28 C
Medan
Friday, September 27, 2024

Dengan Media Pembelajaran Sederhana, Guru di Karo Dorong Kemampuan Numerasi Anak Didik

KARO, SUMUTPOS.CO – Krativitas dan inovasi guru memiliki peran sangat penting dalam menanamkan dan mengembangkan kemampuan numerasi anak didiknya. Peran aktif guru dapat dilihat dari ide-idenya menciptakan metode pembelajaran baru yang menarik, mudah dipahami, efektif, sederhana dan tidak membosankan.

Hal ini akan membuat siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar. Siswa juga lebih aktif dan lebih mudah memahami konsep numerik. Selain itu, guru juga dapat menerapkan strategi-strategi lain, seperti berlajar sambil bermain, memadukan matematika dengan mata pelajaran lain, serta menggunakan media pembelajaran sederhana yang mudah didapat di lingkungan sekolah maupun sekitar tempat tinggal masing-masing.

Konsep pembelajaran ini yang tengah dikembangkan oleh Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan Pendampingan Guru dan Sekolah mitra Tanoto Foundation di Kabupaten Karo. Tim Project bernama Fasda Pro SD/MI ini merangkul masing-masing tiga guru kelas dari 18 Sekolah Dasar yang tersebar di empat Kecamatan sebagai sasaran.

Para guru kelas 1 hingga 4 ini SD ini diarahkan berinovasi menciptakan metode pembelajaran menggunakan media sederhana yang gampang didapat baik di lingkungan sekolah dan rumah. Seperti karton, kertas, wadah minuman ringan, buku bekas dan barang bekas lainnya. Barang-barang tersebut lalu dibentuk menjadi produk jadi yang mendukung pembelajaran numerik.

Saat Tim Tanoto Foundation wilayah Sumatera Utara melakukan monitoring di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Berastagi, Rabu (18/9). Fasda Pro SD/MI yang terdiri dari Edi Suranta, Hari Sucipto, Seriaty Saragih, Siti Fatimah Sinulingga dam Sermaulipa Simbolon, terlihat tanya jawab denga para guru terkait sample media pembelajaran yang mereka bawa dan ciptakan.

Sebagai pertukaran ide dan informasi, setiap kelompok disuruh melakukan presentasekan sample dan cara meng-implementasikan medianya. Fasilitator Daerah, Siti Fatimah Sinulingga yang ditemui di sana mengaku, ide-ide kreatif tersebut diciptakan sendiri oleh para guru. Mereka bebas mendapatkan media baik dari lingkungan fisik ataupun sosial afektif. Siti mengaku dalam waktu dekat metode pengajaran baru ini akan segera diterapkan dan disesuaikan di tingkat kelas.

“Meski belum dipraktekkan, tapi kita yakin metode ini akan berhasil meningkatkan kemampuan numerik para siswa. Karena dengan media numerasi ini, anak didik akan lebih gampang memahami dan meningkatkan kreatifitas mereka,” ujarnya. Lebih lanjut Siti mengatakan, metode pengajaran ini bukan merupakan hal yang baru di dunia pendidikan. Namun penerapannya baru terlaksana secara baik dan optimal melalui Project Tanoto Foundation.

Lalu bagaimana pihaknya menyempurnakan program ini? Siti mengaku selama ini pihaknya sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan pelatihan dengan para guru sasaran. Karena lokasi sekolah masing-masing lokasinya berjauhan, pihaknya dan peserta aktif berdiskusi dalam group WA yang telah mereka buat. Metode ini kata Siti akan segera dipraktekkan para guru di kelas masing-masing.

Ada beberapa media numerasi yang dipamerkan dan dipraktekkan para guru di sana. Ada media penjumlahan, perkalian, pengurangan dengan media bentuk permainan domino bersambung.

Ada juga yang menggunakan penjumlahan dengan media replika uang, replika jam dinding, kubus, segitiga yang ditempel di kertas karton. “Kreatifitas guru yang sangat diperlukan di sini. Metode ini juga sejalan dengan Kurikulum Merdeka,” tandasnya.

Meri, salah seorang guru kelas 4 SD yang ikut dalam project ini mengaku senang dan merasa tertantang. “Metode ini sangat menyenangkan karena masih sangat jarang kami lihat. Selain untuk mengasah otak, kami juga merasa tertantang untuk menciptakan ide-ide kreatif lainnya,” akunya.

Mesri Yanti Gultom selaku Project Management Unit Facilitator Tanoto Foudation sangat mengapresiasi media pembelajaran yang diciptakan para guru. “Media pembelajaran yang digunakan sangat mudah dipahami.

Numerasi ini tidak melulu mengenai matematika. Tapi terintegrasi juga dengan mata pelajaran yang lain juga. Cara ini dapat menghilangkan momok menakutkan tentang pelajaran matematika. Media yang guru-guru buat sangat menginspirasi dan membanggakan,” pujinya. (deo)

KARO, SUMUTPOS.CO – Krativitas dan inovasi guru memiliki peran sangat penting dalam menanamkan dan mengembangkan kemampuan numerasi anak didiknya. Peran aktif guru dapat dilihat dari ide-idenya menciptakan metode pembelajaran baru yang menarik, mudah dipahami, efektif, sederhana dan tidak membosankan.

Hal ini akan membuat siswa lebih antusias dan semangat dalam belajar. Siswa juga lebih aktif dan lebih mudah memahami konsep numerik. Selain itu, guru juga dapat menerapkan strategi-strategi lain, seperti berlajar sambil bermain, memadukan matematika dengan mata pelajaran lain, serta menggunakan media pembelajaran sederhana yang mudah didapat di lingkungan sekolah maupun sekitar tempat tinggal masing-masing.

Konsep pembelajaran ini yang tengah dikembangkan oleh Fasilitator Daerah (Fasda) Perubahan Pendampingan Guru dan Sekolah mitra Tanoto Foundation di Kabupaten Karo. Tim Project bernama Fasda Pro SD/MI ini merangkul masing-masing tiga guru kelas dari 18 Sekolah Dasar yang tersebar di empat Kecamatan sebagai sasaran.

Para guru kelas 1 hingga 4 ini SD ini diarahkan berinovasi menciptakan metode pembelajaran menggunakan media sederhana yang gampang didapat baik di lingkungan sekolah dan rumah. Seperti karton, kertas, wadah minuman ringan, buku bekas dan barang bekas lainnya. Barang-barang tersebut lalu dibentuk menjadi produk jadi yang mendukung pembelajaran numerik.

Saat Tim Tanoto Foundation wilayah Sumatera Utara melakukan monitoring di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Berastagi, Rabu (18/9). Fasda Pro SD/MI yang terdiri dari Edi Suranta, Hari Sucipto, Seriaty Saragih, Siti Fatimah Sinulingga dam Sermaulipa Simbolon, terlihat tanya jawab denga para guru terkait sample media pembelajaran yang mereka bawa dan ciptakan.

Sebagai pertukaran ide dan informasi, setiap kelompok disuruh melakukan presentasekan sample dan cara meng-implementasikan medianya. Fasilitator Daerah, Siti Fatimah Sinulingga yang ditemui di sana mengaku, ide-ide kreatif tersebut diciptakan sendiri oleh para guru. Mereka bebas mendapatkan media baik dari lingkungan fisik ataupun sosial afektif. Siti mengaku dalam waktu dekat metode pengajaran baru ini akan segera diterapkan dan disesuaikan di tingkat kelas.

“Meski belum dipraktekkan, tapi kita yakin metode ini akan berhasil meningkatkan kemampuan numerik para siswa. Karena dengan media numerasi ini, anak didik akan lebih gampang memahami dan meningkatkan kreatifitas mereka,” ujarnya. Lebih lanjut Siti mengatakan, metode pengajaran ini bukan merupakan hal yang baru di dunia pendidikan. Namun penerapannya baru terlaksana secara baik dan optimal melalui Project Tanoto Foundation.

Lalu bagaimana pihaknya menyempurnakan program ini? Siti mengaku selama ini pihaknya sudah beberapa kali melakukan pertemuan dan pelatihan dengan para guru sasaran. Karena lokasi sekolah masing-masing lokasinya berjauhan, pihaknya dan peserta aktif berdiskusi dalam group WA yang telah mereka buat. Metode ini kata Siti akan segera dipraktekkan para guru di kelas masing-masing.

Ada beberapa media numerasi yang dipamerkan dan dipraktekkan para guru di sana. Ada media penjumlahan, perkalian, pengurangan dengan media bentuk permainan domino bersambung.

Ada juga yang menggunakan penjumlahan dengan media replika uang, replika jam dinding, kubus, segitiga yang ditempel di kertas karton. “Kreatifitas guru yang sangat diperlukan di sini. Metode ini juga sejalan dengan Kurikulum Merdeka,” tandasnya.

Meri, salah seorang guru kelas 4 SD yang ikut dalam project ini mengaku senang dan merasa tertantang. “Metode ini sangat menyenangkan karena masih sangat jarang kami lihat. Selain untuk mengasah otak, kami juga merasa tertantang untuk menciptakan ide-ide kreatif lainnya,” akunya.

Mesri Yanti Gultom selaku Project Management Unit Facilitator Tanoto Foudation sangat mengapresiasi media pembelajaran yang diciptakan para guru. “Media pembelajaran yang digunakan sangat mudah dipahami.

Numerasi ini tidak melulu mengenai matematika. Tapi terintegrasi juga dengan mata pelajaran yang lain juga. Cara ini dapat menghilangkan momok menakutkan tentang pelajaran matematika. Media yang guru-guru buat sangat menginspirasi dan membanggakan,” pujinya. (deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/