinator aksi Bobi Septian.
Dari sekretaris PSSI, massa bergerak ke Kantor Wali Kota Medan. Dalam orasinya, Bobi meminta Wakil Wali Kota Medan Drs H Dzulmi Eldin MSi dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum PSMS tidak mendukung kepemimpinan Nurdin Halid. “Kita minta Pak Eldin hadir di sini sekarang juga dan memberi pernyataan tidak mendukung kepemimpinan Nurdin Halid,” ujar Bobi.
Aksi itu sendiri disambut Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Medan, Hanas Hasibuan. Kepada suporter, Hanas hanya menyatakan mendukung apa pun yang terbaik bagi persepakbolaan di tanah air.
Tidak hanya di Medan, tuntutan reformasi di tubuh PSSI serta aksi tolak Nurdin Halid meluas hingga Kabupaten Batubara. “Turunkan Nurdin, Turunkan Nurdin. Tolak Nurdin Halid!” teriak earusan pengunjuk rasa sembari mengacung-acungkan spanduk dan poster berisi kecaman terhadap Nurdin Halid di sekretatiat PSSI Cabang Batubara.
Koornator aksi, Rizal Siregar mengatakan pecinta sepakbola di Batubara juga menginginkan revolusi di tubuh PSSI. “Kami menolak Nurdin Halid untuk menduduki jabatan di PSSI. Haram hukumnya mendukung Nurdin jadi Ketua PSSI lagi,” ujar Rizal Siregar.
Aksi ini mendapat sambutan Ketua PSSI Cabang Batubara Ahmad Yusro. “Kita menginginkan PSSI Sumatera Utara ikut mendukung reformasi di tubuh PSSI dan menolak Nurdin Halid kembali duduk di PSSI,” ungkap Ahmad Yusro yang disambut para suporter. (jpnn/mag-7/ari/smg)