MEDAN, SUMUTPOS.CO – DPD Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat (PERBARINDO) Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan kegiatan Pelatihan Aplikasi SI-INSAF dan SIPPATUH untuk tingkat kualitas Direksi, Perjabat Eksekutif dan Karyawan Bank Perekonomian Rakyat (BPR) dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS).
Adapun Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, Pertama pelatihan Aplikasi Digital SI-INSAF untuk Penerapan Strategi Anti Fraud dan pelatihan Aplikasi Digital SIPPATUH untuk Penerapan Fungsi Kepatuhan pada BPR-BPRS.
Kegiatan ini bertempat di Hotel Grand Central Premiere, Jalan Putri Merak Jingga No.3A Medan, dengan menghadirkan narasumber dari Creva Business Consulting, Fernando A. Siahaan, S.E.,M.M. dari Jawa Timur.
Kegiatan ini juga dihadiri dan dibuka langsung oleh Mangasi Yusliani selaku Deputi Direktur Kantor OJK Sumatera Utara mewakili Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sumatera Utara.
“OJK sangat mengapresiasi pelatihan yang dilaksanakan oleh Perbarindo secara berkelanjutan untuk peningkatan kualitas SDM yang nantinya akan sangat menbantu OJK dalam melakukan pengawasan,” kata Mangasi Yusliani dalam sambutannya, Sabtu (11/10)
Mangasi juga menambahkan pemanfaatan perkembangan tekonologi sangat membantu, namun perlu diingat perkembangan ini juga berdampak negatif dan sangat berisiko terjadinya fraud terutama untuk Industri Perbankan.
Menurutnya, hal ini sangat penting dilakukan mitigasi agar tidak menjatuhkan reputasi Bank yang akan berdampak juga terhadap ekonomi masyarakat. Kepatuhan seluruh insan Perbankan terhadap Ketentuan dan Prosedur perlu diperhatikan dalam mencegah Fraud dan disarankan dijadikan sebagai Budaya Kerja. Sebagian besar Bank yang ditutup oleh OJK adalah akibat terjadinya Fraud.
Ketua DPD Perbarindo Sumut Hardey Sabar MT Silaban menyampaikan pelatihan ini dilaksanakan untuk menyikapi POJK Nomor 12/2024 tentang Strategi Anti Fraud yang didukung dengan penerapan Fungsi Kepatuhan yang baik.
“Kompleksitas operasional BPR-BPRS sangat memungkinkan terjadinya Fraud, oleh karena itu Kepatuhan seluruh jajaran menjadi sangat penting. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu BPR menyusun dan melaksanakan strategi anti Fraud yang tepat serta membantu meningkatkan dan mengawasi pelaksanaan fungsi kepatuhan,” kata Hardey.
Sementara itu, Sekretaris Perbarindo Sumut, Mery Sulianty H.Sitanggang melaporkan bahwa pelatihan ini dilaksanakan untuk membantu BPR-BPRS dalam membuat dan menyusun strategi, melaksanakannya, memantau serta memudahkan pembuatan laporan-laporan wajib ke OJK.
Dia mengatakan, pelatihan ini diikuti oleh 19 Peserta di hari Pertama dan 21 Peserta di hari Kedua yang berasal dari 16 BPR-BPRS di Sumut dan juga Aceh.
“Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi akan mempercepat dan meminimalkan risiko kesalahan. Penyusunan strategi dan Pelaporan yang baik akan meningkatkan tata Kelola BPR dan menjadikan industri BPR-BPRS kedepannya akan menjadi lebih sehat dan berdaya saing tinggi,” ujar Mery.
Turut hadir pada saat Pembukaan tersebut Pengurus DPD Perbarindo Sumut antara lain Adi Junianto dan Hamonangan J.Gultom.(san)